Bali, 2013
Kepergian Popo begitu mendadak, begitu cepat. Nggak ada tanda-tanda sama sekali. Banyak yang tanya kenapa Popo bisa meninggal, kok dadakan banget, memang sebelumnya sakit apa dan sebagainya.
Jujur, aku sendiri sampai hari ini juga nggak paham. Masih aja tanya sama Tuhan, kenapa harus pakai acara yang "nggak biasa" atas kepergian Popo yang begitu cepat. Mengutip dari status Facebook Mama, Popo terkesan pergi terburu-buru. I don't know either she was too eager to meet Father in heaven or vice versa... or maybe both. Karena kata Mama, Popo sempat ngomong, "Papa kamu (maksudnya kakek) enak, ya, sudah di surga?". Jadi mungkin ini merupakan salah satu 'tanda' yang diberikan Popo sendiri.
Popo tiba-tiba terkena serangan stroke ringan, tepat di hari ulang tahun Josh yang pertama. Kabar pertama yang aku terima, Popo jatuh di toilet. Setelah dikonfirmasi, ternyata Popo terkena serangan ketika sedang nyisir rambut di depan wastafel, siap-siap mau berangkat ke Bogor, ke acara ulang tahun pertama cicitnya.
Aku sengaja bikin reuni keluarga kecil-kecilan di acara ulang tahun Josh. Siapa yang tahu reuni tersebut berubah haluan di dalam event seperti ini. Rencana Tuhan memang nggak ada yang pernah tahu. Yang pasti kami semua percaya, Popo sudah di tempat terbaik bersama Tuhan.
Masa-masa berduka, puji Tuhan sudah lewat. Kalau ditanya masih sedih atau nggak, mungkin masih, tapi hanya sedikit. Kalau kangen, nggak usah ditanya. I miss Popo every day. I miss her bubbly personality, I miss the way she laughs, I miss her cooks and everything.
Sebagai cucu yang sempat diurus dan bertumbuh dewasa dengan figur nenek dan kakek, banyaaaak momen yang sudah aku lewati bersama mereka. Alm. Kungkung (kakek) sudah pergi lebih dulu di tahun 2009, ketika aku sampai di Guang Zhou untuk kuliah. Baik Kungkung maupun Popo, keduanya punya peran yang cukup besar dalam hidup aku.
Waktu Kungkung meninggal, aku sama sedihnya. Sayangnya, aku nggak sempat berbagi momen tentang Kungkung di blog lama karena waktu tahun pertama di China belum ada free proxy, nggak bisa mengakses Blogspot.
So I decided to share few moments about them, to let you know how much I love (and miss) them so much.
Ini segelintir aja, sih. Maklum, memori otak udah nggak bisa diubek-ubek lagi, yang penting selalu diingat dalam hati, yaaa (:
1) Sejak kecil, aku les Mandarin dengan Popo, bareng dengan adikku dan sepupu lainnya. Lesnya di loteng rumah Popo yang lama. Aku inget banget Popo kalau lagi ngajar galaknya minta ampun. Kalau dikasih PR tapi nggak dikerjain, pasti kena omel. Tapi selesai les, Popo ya jadi Popo, kembali menjadi baik hati dan masakin makanan yang enak-enak buat cucu-cucunya, hahaha.
2) Setiap tahun, event yang paling aku nantikan adalah Hari Raya Imlek. Di malam Imlek, kami sekeluarga dari pihak Mama pasti berkumpul dan Popo masak makanan yang enaknya heboh banget dan pastinya nggak kalah sama restoran bintang lima. Menunya rata-rata 'kedagingan', sih, ada ayam rebus, ayam panggang, babi panggang, beberapa masakan tradisional dengan nama Chinese yang sayangnya aku lupa apa aja namanya!
Salah satu masterpiece-nya Popo. Setahun sekali makan beginian. Seinget aku, nama makanan ini artinya emas atau uang, karena bentuknya seperti koin logam yang dipakai orang Cina jaman dulu. Menurut Popo, bikin ini susah dan harus sabar. Sayang banget, aku nggak sempat belajar gimana cara bikin ini ):
3) Sejak dulu Kungkung nggak bisa diam dan suka keliling di komplek perumahan kami dulu. Wah, siapapun pasti kenal, deh, siapa si Kungkung ini. Kungkung juga suka bawa motor, ngajakin cucunya jalan-jalan sore. Waktu kami (para cucu) mulai sekolah, kami sering diantar jemput oleh Kungkung. Bahkan sampai aku SMA, kalau lagi nggak bawa motor ke sekolah, tinggal telepon Kungkung minta tolong dijemput, dalam beberapa menit Kungkung udah sampe, deh, di parkiran sekolah.
4) Waktu SMP, kalau orangtua sedang business trip, sahabatku, Kina,
suka datang nginap di rumah. Nah, biasanya Popo suka datang bawain
makanan atau masakin di rumah. Malamnya, Kungkung yang ngeronda jagain
dua gadis di rumah, deh, sampai pagi.
5) Di usia lanjut, Popo masih sehat bugar dan nggak pikun. Biasanya nenek-nenek, mah, udah males belajar pake gadgets, tapi Popoku mau belajar pake smartphone, lho. Di masa kejayaan Blackberry, Popo lancar BBM-an. Terus beberapa tahun belakangan ini, Popo ganti hape dan akhirnya bisa WA-an, plus bisa videocall juga. Cukup canggih, kan, untuk usia 70-an?
Suatu hari, Popo pernah vidcall aku. Pas udah nyambung, layar hapeku gelap. Terus si Popo ngomong, "Kamu bisa liat Popo nggak?". Aku bilang, nggak bisa. Ternyataaa, si Popo nempelin satu mukanya di layar depan hapenya sendiri dong, ya jelas kagak keliatan, hahahahaha. Si Popo langsung ngakak ngetawain diri dia sendiri LOL
6) Sehari setelah Popo meninggal, aku ngubek isi laptop untuk liat foto-foto lama dengan Popo untuk kangen-kangenan. Aku nemu salah satu screenshots chat dari Popo. Waktu itu aku masih kuliah dan Popo bilang aku musti makan banyakan. Aku bilang nggak mau karena udah gendut. Terus Popo bales, "Gapapa gendut, asal boyfriend kamu nggak ninggalin kamu." Sumpah, ini kocak banget. Kebayang Popo ngomong ini aku langsung ketawa hahahaha
Foto terakhir bertiga dengan Popo tahun lalu pas aku lagi hamil. Suka banget liat senyum Popo di sini.
7) Suatu hari, waktu aku masih SMA kelas 3 dan tinggal serumah dengan Popo, aku bertengkar dengan Mama sampai suara aku lumayan tinggi di telepon dan akhirnya nangis nggak keruan. Popo nyamperin aku ke kamar dan elus-elus punggung aku. Popo bilang satu kalimat yang nggak pernah aku lupa. "Namanya anak sama orangtua pasti ada berantemnya. Tapi semarah-marahnya Mama kamu sama Popo, Mama nggak pernah berteriak kencang kayak kamu tadi. Jangan, yah... minta maaf sama Mama kamu." Tuh, kan, ngetiknya aja bikin mata berkaca-kaca lagi, deh... )':
Sosok wanita yang paling penting dalam hidup
8) Selama hampir 6 bulan terakhir ini, setiap hari Minggu kami dari Bogor cukup rutin ngunjungin Popo di Jakarta. Setelah ibadah di gereja, kami main ke tempat Popo. Walaupun tinggal bareng Yiyi (sebutan untuk adik perempuan Mama), hampir setiap hari Popo sendirian di rumah.
Nggak tau kenapa, pengen aja gitu tiap minggu visit Popo. Apalagi sejak ada Josh, Popo senang banget dikunjungi. Josh pun selalu ketawa tiap ketemu Tai Po (nenek buyut)-nya. Padahal Josh itu suka jutek sama orang yang jarang ketemu. Baru bangun tidur di mobil aja, begitu ketemu Popo langsung ketawa lebar banget. They definitely love each other.
Setiap kami mau datang, Popo always told us to not eat anything because she would cook some meal for us. Terus tiap mau pulang, kami pasti dibekalin banyak makanan. Nggak lupa saat kami masuk ke mobil, Popo titip pesan, "Kalau ada waktu, minggu depan datang lagi, ya. Popo nggak tau sampai kapan bisa ketemu Josh...". Biasanya aku cuma jawab, "Ah, masih banyak waktu kok, Po.". Ternyata, sekali lagi... Popo mungkin udah tau kapan dia akan pergi, ya. Ah... I really really miss you so much, Po. Wish I could hug you now...
Ini pertama kali mereka berdua ketemu. So sweet, ya?
Hari Minggu kemarin, kami sempat ngumpul sebentar untuk baca surat wasiat yang ditinggalkan Popo. Ada tiga surat, salah satunya ditujukan untuk anak-anak Popo. Inti dari surat yang ditulis Popo, sebagai saudara kandung harus saling rukun, dan jangan lupa untuk menjaga rumah tangga masing-masing dengan baik. Popo juga bilang beliau nggak rela pergi meninggalkan kami semua, tapi ini semua sudah jalannya setiap manusia.
Terima kasih Popo untuk semuanya. Sampai ketemu di Surga, ya, Popo.
Terima kasih Popo untuk semuanya. Sampai ketemu di Surga, ya, Popo.
亲爱的婆婆,
Moga diberi kekuatan dan kebaikan serta kesabaran.
ReplyDeleteApa pengalaman yang paling berkesan dengan POPO?
terima kasih dan salam kena
Ikut berduka cita ya Jane...
ReplyDeleteThank you ya ko Arman (:
DeleteTurut berduka cita Jane atas meninggalnya phopho, skrg pho2 sudah kumpul bersama dengan Bapa di surga. Semoga keluarga yang ditinggalkan diberikan kekuatan dan roh penghiburan. Amin...
ReplyDeleteBacanya sedih...sampe berkaca2
Nulisnya juga berkaca-kaca ci hiks
DeleteAminnn. Thank you banget ya *hugs*
Jane, deepest condolences for you and your family .. Hug hug
ReplyDeleteThank you ya cii *virtual hugsss*
Delete