Baca: Books Love #6: Favorite 10 Books I Read During School Years
Sedikit pembukaan, yaa.
Pada dasarnya, aku memang lebih suka buku fiksi. Belakangan ini baru sadar, 'kerjaan' sebagai ibu rumah tangga bikin aku lebih banyak menghabiskan waktu di rumah (aja). Supaya otak nggak tumpul, kayaknya harus lebih banyak mengkonsumsi bacaan yang lebih bermutu, yang bikin otak bekerja lebih banyak. Bukan berarti buku fisik itu nggak mutu, ya. Seringnya malah belajar banyak juga dari novel. Demi mencapai pribadi yang lebih baik lagi (cieee), memang harus membiasakan diri baca buku-buku fiksi, spesifiknya genre self development.
Beberapa buku di bawah ini pun hampir semuanya non fiksi. Meski topiknya masih tergolong ringan, tapi kemajuan lah, nggak novel cinta-cintaan mulu, hahaha.
1. Bringing Up Bebe
Aku sama sekali nggak familiar dengan gaya parenting Perancis, setelah baca buku ini sangat membuka mata.
Budaya parenting kita kayaknya lebih mengadopsi gaya parenting Amerika yaa. Standar dan tips-tips yang diterapkan biasa dari sana semua. Kayak sleep training, baby led-weaning, sistem time out, dan lain-lain. Aku pun juga seneng belajar dari ibu-ibu bule. Mereka terlihat cool dan woles dalam mendidik anak-anak. Setidaknya apa yang sering aku liat di Youtube dan film, sih. Kelar baca buku ini, ternyata ibu-ibu Perancis lebih kece lagi!
Tau nggak, sih, orangtua di Perancis lebih suka menggunakan istilah "educate" daripada "discipline" dalam mendidik anak-anaknya. Kata disiplin kayaknya lebih terkesan 'berat', 'strict' dan mengandung hukuman. Meski nggak berhubungan dengan dunia pendidikan, educate atau edukasi ini dirasa lebih tepat aja bagi mereka, karena memang tugas orang tua untuk "mengedukasi" anak-anak kita sejak dini.
Buat orangtua Perancis, menghadapi young children atau anak-anak kecil harus sama seperti orang dewasa. Contoh dari hal kecil, nggak ada yang namanya "kids menu", semua harus makan makanan yang sama di atas meja. Anak kecil nggak harus melulu mendapat perlakuan istimewa. Kebalik banget dengan budaya kita yang kalau liat anak jumpalitan nggak bisa diem atau disuruh melakukan sesuatu tapi anaknya males-malesan, pasti deh orangtuanya langsung defensive, "Ah, namanya juga anak-anak." Sounds familiar? *ngacung tangan*
Mempelajari tradisi dan kebiasaan parenting dari negara yang berbeda, sangat membantu kita untuk lebih kreatif lagi dalam mendidik anak kita sendiri. Nggak harus diaplikasikan seluruhnya, sih. Yang baik dan memang bisa diterapkan, kenapa nggak dicoba?
Buat mommies yang suka baca buku, I recommend to read this book!
2. My Morning Routine
Buat yang nggak familiar, My Morning Routine ini mengulas rutinitas paginya orang-orang, dari berbagai jenis profesi. Duluuuuu banget, aku pernah iseng submit morning routine versi aku dan dimuat. Pikir-pikir waktu itu kece banget nih dimuat di situs internasional. Padahal bukan siapa-siapa dan morning routine-nya sok sok keren. Mana kebanting banget dengan profil morning routine yang sekarang ini. Ya, CEO ini lah, CEO itu lah, aku mah debu. Nih, silakan kepoin morning routine Jane Reggievia. Tetep ngasih link biar dibaca, hahahaha!
Isi buku ini sesuai dengan judul. Menariknya, bab buku ini berdasarkan beberapa topik. Misalnya, topik self-care, meditation dan parents. Di setiap akhir bab, ada bagian evaluasi untuk diri sendiri. Setelah baca bab ini, kira-kira apa, sih, yang bisa kita pelajari dan terapkan di kehidupan sehari-hari?
Secara isi, buku ini cukup ringan. Pas dibaca di waktu senggang sambil ngopi. Terus, bacanya juga nggak perlu urut, bebasss mau baca topik yang mana dulu.
3. L'art de la Simplicite
Topik organizing dan live more with less ala-ala masyarakat Jepang emang booming banget ya beberapa tahun belakangan ini. Semua orang berbondong-bondong untuk mencoba gaya hidup Japanese yang memang layak dicontoh ini.
Buku ini juga membagikan tentang topik tersebut. Si penulis adalah seorang berkewarganegaraan Perancis, tinggal di Jepang dan sangat terinspirasi dengan filosofi orang Asia. Dominique membahas hal-hal yang dapat membantu kita untuk lebih bisa menikmati hidup, mulai dari membersihkan rumah, membuang barang-barang yang tak terpakai, punya pola makan yang sehat, meditasi, dan lain-lain.
Buku ini cukup menginspirasi aku, sih. Tapi khusus di chapter tentang "eat mindfully", rasanya belum bisa nih.
Yang suka bukunya Marie Kondo, mungkin suka juga dengan buku ini.
Speaking of Marie Kondo, sebenernya aku belum baca lho. Should I read it?
4. Aruna dan Lidahnya
Seperti biasa, sebelum nonton filmnya yang akan tayang di akhir September ini, kudu eksekusi bukunya terlebih dahulu.
Novel ini menceritakan tentang persahabatan Aruna, Bono dan Nad. Meski memiliki profesi dan sifat yang berbeda-beda, ketiganya punya obsesi yang sama, yaitu makanan.
Karakter dalam novel ini digambarkan dalam usia 30an, sementara novel Indonesia yang biasa aku baca di sekitaran usia 20an, jadi memberikan aku sudut pandang yang berbeda juga.
Siap-siap ngiler aja ketika penulis mendeskripsikan setiap makanan. Aku aja nelen ludah berkali-kali waktu Aruna dan temen-temennya ngebahas setiap jenis makanan. Baca novel aja udah ngiler, yak, apalagi nonton visualnya nanti. Kayaknya mesti siap nyelundupin siomay batagor pas nonton filmnya nanti :P
5. Off the Record
Sesuai dengan judulnya, Ria membocorkan cerita di balik setiap videonya, seperti menceritakan proses syuting yang mungkin mengalami kendala atau drama dll. Pertanyaan umum seperti "videografernya ikutan makan nggak, sih?" akan kalian temukan jawabannya di buku ini.
Ria juga 'membocorkan' beberapa cerita personalnya di buku ini, namun sayangnya cerita tersebut terkesan nanggung, karena sepertinya Ria masih kurang nyaman membagikan rahasianya dengan para pembaca. Padahal judulnya Off the Record, ya, harapannya bisa mengenal sisi Ria yang berbeda dari vlog yang biasa kita tonton. Semoga Ria akan cerita lebih banyak di buku keduanya.
Overall, buku ini Ria bangettt! Banyak ilustrasinya, persis kayak nonton video-videonya deh. Mungkin yang nggak nonton vlognya Ria akan bingung baca buku ini. Cuma rasanya dedek-dedek gen Z pasti tau siapa Kak Ria, deh.
6. Susahnya Jadi Ibu
Meski temanya parenting, tapi isinya bukan tips-tips atau teori-teori yang harus kita lakukan sebagai orangtua. Susahnya Jadi Ibu lebih cocok disebut diary dua orang ibu millennial yang berbagi pengalaman dalam mengurus keluarga dengan gaya apa adanya.
Serius, buku ini humble banget, bacanya nggak bakal ngerasa baper atau dihakimi. Tiap kali balik halaman buku ini, aku selalu membatin, "Kok samaan sihhhh" atau "Ternyata bukan doang yang hobi nge-gofood kalo lagi bosen masak di rumah" hahahaha. For new mommies yang lagi kelabakan ngurus anak, or basically for every mommies out there yang ngerasa capek atau sendiri ngurus anak, pick up this book and it will become your best friend (:
***
Semoga beberapa waktu ke depan bisa lebih banyak baca buku lagi. Ada rekomendasi oke dari teman-teman? (:
My Morning Routine menarik banget kayaknya nih, aku jadi pingin baca juga :D
ReplyDeleteBisa pinjam punyakuuu, Eya di Bookabuku :D
DeleteTertarik banget sama L'art de la Simplicite! Saya soalnya lagi mencoba untuk menerapkan gaya hidup yang sama. Thank you for sharing, jadi dapet rekomendasi, hihi.
ReplyDeleteSama-sama! I hope you like the book too!
DeleteYang Bringing Up Bebe spertinya menarik ya Mba. Aku ngga kepikiran ada perbedaan cara pengasuhan gitu.
ReplyDeleteIya, ternyata beda negara, beda budaya sangat mempengaruhi gaya parenting kita. Bringing Up Bebe bisa membuka mata kita lebih luas lagi tentang parenting (:
DeleteYang terakhir pengne aku baca banget Mbaaa, aku udah download di gramedia digital lupa baca melulu
ReplyDeleteAyoooo dibaca, Mba! Itu cukup sehari kok bacanya hihi
Delete