Sesuai judul,
saya bakal membahas tentang tablet PC beserta subjek penggunannya, yaitu
penulis. Karena saya penulis jadi saya mengambil dari sisi perkerjaan ini aja
yah.
Siapa yang nggak
tau tentang tablet PC? Itu loh, bentuknya ada yang tipis maupun agak tebal, besarnya paling sebesar buku
pelajaran sekolah. Menurut definisi
Wikipedia, tablet PC ( komputer tablet, atau diringkas tablet) adalah suatu
komputer portabel lengkap yang seluruhnya berupa layar sentuh datar. Ciri
pembeda utamanya adalah penggunaan layar sebagai peranti masukan, dengan
menggunakan stilus, pena digital atau ujung jari, alih-alih menggunakan papan
ketik atau mouse. Arti gampangnya, layar tablet itu menggunakan teknologi
touch screen. Jadi bayangin aja, tablet itu seperti layar laptop kalian yang
dicopotin, terus bisa dibawa kemana saja (bahkan sudah ada laptop seperti ini-
yang LCD-nya bisa dicopotin dan berfungsi sebagai tablet, keluaran sebuah brand
yang cukup terkenal dengan tagline-nya “how to live creative”). Saya kira yang pertama kali mengeluarkan
tablet adalah Apple, ternyata Microsoft terlebih dahulu memperkenalkan dalam
versi Windows XP di tahun 2000. Sepuluh tahun kemudian barulah Apple muncul
dengan iPad, disusul oleh Samsung dengan Galaxy Tab di tahun 2011. Baru setelah
itu muncul begitu banyak macam tablet dari brand lainnya.
Fungsi tablet
sendiri sebenarnya sama saja dengan laptop, tapi kembali lagi dengan kebutuhan
setiap orang. Saya menemukan banyak orang menggunakan tablet karena dianggap
sebagai kebutuhan gaya hidup. Dulu saya berpikir, begitu muncul barang baru
yang namanya laptop saja sudah sangat menolong kehidupan kita. Laptop kan juga
bisa dibawa kemana pun sebagai pengganti PC yang ada di rumah kita. Tapi memang
manusia nggak pernah puas dan mereka nggak pernah berhenti untuk menjadi
kreatif. Laptop dianggap masih terlalu berat untuk menjadi portable PC, maka
muncullah tablet yang saat ini bisa kita temuka di pasaran.
Sebagai penulis,
komputer adalah sahabat baru saya di era milenium. Saya ingat pertama kali saya
menggunakan komputer untuk benar-benar menulis adalah saat SMP, lalu baru
mempunyai laptop sendiri saat masuk kuliah. Begitu ada laptop sendiri rasanya
senang luar biasa. Gimana tidak, laptop saya ini bisa saya bawa kemana pun saya
ingin pergi mengerjakan tugas, menulis atau sekedar numpang wi-fi gratis.
Begitu melihat beberapa orang mulai memakai tablet, saya menjadi tergiur. Asik
juga yah, bawa tablet hanya sebesar buku dan bisa dimasukkan ke dalam tas jalan
(nggak perlu tas khusus yang besar seperti laptop). Tapi waktu itu saya masih
senang dengan sensasi suara ketika keyboard dan masih senang juga menulis
manual bersama pen dan buku jurnal. Jadi tablet belum perlu lah.
Lama-kelamaan,
kok yang pakai tablet semakin banyak yah? Bukan hanya untuk bisnis, tablet bisa
jadi bahan hiburan. Tinggal download aplikasi games kesukaan, dan bisa main
sepuasnya. Terus dengan tablet juga, kita bisa mengunduh beberapa buku bacaan
dalam format PDF (atau disebut dengan e-book), lalu dimasukkan ke dalam tablet. Dalam
seketika, tablet juga berfungsi sebagai buku bacaan. Saya yang mempunyai hobi
gimana nggak semakin tergiur untuk memiliki tablet, begitu banyak buku yang
ingin saya baca, tinggal download saja dan dibawa dalam satu tablet. Tapi saya
mempunyai alasan bagus lagi, saya juga masih senang dengan sensasi bau buku dan
membalikkan tiap halaman buku yang saya baca. Jadi sekali lagi, tablet belum
perlu lah.
Namun, selalu
saja ada alasan untuk membuat saya tertarik kembali pada tablet. Saya menyadari
dengan adanya tablet, benar-benar bisa membuat gaya hidup saya menjadi jauh
lebih praktis, khususnya dalam hal menulis. Nggak bisa membohongi diri saya
sendiri, dua alasan di atas adalah satu-satunya saya kepingin banget sebuah
tablet. Maka dari itu kenapa saya katakan, tablet adalah sahabat baru bagi
penulis. Melalui tablet, kita juga bisa dibantu untuk menjadi produktif, dan ini
sangat menggoda saya. Sebut saja aplikasi seperti Evernote (saya pakai ini di
Blackberry saya), Any.do, dan yang ini
saya baru mengetahuinya dari situs milik Arriane Serafico- Wanderrgirl, yaitu
Unstuck. Selain aplikasi produktif, saya mendapati aplikasi mainstream seperti Instagram, lalu juga ada aplikasi untuk mendengarkan streaming radio, juga menjadi favorit saya.
Karena belum tau
pasti akan bisa memiliki tablet atau tidak, nggak ada salahnya juga kan untuk
mempunyai ‘calon’ tablet? Di bawah ini adalah dua tablet favorit saya. Yang satu
keluaran Samsung dan satunya lagi Nexus (saya lebih suka Nexus sih, harga
terjangkau dan Nexus bersahabat baik dengan Google. Ya, saya juga sahabatan
sama Google!).
Baik Samsung
Galaxy Tab maupun Nexus 7, masing-masing mempunyai spesifikasi yang berbeda,
tapi buat saya pribadi, dua tablet ini mendekati kebutuhan pribadi. So, kalau
teman-teman tertarik pada tablet, silakan hunting terlebih dahulu mana yang
cocok buat kalian. Balik lagi, kebutuhan setiap orang berbeda. Tablet pun
dirancang dengan spesifikasi yang beragam. Bagi orang bisnis, dia akan memilih
tablet yang dapat mendukung kelancaran bisnisnya. Bagi para desainer, mungkin mereka
akan memilih tablet yang dilengkapi denga pen digital untuk membantu mereka
menggambar. Sekali lagi, saya nggak menuntut saya kudu punya tablet, saya cuman
kepingin, walaupun kata orang gadget itu udah jadi kebutuhan primer. Bisa punya
ya bersyukur, nggak punya ya tetap bersyukur (:
Mungkin
teman-teman bisa share, kegunaan tablet buat kalian itu apa, sih? Ada yang
sama seperti saya, menjadikan tablet sebagai sahabat baru penulis?