So you guys have discussed things before you decided to get married? Now it's time for you to start planning your big day!
First of all, congratulation for your engagement! Buat yang belum berencana menikah, nggak ada salahnya untuk baca artikel ini juga, sih. Beberapa poin yang bakal aku share kali ini adalah five easy steps to start planning a wedding.
Biasanya habis dilamar, langsung excited banget untuk siapin semuanya. But at the same time, we feel so overwhelmed and don't know where to start. I can feel you ladies, so I wrote this post for all brides-to-be right there. I hope this post helps!
Step One: Wedding date
Setelah Andreas popped the question, hal pertama yang jadi pikiran kami berdua, adalah soal tanggal pernikahan. Aku dan Andreas dan juga keluarga besar kami, nggak pernah sengaja milih "tanggal/hari baik". Jadi pemilihan tanggal pernikahan bukan suatu masalah besar. We have two wedding dates, karena holy matrimony dan resepsi pernikahan kami berjarak satu minggu. Tanggal yang akan diresmikan (baik secara hukum atau untuk perayaan wedding anniversary) adalah hari pemberkatan kami.
Saranku untuk pemilihan wedding date, lebih baik mencari tanggal yang bertepatan dengan weekend (Sabtu atau Minggu), karena hari Sabtu mayoritas orang kantoran libur dan traffic harusnya nggak begitu padat. Dua tanggal yang kami pilih, sama-sama jatuh di hari Minggu.
First of all, congratulation for your engagement! Buat yang belum berencana menikah, nggak ada salahnya untuk baca artikel ini juga, sih. Beberapa poin yang bakal aku share kali ini adalah five easy steps to start planning a wedding.
Biasanya habis dilamar, langsung excited banget untuk siapin semuanya. But at the same time, we feel so overwhelmed and don't know where to start. I can feel you ladies, so I wrote this post for all brides-to-be right there. I hope this post helps!
Step One: Wedding date
Setelah Andreas popped the question, hal pertama yang jadi pikiran kami berdua, adalah soal tanggal pernikahan. Aku dan Andreas dan juga keluarga besar kami, nggak pernah sengaja milih "tanggal/hari baik". Jadi pemilihan tanggal pernikahan bukan suatu masalah besar. We have two wedding dates, karena holy matrimony dan resepsi pernikahan kami berjarak satu minggu. Tanggal yang akan diresmikan (baik secara hukum atau untuk perayaan wedding anniversary) adalah hari pemberkatan kami.
Saranku untuk pemilihan wedding date, lebih baik mencari tanggal yang bertepatan dengan weekend (Sabtu atau Minggu), karena hari Sabtu mayoritas orang kantoran libur dan traffic harusnya nggak begitu padat. Dua tanggal yang kami pilih, sama-sama jatuh di hari Minggu.
Step 2: Wedding concept and details
Sampai detik di mana aku di-propose, aku nggak punya something yang namanya dream wedding. Jadi aku cukup clueless kalau ditanya tentang konsep. Tapi untungnya aku dan Andreas, kami sama-sama ingin intimate wedding, di mana tamu undangan nggak melebihi 500 orang dan kami semua saling kenal. Karena judulnya intimate, kami nggak muluk-muluk. Mulai dari wedding dress, dekorasi, dll, aku memastikan semuanya simpel, tapi nggak asal-asalan.
Soal wedding details, because both of our families are Chinese, aku pengen banget menyelipkan suasana dan tradisi chinese di wedding ini. Menurutku, kebanyakan anak muda jaman sekarang, khususnya yang keturunan Tionghoa, udah jarang mengenali tradisi leluhur. Keluargaku bukan chinese totok sih, kami hanya menjalani beberapa tradisi yang menurut kami penting. Seperti tea ceremony atau biasa disebut te pai (ini penting banget ya bok, lumayan dapet angpao buat modal abis nikah hahaha), mengadakan Sangjit sebelum hari H, dan salah satu yang paling menarik buatku adalah, memakai gaun merah saat resepsi nanti. Beberapa tradisi inilah yang akan kami jalani nanti. Sementara pretelan suasana chinese yang lain, bisa terlihat dari desain undangan kami dan (mungkin) souvenirs.
Dalam proses pengembangan konsep, aku rajin banget ngumpulin ide dan aku bikin mood board khusus di Pinterest. Foto-foto Pinterest yang membantu aku untuk menyalurkan ide ke para vendor. Mood board dengan tema wedding di Pinterest favoritku: Style Me Pretty dan Tirtha Bridal.
Sampai detik di mana aku di-propose, aku nggak punya something yang namanya dream wedding. Jadi aku cukup clueless kalau ditanya tentang konsep. Tapi untungnya aku dan Andreas, kami sama-sama ingin intimate wedding, di mana tamu undangan nggak melebihi 500 orang dan kami semua saling kenal. Karena judulnya intimate, kami nggak muluk-muluk. Mulai dari wedding dress, dekorasi, dll, aku memastikan semuanya simpel, tapi nggak asal-asalan.
Soal wedding details, because both of our families are Chinese, aku pengen banget menyelipkan suasana dan tradisi chinese di wedding ini. Menurutku, kebanyakan anak muda jaman sekarang, khususnya yang keturunan Tionghoa, udah jarang mengenali tradisi leluhur. Keluargaku bukan chinese totok sih, kami hanya menjalani beberapa tradisi yang menurut kami penting. Seperti tea ceremony atau biasa disebut te pai (ini penting banget ya bok, lumayan dapet angpao buat modal abis nikah hahaha), mengadakan Sangjit sebelum hari H, dan salah satu yang paling menarik buatku adalah, memakai gaun merah saat resepsi nanti. Beberapa tradisi inilah yang akan kami jalani nanti. Sementara pretelan suasana chinese yang lain, bisa terlihat dari desain undangan kami dan (mungkin) souvenirs.
Dalam proses pengembangan konsep, aku rajin banget ngumpulin ide dan aku bikin mood board khusus di Pinterest. Foto-foto Pinterest yang membantu aku untuk menyalurkan ide ke para vendor. Mood board dengan tema wedding di Pinterest favoritku: Style Me Pretty dan Tirtha Bridal.
My personal wedding mood board. I storage all of wedding ideas into this board
Step 3: Wedding venue
Setelah wedding dates dan konsep sudah ada, akan lebih mudah untuk menemukan wedding venue. Dan saranku, kalau memang tanggal sudah pasti, harus banget segera booking tanggal di venue yang kita incar. Soalnya nih, aku kan korban film Bride Wars, aku nggak mau kalau sampai harus ada drama rebutan tanggal dan venue dengan calon pengantin lain hahaha. Kebetulan dua tanggal yang kami pilih adalah tanggal cantik. Thanks God, dua tanggal itu available di dua venue yang kami incar. Biasanya pihak gedung akan meminta down payment (DP) jika kita sudah pasti dengan tanggal tersebut. Alasannya biar mereka nggak lagi memberikan tanggal dan slot yang kita mau untuk pasangan lain. Jadi isunya di sini, harus siap dengan budget yang akan di-DP. Just so you know, harga sewa gedung/chapel jaman sekarang ini udah nggak ada yang murah. Nabung buat nikah (even masih jomblo) tuh penting banget #catet.
Step 4: Wedding bridal, hair & make up
Sekarang aku ngerti, kenapa para cewek yang mau nikah, paling bawel soal poin ini. Pertama, wedding dress itu adalah salah satu elemen penting on our wedding day. Karena kita (the brides) adalah pemeran utamanya (sorry for all gentlemen :P), semua mata akan tertuju pada kita. Sebisa mungkin kita pengen membuat orang-orang terkagum sama wedding dress kita. Wedding dress akan terlihat lebih glowing, jika didukung oleh hair & make up yang oke. Pastikan memilih bridal dan make up yang sesuai dengan kebutuhan dan personality kita. Misalnya, kita suka soft make up, namun memilih make up artist yang signature look-nya bold make up. Bridal dan make up sama dengan venue, harus di-book lebih awal sebelum mereka full. Jangan lupa sesuaikan budget juga ya!
Sekarang aku ngerti, kenapa para cewek yang mau nikah, paling bawel soal poin ini. Pertama, wedding dress itu adalah salah satu elemen penting on our wedding day. Karena kita (the brides) adalah pemeran utamanya (sorry for all gentlemen :P), semua mata akan tertuju pada kita. Sebisa mungkin kita pengen membuat orang-orang terkagum sama wedding dress kita. Wedding dress akan terlihat lebih glowing, jika didukung oleh hair & make up yang oke. Pastikan memilih bridal dan make up yang sesuai dengan kebutuhan dan personality kita. Misalnya, kita suka soft make up, namun memilih make up artist yang signature look-nya bold make up. Bridal dan make up sama dengan venue, harus di-book lebih awal sebelum mereka full. Jangan lupa sesuaikan budget juga ya!
Step 5: Wedding Planner & Organizer
Di Indonesia, kayaknya job wedding planner belum begitu dikenal, kebanyakan adalah wedding organizer (WO). Memilih tim WO juga salah satu challenge, karena kita harus bener-bener memilih tim yang bisa bekerjasama dengan kita. Ada lho, WO yang pengen kerja sendiri, kadang calon pengantin maunya begini, mereka malah sok tau dan akhirnya ricuh, deh. Nggak ada tips khusus untuk cari WO yang terbaik, semua tergantung chemistry aja. Saran terbaikku, minta rekomendasi dari teman atau kerabat, khususnya yang kita tau wedding day mereka berjalan dengan baik berkat tim WO yang oke. Kalau WO yang profesional, mereka akan menanyakan details apa yang kita butuhkan dan apa yang kita hindari, tanpa memaksakan kehendak mereka.
Tips tambahan, dalam persiapan wedding, jangan pernah merasa kalau diri kita sendiri bisa mengatur semuanya, while the truth is, you can't. Apalagi ini adalah pengalaman pertama, nggak ada salahnya kita minta bantuan atau masukan dengan orang-orang terdekat. Masukan nggak harus selalu diterima, tapi bisa aja itu membantu dalam persiapan kita.
Kalau untuk vendor hunting, disaranin banget untuk rajin ikutan pameran wedding di Jakarta. Biasanya setahun bisa lima kali tuh ngadain wedding fair. Pameran wedding Jakarta yang wajib dihadiri itu Jakarta Mega Wedding Festival (Google for more informations). Dari pameran, kita bisa ngumpulin info harga dari berbagai macam vendor. Tips penting: nggak perlu langsung deal di tempat, jangan tergoda dengan harga yang mereka berikan, karena terlihat lebih murah daripada normalnya.
Kalau denger dari orang, waktu yang terbaik untuk mempersiapkan pernikahan, minimal enam bulan sebelum hari H. Persiapan kami sendiri adalah satu tahun, jadi nggak rush dan bisa santai mikirin satu per satu detil buat wedding day nanti. Beberapa teman nanya, "kok kalian kayak bukan yang lagi persiapan nikah ya" karena saking santainya, hahaha. Alasan kami planning jauh-jauh hari, supaya menjelang 2-3 bulan hari pernikahan, kami nggak begitu moody atau stres. Pokoknya tiga bulan sebelum big day, kami ingin rileks. Cara yang sama kayak dulu pas mau ujian semester, pokoknya seminggu sebelum ujian mau senang-senang aja, hahaha. Tapi nyatanya, sindrom bridezilla tetap menimpa saya, saudara-saudara, hahaha.
Oya, aku memang nggak memberikan informasi apapun tentang vendor yang aku pakai, I will share the details later after the wedding. Soooo, it's four months to go! Please wish us luck, people! I'm getting more nervous. Diet belom kelar-kelar... larrr... larrr *echoing*
Much love from us, stay awesome!
Di Indonesia, kayaknya job wedding planner belum begitu dikenal, kebanyakan adalah wedding organizer (WO). Memilih tim WO juga salah satu challenge, karena kita harus bener-bener memilih tim yang bisa bekerjasama dengan kita. Ada lho, WO yang pengen kerja sendiri, kadang calon pengantin maunya begini, mereka malah sok tau dan akhirnya ricuh, deh. Nggak ada tips khusus untuk cari WO yang terbaik, semua tergantung chemistry aja. Saran terbaikku, minta rekomendasi dari teman atau kerabat, khususnya yang kita tau wedding day mereka berjalan dengan baik berkat tim WO yang oke. Kalau WO yang profesional, mereka akan menanyakan details apa yang kita butuhkan dan apa yang kita hindari, tanpa memaksakan kehendak mereka.
Tips tambahan, dalam persiapan wedding, jangan pernah merasa kalau diri kita sendiri bisa mengatur semuanya, while the truth is, you can't. Apalagi ini adalah pengalaman pertama, nggak ada salahnya kita minta bantuan atau masukan dengan orang-orang terdekat. Masukan nggak harus selalu diterima, tapi bisa aja itu membantu dalam persiapan kita.
Kalau untuk vendor hunting, disaranin banget untuk rajin ikutan pameran wedding di Jakarta. Biasanya setahun bisa lima kali tuh ngadain wedding fair. Pameran wedding Jakarta yang wajib dihadiri itu Jakarta Mega Wedding Festival (Google for more informations). Dari pameran, kita bisa ngumpulin info harga dari berbagai macam vendor. Tips penting: nggak perlu langsung deal di tempat, jangan tergoda dengan harga yang mereka berikan, karena terlihat lebih murah daripada normalnya.
Kalau denger dari orang, waktu yang terbaik untuk mempersiapkan pernikahan, minimal enam bulan sebelum hari H. Persiapan kami sendiri adalah satu tahun, jadi nggak rush dan bisa santai mikirin satu per satu detil buat wedding day nanti. Beberapa teman nanya, "kok kalian kayak bukan yang lagi persiapan nikah ya" karena saking santainya, hahaha. Alasan kami planning jauh-jauh hari, supaya menjelang 2-3 bulan hari pernikahan, kami nggak begitu moody atau stres. Pokoknya tiga bulan sebelum big day, kami ingin rileks. Cara yang sama kayak dulu pas mau ujian semester, pokoknya seminggu sebelum ujian mau senang-senang aja, hahaha. Tapi nyatanya, sindrom bridezilla tetap menimpa saya, saudara-saudara, hahaha.
Oya, aku memang nggak memberikan informasi apapun tentang vendor yang aku pakai, I will share the details later after the wedding. Soooo, it's four months to go! Please wish us luck, people! I'm getting more nervous. Diet belom kelar-kelar... larrr... larrr *echoing*
Much love from us, stay awesome!
Read more about my wedding preparation and articles related here:
can't wait to read about your wedding day ><
ReplyDeletebtw, mau honeymoon kemana c? :p
Truly amazing and easy steps to start planning a wedding! This guide is extremely helpful for women who want to have a DIY ceremony. I too want a modern and well planned wedding, so will be hiring a professional planner. Recently have been looking for wedding venues Chicago in budget.
ReplyDelete