Karena judulnya travel journal, jadi kalian nggak akan menemukan yang namanya travel guide, travel tips (cara menyusun itinerary, cara apply visa) dan sebagainya. Sebelum berangkat ke Jepang, aku sendiri nemu banyak banget hasil googling pembahasan lengkap mengenai hal-hal itu. Dan memang jalan-jalan ke Jepang udah lumayan hits ya dari dua tahun yang lalu, apalagi sejak disahkannya free entrance visa dengan e-passport. Aku ini termasuk telat banget. Cuman telat nggak telat, yang penting super happy bisa main ke negara sakura ini.
Langsung aja cus, kita bahas dari hari pertama kami sampai di Tokyo. Mundur dikit pas di hari keberangkatan aja deh.
Senin, 2 November 2015 - satu hari setelah malam resepsi pernikahan
Kami memutuskan untuk memilih penerbangan di malam hari, di mana hari sebelumnya kami baru saja melangsungkan resepsi pernikahan di Jakarta. Capek? Banget! Makanya begitu masuk pesawat, langsung tidur. Andreas sendiri nggak suka penerbangan malam karena dia bakal susah tidur di pesawat. Lain dengan aku yang pernah ngerasain penerbangan malam dari Guang Zhou ke Singapur dulu. Jadi akhirnya dia minum antimo, pake neck pillow, pake eye mask gratis yang dikasih sama airlines, dalam hitungan detik doi langsung molor, hahaha.
Penerbangan kami pulang-pergi Jakarta-Tokyo dengan Garuda Indonesia, dengan harga tiket yang amat sangat affordable. Total tiket PP satu orang 6,3 juta, berarti total untuk berdua hanya 12,6 juta ajah! Kenapa pake ajah, karena memang itu best deal banget. Untuk tipe penerbangan sekelas Garuda sih udah termasuk oke banget. Buat yang bingung darimana bisa dapet harga tersebut, kunjungilah travel fair setempat, hauhaha. Tiket pesawat, JR Pass, 1 Day Pass Disney Resort, semuanya kami beli di travel fair. Buat yang niat pengen jalan-jalan nyaman tapi stay on budget, jangan males ke travel fair. Soalnya cuman di sinilah di mana kamu bisa dapetin harga spesial yang nggak ngecewain. *iklan banget nih mbaknyaaa*
Selasa, 3 November 2015 - arrived at Haneda Airport, Tokyo, Japan (Day One)
Penerbangan dari Jakarta ke Haneda memakan waktu kurang lebih tujuh jam. Kami sampai kira-kira pukul delapan pagi. The weather was soooo good!
Muka capek dan lepek, tapi seneng bisa sampai dengan selamat (:
The weather was too good!
Penginapan kami selama dua malam di Tokyo adalah di hotel MyStays Nihonbashi. Dapet rekomen hotel ini dari teman, hotelnya sendiri sekelas Amaris, Pop Harris, Ibis gitu kalau di Indonesia. Semua penginapan selama di Jepang, aku booked lewat booking.com. Review dan foto kamar tiap hotel, serta ekspektasi setelah melihat di internet, bener-bener sesuai aslinya, jadi cukup puas. Hanya satu, lokasi hotel sedikit jauh dari stasiun kereta. Sekitar 7-10 menit dengan jalan kaki.
Oh ya, buat yang pengen tahu informasi detil tentang penginapan di Jepang, nih boleh mampir ke blog cici tetangga. Sangat informatif, khususnya buat kalian yang trip ramean atau bareng keluarga.
Kami berangkat tanpa tour, trip selama di Jepang ini cuman mengandalkan Google maps dan nggak malu bertanya. Jangan takut nanya dengan penduduk lokal hanya karena alasan keterbatasan bahasa. Aku salut banget sama Japanese, even they don't understand our language, they still willing to help lho. Bahkan sampai niatnya dianter ke tempat tujuan. Yang kayak gini-gini nih pengen banget 'ada' di negara sendiri.
Sebenarnya nggak gitu sulit menemukan hotel pertama. Sempet tersesat gara-gara ngikutin panduan jalan dari pegawai Sevel, yang bikin super lega karena ternyata bisa bahasa Mandarin, eh sayang malah dikasih rute jalan yang agak salah. Karena nggak yakin sama rutenya, kamu coba cek di Google maps lagi, akhirnya ketemu juga. Malah ternyata nggak jauh dari Sevel tadi, pegawainya kasih rute yang berbalik arah. Capek deh.
Suasana sekitar hotel. Hening, sepi, jalanannya lengang.
Keliatan Tokyo SkyTree dari kejauhan.
Setelah sampai hotel, kami mandi lalu beres-beres istirahat sebentar. Kami memang nggak plan apa-apa untuk hari pertama ini, soalnya expect bakal agak capek. So, setelah beres dari hotel, kami cari makan siang dulu di sekitar hotel.
Buat yang nggak punya rencana pasti saat trip kayak kami, minta aja travel guide dan peta dari hotel. Biasanya bakal dikasih guide maps sekitar hotel, maps rute lines kereta, dan lainnya. Kami nyari makan siang pun berkat peta yang dikasih. Kami hampir makan di Yoshinoya (keliatan dari foto yang di atas hihi), saking kelaperannya dan pengen makan yang pasti aja. Tapi dipikir lagi, masa udah sampe Jepang makan Yoshinoya lagi. Eh tapi memang aslinya kan dari Jepang ya? Hahaha.
Pastinya nggak jadi makan Yoshinoya. Kami nggak sengaja nemu warung ramen, yang kayaknya enak, karena ngeliat semua meja penuh di dalem. Padahal emang tempatnya kecil aja, hahaha. Karena udah laper banget dan cuaca sangat mendukung untuk makan ramen (hari itu kalau nggak salah 20 derajat), yukslah makan di sini aja.
Buat yang nggak punya rencana pasti saat trip kayak kami, minta aja travel guide dan peta dari hotel. Biasanya bakal dikasih guide maps sekitar hotel, maps rute lines kereta, dan lainnya. Kami nyari makan siang pun berkat peta yang dikasih. Kami hampir makan di Yoshinoya (keliatan dari foto yang di atas hihi), saking kelaperannya dan pengen makan yang pasti aja. Tapi dipikir lagi, masa udah sampe Jepang makan Yoshinoya lagi. Eh tapi memang aslinya kan dari Jepang ya? Hahaha.
Pastinya nggak jadi makan Yoshinoya. Kami nggak sengaja nemu warung ramen, yang kayaknya enak, karena ngeliat semua meja penuh di dalem. Padahal emang tempatnya kecil aja, hahaha. Karena udah laper banget dan cuaca sangat mendukung untuk makan ramen (hari itu kalau nggak salah 20 derajat), yukslah makan di sini aja.
Penampakan warung ramen dari depan. Penampakan saya juga tentunya yaa
Suasana di dalam warung, bener-bener sesuai bayangan 'warung makan' ala Jepang selama ini, hihi
Porsi ramen ASLI di Jepang, ya kayak gini nih. Kuahnya mantep banget, dagingnya banyak nggak tanggung-tanggung. Belum apa-apa, udah jatuh cinta sama Jepang hanya karena ramennya, huhu
Selesai isi perut, langsung semangat lagi buat siap explore hari ini. Kami mutusin untuk langsung jelajahin Shibuya dan Harajuku aja, dengan harapan nggak akan stuck di keramaian, secara hari itu hari Selasa, bukan weekend, dan masih siang banget. Mau ngapain di sana, nanti sampai di tempat baru dipikirin aja. Padahal mah ujung-ujungnya cuci mata, makan, makan, makan lagi :P
Sampai Shibuya, pertama wajib foto Hachiko ya. Tapi coba perhatiin deh, ada yang ganjil nggak dari foto di atas? Keliatan? Yes, ada seekor kucing nyempil di bawah kaki Hachiko, sodara-sodara. Lucunya, orang-orang ngumpul di sana, malah fotoin si kucing ini, hahaha. Emang gemes sih, gendut banget soalnya.
First attempt to get picture the famous Shibuya crossing, FAILED. Kepepet kiri kanan, depan belakang!
Kecapean jalan jadi ngopi sebentar di coffee shop lokal Doutor Coffee.
Dugaan kami soal ke Shibuya di hari biasa ternyata salah besar! Shibuya dipenuhi lautan manusia, warbiasakkk ramenya! Padahal kami sampai di sana baru sekitar jam dua siang lho. Ini apa pada nggak sekolah atau ngantor yak?
Nothing much to do here. Cuman berhasil dapet dua pasang kaos kaki lucu dan sweater di F21. Emang dasarnya nggak niat belanja, jadi ya jalan-jalan aja nikmatin keramaian Shibuya. Kami muterin Shibuya hampir dua jam, habis itu kami ingin langsung ke Harajuku aja. Tadinya mau naik kereta lagi, karena hanya berjarak satu station dari Shibuya. Tapi setelah Andreas cek di Google maps, jalan kaki dari Shibuya bisa juga, walaupun agak jauh. Well, emang dasar seneng jalan, yaudah deh hajar aja. Mumpung masih muda, masih berdua dan belum bawa ekor, hauahaha.
Nothing much to do here. Cuman berhasil dapet dua pasang kaos kaki lucu dan sweater di F21. Emang dasarnya nggak niat belanja, jadi ya jalan-jalan aja nikmatin keramaian Shibuya. Kami muterin Shibuya hampir dua jam, habis itu kami ingin langsung ke Harajuku aja. Tadinya mau naik kereta lagi, karena hanya berjarak satu station dari Shibuya. Tapi setelah Andreas cek di Google maps, jalan kaki dari Shibuya bisa juga, walaupun agak jauh. Well, emang dasar seneng jalan, yaudah deh hajar aja. Mumpung masih muda, masih berdua dan belum bawa ekor, hauahaha.
Ehem... ini random sih, tapi must post, hauhaha. Jadi ini kayak promotional truck-nya EXO dalam rangka debut mereka di Jepang. Truk ini keliling sambil nyetel lagu Love Me Right Japanese version dengan volume maksimal. Segitunya ya di Jepang. Kebayang nggak kalau di Indonesia ada promotional truck buat artis-artis lokal? Syahrini misalnya?
Di Harajuku sama padetnya!
Pas lagi nelusurin sepanjang jalan Harajuku, nemu stall takoyaki. Langsung deh nyeret suami buat ngantri ke sini. Stall takoyaki ini namanya Gindako, kayaknya cukup terkenal juga soalnya ada di mana-mana. Untuk seporsi takoyaki seharga 50-65 ribu rupiah sebenarnya nggak gitu mahal. Karena takoyakinya gede, isinya padet, guritanya gurih! Topping-nya semua niat banget, nggak kayak stall takoyaki ala kadarnya yang kayak di dalem supermarket itu lho, hoho.
Agak burem foto ini, tapi beneran ini enak banget!
Sampai di Harajuku, tentunya wajib ke Takeshita Street. Sempet bingung letaknya di mana, karena langit udah agak gelap. Setelah nanya beberapa kali, akhirnya nemu juga gerbang masuk ke Takeshita Street. Sengaja nggak di-upload gerbang masuknya, soalnya di beberapa postingan yang akan datang, bakal nongol lagi, karena kami balik lagi ke sini di siang hari.
Situasi Harajuku bener-bener kayak di komik yang aku baca selama ini. Nyentrik, rame, colorful, fun, pokoknya seru di sini. Aku memang bukan pecinta fashion atau manga, tapi seneng akhirnya bisa liat modern culture milik Jepang, yang selama ini cuman bisa diliat di internet atau hanya denger dari orang kebanyakan. Sayang aja aku sampai nggak ngeluarin kamera buat motret para Harajuku peeps yang lalu lalang, terlalu terkesima sih.
Lagi-lagi kami ngerasa kelaperan. Iyalah, terakhir diisi ramen itu udah beberapa jam yang lalu, yang makan takoyaki juga aku doang, jadi perut udah minta diisi lagi. So, we randomly stopped by a small restaurant that serves something katsu-katsuan. Aku beneran lupa apa ya jenis makanan ini, seingatku memang bukan katsu. Tolong yang tahu, ingatkan saya ya.
So that's a wrap for Japan travel day one! Maaf ya kalau terlalu bosenin dan pendek, foto-fotonya juga terhitung nggak banyak untuk ukuran travel post. Karena memang ini hari pertama kami sampai, dan sebenarnya agak lelah untuk jalan-jalan lebih lama. Tapi percayalah, walaupun lelah, aku dan Andreas bener-bener girang banget sesampai di Tokyo. Cuman hari itu kami memang butuh istirahat aja lebih banyak. Habis menikmati makan malam itu, kami langsung balik lagi ke hotel. Sesampai di hotel, tebak dong rencana implusif kami apa untuk keesokkan harinya? See you on next post for our journey! We're going to the happiest place on the earth!
Stay awesome!
Ciyeh yang honeymoon ke Jepang hihihi. Kalau lagi honeymoon, mau makan apa kek, hotelnya gimana kek, pasti rasanya tetep nikmat hahaha. Gak enaknya cuma lu kecepetan brangkatnya right after the reception, jadi masih capek deh tuh pastinya.
ReplyDeleteAihh dikomen sama ci Leony hihi
DeleteIya emang sengaja juga ci berangkatnya langsung abis resepsi, biar nggak kelamaan haha. Makanya hari pertama kita selow aja deh, bsknya siap tempur di Disney ((:
Kaaaaak! Thanks for the review, you really got my heart. hahhaa. Pengen banget liat Shibuya & Harajuku and you have it here. Seneng ngeliat kalian berbahagia. hihi. Dan gak sabar banget liat THE HAPPIEST PLACE ON EARTH nya! AAAAAAH <3 I really know what it is!
ReplyDelete