Guang Zhou Tower, 2013
Belakangan ini aku sadar, kalo jarang banget ngebahas atau cerita-cerita soal pengalaman hidup waktu kuliah di Guang Zhou 7 tahun yang lalu. Mungkin karena masalah banyak situs yang di-banned oleh pemerintah dan susahnya dapet free proxy untuk mengakses situs-situs tersebut, termasuk blogger (dot) com.
Sebelum basi banget (yah udah basi sebenernya), hari ini, aku mau share lima momen yang belum pernah aku ceritain di sini. Sebelumnya aku mau kasih tau beberapa hal dulu, nih:
1. Foto-foto di bawah ini mungkin agak low quality, cuma modal hape jadul yang pada masanya udah keren banget.
2. I might looked kinda slimmer in these photos, namun beberapa tahun kemudian sukses melar—dan bertahan sampai hari ini—karena Guang Zhou itu surga kuliner. Chinese food rocks!
1. How I Met Another Best Friend
Ini musti masuk dalam daftar, because you will see lot of my pictures with her here :D
Buat yang suka baca blog aku pasti udah tau, sih, siapa gerangan si sahabat ini. Namanya Sastika, lebih senang dipanggil Sas daripada Tika *please note that*.
Kami kenal pertama kali di bandara Soetta, waktu siap berangkat ke Guang Zhou tahun 2009 lalu. Kami berangkat dengan beberapa teman lainnya via agen dari sebuah lembaga khusus (lupa banget apa nama lembaganya). Kebetulan waktu itu yang memberangkatkan aku dan Sas dari sekolah yang sama, padahal kami beda kota, lho. Sas orang Pekanbaru, sementara aku dari Jakarta, dan sekolah yang memberangkatkan kami adanya berasal dari Pekanbaru. Ceritanya panjang, sih, kenapa aku bisa nyasar diberangkatin dari sekolah lain. Intinya, aku harus ketemu dengan teman seperjalanan ini.
Waktu itu teman-teman yang lain berangkat bareng dengan orangtua mereka, sementara aku dan Sas sama-sama sendirian. Pas akhirnya ketemu dia, well... menurutku dia agak jutek, sih, dan aku sempet jiper untuk deketin dia lebih lanjut hahaha. Tapi, hanya butuh beberapa jam saja untuk akhirnya kami akrab. Aku inget banget, waktu nunggu penerbangan ke GZ pas transit di KL, kami langsung nyambung.
Setahun pertama di Guang Zhou, kami nempel terosss, sampai dikira anak kembar. Nggak jarang, deh, kalo ketemu orang, pasti yang ditanya pertama, "Kalian kakak adik?", dan nggak jarang juga kami harus menjawab, "Bukan, kok." Hahaha.
Lanjut tahun kedua dan seterusnya, kami tetep dekat, tapi nggak senempel dulu. Bukan berarti hubungan kami jadi merenggang, yah (halah), tapi karena life goes on. Kami ketemu banyak teman lagi, kesibukan masing-masing, dll. Cuma karena kami satu kampus, satu angkatan, sekelas dan... sebangku, jadi nggak ada yang bisa memisahkan kami, sih ((:
Puji Tuhan, pertemanan kami terus berlanjut sampai hari ini.
Ini kembarnya nggak janjian, lho. Kami geli sendiri pas keluar kok kembarnya begini amat hahaha
Ini foto bareng terakhir kami waktu baby shower dan sebelum Sas pulang dan menetap di Pekanbaru. I miss you, sist!
2. Ulang tahun yang ke-18.
Dulu di Guang Zhou, ada semacam tradisi kalo ulang tahun mesti hati-hati, karena bakal dikerjain habis-habisan. Tau, kan, tipikal kayak dilemparin telor busuk lah, terigu, dan bahan adonan kue lainnya. Untungnya aku nggak kena yang macam begitu, sih. Tapi birthday prank yang satu ini nggak bakal aku lupain.
Skenarionya kurang lebih begini, aku dibawa oleh salah seorang teman dan Sas (iyeee, ini anak puas banget ikut ngerjain!) ke depan restoran dekat kampus, selesai pulang dari ibadah Youth. Waktu itu pura-pura mau makan tapi nunggu teman yang lain. Akhirnya entah gimana, tiba-tiba tanganku diiket pake tali rafia (IYA RAFIA BENERAN) ke belakang, terus mataku ditutup! Jadi skenario mereka tuh aku mau diculik gitu, terus dibawa ke TKP selanjutnya. Agak horor, sih, tapi kayak seneng juga soalnya tau mau di-surprise-in, bahahaha.
3. First IKEA trip
Dulu di Guang Zhou, ada semacam tradisi kalo ulang tahun mesti hati-hati, karena bakal dikerjain habis-habisan. Tau, kan, tipikal kayak dilemparin telor busuk lah, terigu, dan bahan adonan kue lainnya. Untungnya aku nggak kena yang macam begitu, sih. Tapi birthday prank yang satu ini nggak bakal aku lupain.
Skenarionya kurang lebih begini, aku dibawa oleh salah seorang teman dan Sas (iyeee, ini anak puas banget ikut ngerjain!) ke depan restoran dekat kampus, selesai pulang dari ibadah Youth. Waktu itu pura-pura mau makan tapi nunggu teman yang lain. Akhirnya entah gimana, tiba-tiba tanganku diiket pake tali rafia (IYA RAFIA BENERAN) ke belakang, terus mataku ditutup! Jadi skenario mereka tuh aku mau diculik gitu, terus dibawa ke TKP selanjutnya. Agak horor, sih, tapi kayak seneng juga soalnya tau mau di-surprise-in, bahahaha.
Ngerayain yang ulang tahun di bulan Oktober di gereja
Coba liat, deh. Mana ada orang diculik tapi cengengesan mulu? Terus, nih, yaaaa, satu hal yang penting banget. Liat cowo pake kemeja item yang di sebelah kanan? Waktu itu kami memang teman (ciyee, teman), tapi hampir nggak pernah ngobrol. Kami nggak sekampus tapi satu gereja. Aku ke dia cuma sekedar yang "Oh, iya, Andreas... tau kok." Bahkan waktu dia ultah dua minggu kemudian, aku nggak ngucapin. Padahal udah dikasih tau dia ultah. Yes, I'm that cold back then LOL. Bisa-bisanya dia ikutan dalam ajang penculikan ini. (dan bisa-bisanya sekarang jadi suami!)
And no, ini bukan momen di mana kami mulai naksir-naksiran (halah). Itu ceritanya lain lagi, yahhh.
Birthday prank ini ada videonya, lho. Kameramennya namanya Ko Ficky. Dia yang foto dan shoot proses penculikan dari awal sampai akhir.
The birthday cake
3. First IKEA trip
Aku dulu pernah ke store IKEA di Taipei, tapi itu udah lamaaaa banget. Sekitar tahun 1999, berarti udah 17 tahun yang lalu! Walaupun pas ke sana masih kecil, cuma aku masih inget senengnya minta ampun waktu dibawa main ke sana.
So, begitu dengar di Guang Zhou ada IKEA, pastinya seneng banget dong.
Perlu diakui, kami berdua udik banget begitu sampai di IKEA, kayaknya kami hampir foto di spot manapun, deh. Tapi setelah beberapa kali ke IKEA dalam 4 tahun, nggak udik lagi kok, tapi foto kadang-kadang masih, sih.
Can you guess what phone we used for our all shameless selfies?
Barang yang kami beli hari itu, adalah sebuah tong sampah yang murmer seharga... lupa! Pokoknya waktu itu nggak sampai dua puluh ribu, deh kalo dirupiahin. Bangga banget, lho, bisa beli barang di IKEA walaupun hanya tong sampah. And later we knew, banyak anak dorm lainnya yang memakai tong sampah yang sama. Mahasiswa oh mahasiswa yang tak bisa melihat barang murah :P
Ini, lho, tong sampah yang dimaksud. Dipake sampai lulus akhirnya dihibahkan ke adik kelas yang jadi roommate.
Selesai puas ngider dan dapet tong sampah, kami siap pulang. Tapiii ngeliat ada yang murmer lagi di dekat pintu keluar. Tak lain tak bukan adalah hotdog dan eskrim nya yang cuma sepuluh ribuan. Aku lupa, sih, kami ada makan eskrimnya atau nggak, yang pasti kami nyobain hotdog-nya.
Dan lagi-lagi... harus ada selfie-nya dongg.
Oh ya, kami nggak nyobain the infamous meatball-nya IKEA karena masih terlalu mahal buat kami yang baru datang ke Guang Zhou (ciyannn...). Akhirnya aku nyobain pas di tahun kedua kalo nggak salah. Enak, sih, tapi harganya masih mahal buatku.
Buat yang belum tau, harga makanan di fast food chains seperti McD, KFC dan lainnya, lebih mahal daripada di Indonesia. Kalo dulu waktu SMA hangout di mal, McD itu pilihan meal yang paling murah dibanding restoran lainnya. Nah, kalo di China itu kebalikannya. Makan McD itu bisa dibilang termasuk makanan 'mewah' buat kami para mahasiswa waktu itu. Dan menariknya di gerai McD dekat kampus ini, suka menawarkan harga ban jia (setengah harga) pada jam tertentu, dengan menunjukkan student ID.
Aku lupa kenapa waktu itu bisa makan McD, entah lagi ban jia atau gimana, kami memutuskan untuk beli chicken burger set untuk lunch. Dan bisa ditebak, kami udik lagi. Makan McD pertama kali di China harus diabadikan.
4. First McDonald meal.
Apa, makan McD? Kayak di Indonesia nggak ada aja, Jennn.
Jadi begini, di dekat kampus kami dulu ada gerai McD yang terkenal di kalangan... ya kampus kami sendiri. Hampir setiap jam lunch, McD itu udah kayak kaleng sarden. Kayaknya hampir 80% isinya mahasiswa kampus kami, deh.
Buat yang belum tau, harga makanan di fast food chains seperti McD, KFC dan lainnya, lebih mahal daripada di Indonesia. Kalo dulu waktu SMA hangout di mal, McD itu pilihan meal yang paling murah dibanding restoran lainnya. Nah, kalo di China itu kebalikannya. Makan McD itu bisa dibilang termasuk makanan 'mewah' buat kami para mahasiswa waktu itu. Dan menariknya di gerai McD dekat kampus ini, suka menawarkan harga ban jia (setengah harga) pada jam tertentu, dengan menunjukkan student ID.
Aku lupa kenapa waktu itu bisa makan McD, entah lagi ban jia atau gimana, kami memutuskan untuk beli chicken burger set untuk lunch. Dan bisa ditebak, kami udik lagi. Makan McD pertama kali di China harus diabadikan.
Happy kids with happy meals. Sambal ABC-nya tentu saja bukan dari McD, ya. Bawa sendiri dongg #anakperantauanwajibbawasambal
Setelah itu, rasanya bisa diitung jari aku makan burger di McD. Tapiii aku lumayan suka makan chicken wings-nya, menu sarapannya yang juga murahhh, dan iced coffee-nya yang endeusss.
5. Pertama kali bikin bubble milk tea untuk bazaar Oikumene.
Semester pertama di Guang Zhou, beberapa gereja Indonesia mengadakan natal gabungan Oikumene, dan kebetulan gereja kami adalah yang menjadi panitia acara.
Waktu itu kami mengadakan bazaar dua hari di kampus untuk acara penggalangan dana. Masing-masing dari kami dapet tugas untuk membuat sesuatu untuk dijual. Ada yang ditugasin masak nasi goreng gila, sementara aku dan teman-teman lainnya dapet tugas untuk bikin bubble milk tea.
Semester pertama di Guang Zhou, beberapa gereja Indonesia mengadakan natal gabungan Oikumene, dan kebetulan gereja kami adalah yang menjadi panitia acara.
Waktu itu kami mengadakan bazaar dua hari di kampus untuk acara penggalangan dana. Masing-masing dari kami dapet tugas untuk membuat sesuatu untuk dijual. Ada yang ditugasin masak nasi goreng gila, sementara aku dan teman-teman lainnya dapet tugas untuk bikin bubble milk tea.
Itu ada yang lagi asik molor jadi aku sensor aja, yah hihi. And this is our first homemade pearl milk tea. Lupa rasanya enak atau nggak. Harusnya enak, yaa, soalnya ludes, sih, di bazaar ((:
Bazaar hari pertama dan kedua. Ternyata kami jualan Indomie goreng juga hahaha. Btw, yang di sebelahku itu yang namanya Ko Ficky, si kameramen.
Ini baru lima cerita aja, dan masih banyak cerita lain yang pastinya memorable. Semoga di lain waktu bisa diceritain lagi ya di sini... kalau masih inget :P
Have a good day and stay awesome!
bener2 memorable banget ya... terutama karena dapet best friend disana.
ReplyDeleteiya itu bisa baju celana sampe sepatu kembar gitu padahal gak janjian ya. karena udah sehati sejiwa kali ya. hahaha.
Hahaha iya, waktu itu kita berdua juga bingung kenapa bisa kembar banget, padahal nggak janjian sama sekali :P
DeleteEh elu di Guang Zhou itu tahun berapa sih Jane? Udah ada BB belum? HPnya masih model kotak kecil itu ya, bukan qwerty.
ReplyDeleteGue juga beli tuh tong sampah berbiji-biji buat bawa ke Jakarta, jaman di Jakarta belum ada Ikea hahahaha. Soalnya murah, dan isinya banyak, trs bisa pas sama plastik belanja, kan praktis.
Aku berangkat ke Guang Zhou tahun 2009, Ci. Udah ada BB cuma belom pake, BB pertama di tahun 2011 hahaha. Yang di foto itu hape Sony Ericsson yang bisa diputer-puter itu ahahaha.
DeleteIya tuh, pas ke ortu ke IKEA juga borong beberapa barang sebelum buka di Jakarta hahaha
Yes, chinese food rocks! Porsinya gila pula. Hahahaha. Itu so sweet banget yang bisa sampai kembaran maksimal <3
ReplyDeleteIyaa banget, Ci Grace! Chinese food itu nggak ada matinya yah :D
DeleteHahaha iya, tiap nggak sengaja kembaran kita berdua pasti ngeledek diri sendiri kayak anak panti asuhan ((:
Awwwwww this brings a lot of good memories. Look how much we have changed since then ya haha. Cheers for the good old days and also for the future that our kids are going to spend together too :)
ReplyDelete