Happy Chinese New Year untuk teman-teman yang merayakan! Gōngxǐ fācái, wànshì rúyì!
Sebelumnya, aku kurang paham tentang filosofi tentang tahun "anjing tanah" ini. Karena setahuku orang China nggak begitu suka dengan anjing (peribahasa Tionghoa yang mengandung kata anjing biasanya hal-hal negatif). Setelah cari tahu di salah satu artikel Kompas, ternyata tahun anjing tanah ini berhubungan dengan "membangun kembali" hal-hal yang sempat jatuh.
Konteksnya bisa berbagai hal, termasuk soal pindah rumah, karir dan bisnis. Kalau dipikir-pikir ner ugha. Tahun lalu banyak berita tentang bisnis dan usaha yang bangkrut atau loyo. Kami pun yang menjalankan usaha sempat mengalami hal yang sama.
Ya, percaya nggak percaya, tapi aku amini tahun ini akan menjadi tahun yang pas untuk memulai kembali hal-hal yang sempat jatuh. Semoga kalian juga mengalami tahun yang lebih baik lagi, ya!
Mari kita mulai cerita panjang hari ini, yang dimulai dariiii...
Malam Imlek - 15 Feb 2018
Seperti tradisi yang udah ada, keluarga inti dari Andreas ngumpul di rumah untuk makan-makan. Cici dan koko Andreas beberapa udah tinggal di luar kota, jadi sekalian kangen-kangenan. Rumah super ruameeeee, deh!
Dan seperti biasa juga, seminggu sebelum sincia Mama mertua sibuk tiap hari di dapur. Beliau masak segala sesuatu from scratch. Mulai dari beragam bakso sampai bikin lumpia. Salut pisan sama makmer ku ini. Walaupun tiap disamperin ke dapur bilangnya capek banget, tapi tetep aja masak terosss. Memang, ya, rasa sayang orangtua ke anak plus cucu itu mengalahkan segala-galanya, hihi.
Foto dengan keluarga besar Yu.
Btw, kalau terasa ada yang janggal dari foto ini, abaikan saja, ya :P
Imlek 16 Feb 2018
Nggak nyangka banget kalau perjalanan pulang ke Bali kali ini agak-agak drama. Diawali dengan #DramaPertama, suami dapet SMS pemberitahuan dari maskapai bahwa penerbangan kami di-reschedule karena alasan operasional. Kami yang harusnya terbang pukul 2 siang, diubah ke pukul setengah enam sore. Begitu disodorin suami berita ini, aku yang lagi ribet ngurusin bocah dan hal-hal lainnya hanya bisa membatin, GILA AJA.
Masalahnya, penerbangan yang kami pilih udah disesuaikan dengan jadwal setiba di Bali, yaitu untuk menghadiri acara dinner dengan keluarga Mama di sana. Ya, kalo begini ceritanye, malemmmm banget dong sampai di Bali! Belum lagi wanti-wanti lalu lintas di sana pasti hectic banget karena lagi high season.
Sempat pasang muka bete, tapi nggak ada gunanya juga. Akhirnya, kami buru-buru menghubungi via maskapai untuk perubahan jadwal yang lebih pagi. Sambungan telepon sempat sibuk juga, tuh. Mungkin banyak yang seperti kami juga ingin reschedule. Untungnya, setelah beberapa kali telepon terhubung juga dan kami memilih flight yang lain. Walaupun harus berangkat dari Cengkareng (sebelumnya dari Halim, karena dekat dari Bogor) dan hanya beda satu jam dari perubahan jadwal yang ada, setidaknya tiba di Bali nggak terlalu malam.
Hikmah #DramaPertama: Bisa (iseng) nyobain Skytrain di bandara Soekarno Hatta. Bolak balik dari Terminal 1 ke Terminal 3. Aku mendokumentasikan pengalaman ini di IG story karena surreal banget negara kita AKHIRNYA punya transport beginian.
17 Feb 2018
#DramaKedua adalah di mana Josh yang mogok makan karena tiba-tiba batpil. Untuk mommies yang punya anak yang susah makan, sakit pulak, pasti mengerti sekali deh perasaanku.
Hari itu kami berencana untuk makan siang dengan keluarga inti, sekalian ngerayain ultah Papa. Sebelum berangkat, Josh sempat minum susu dan ngemil kue secuil. Waktu di restoran, aku bersyukur Josh sempat makan beberapa suap. Lumayan lahap untuk anak yang lagi sakit. Mungkin pas menunya favorit doi, mie kuah bakso.
Sorenya, kami pergi bareng teman kami, Ci Dinda dan Ko Steve yang lagi getaway dari Surabaya. Ko Steve penasaran banget dengan pork knuckle-nya Wahaha. Biar rasa penasaran nggak kebawa mimpi, meluncur lah kami ke Wahaha di Sunset Road. Fyi, aku dan Andreas abis makan siang ala buffet yang menu-menunya didominasi oleh pork. Kebayang nggak sore itu kami harus melahap ribs dan pork knuckle lagi? Pulang liburan setor muka ke Prod*a deh untuk cek darah, hahahaha.
Aku sempat bingung Josh makan apa di Wahaha. Di menu ada mashed potato, so I ordered for Josh dengan harapan dia mau, walau hanya secuil. Ternyata nggak kesentuh juga, aku coba kasih icip pork fried rice, lumayan mau beberapa suap, tapi setelah itu cranky -____- Aku nggak pernah bisa menyembunyikan raut wajah dalam sikon apapun. Jadi mungkin waktu itu aku kelihatan lelah—padahal perut hepi bener lho makan babi terus—sampai Ko Steve nyeletuk, "Wis, nikmati aja proses yang kayak gini. Josh nggak selamanya kayak gitu kok." Iya, sih... tau kok... tapi, ya, capek aja ):
18 Feb 2018
#DramaKetiga masih seputar anak sakit dan tidak mau makan.
Sampai di sini, mungkin kalian bosen banget, ya, drama motherhood yang aku alami itu-itu aja. Walaupun "itu-itu aja", percaya lah anak susah makan itu jauh lebih sedih ketimbang putus cinta.
Ini lah hari di mana Josh the sweet sweet boy perlahan berubah menjadi the mini hulk.
Setelah pulang dari gereja, aku dan Andreas hangout lagi dengan Ci Dinda dan Ko Steve. Hari itu kami diajak lunch di Jimbaran. Sepanjang perjalanan, Josh sempat cranky dan batuk-batuk terus. Aku minta tolong mampir sebentar ke apotek untuk beli Ambroxol buat Josh. Rencananya, setelah makan siang mau aku kasih minum obat.
Namun apa daya, Josh yang udah berhasil menghabiskan seporsi puding vanilla, dimuntahkan semuanya gara-gara nggak mau nelan obat sirup. Ditambah dengan cuaca Bali yang panasnya nggak karu-karuan, Josh sukses ngamukkkkkkk di restoran. Akhirnya aku memutuskan untuk boboin aja di dalam mobil supaya lebih adem. Dan ternyata dalam hitungan menit, begitu nenen anaknya langsung pules.
Oh, dear God... plis sembuhkan anakku, supaya kami bisa menikmati liburan ini bersama ):
19 Feb 2018
Masuk di #DramaKeempat, Mamak shòu bùliǎole, alias tak tahan lagi.
Ini udah hari keempat di mana Josh hampir nggak makan sama sekali. Susu pun cuma neguk berapa ml. Yang dia mau hanya nenen, nenen dan nenen. Waktu menyusui dengan penuh emosi, aku berusaha untuk kasih pengertian kenapa harus makan. Kalimat-kalimat nan sendu aku haturkan pada sang anak, sambil menahan air mata nggak jatuh.
"Salah satu untuk bertahan hidup, adalah dengan makan. Sekarang Mama masih bisa kasih nenen, kalo Josh udah 2 tahun, nenen udah nggak ada. Kamu harus makan apa yang Papa Mama makan juga. Kalau Mama nggak ada, siapa yang mau kasih Josh makan? Ya, Josh harus makan sendiri."
Ngefek nggak? Tentu saja tidak!
Gara-gara sakit dan kurang makan, emosinya pun nggak stabil. Ngalah-ngalahin Mamanya kalo lagi PMS. He was screaming and crying super loud. Rasanya pengen banting atau lempar barang, waktu denger Josh nggak berhenti nangis dan nolak apapun yang ada di meja makannya. WHERE DID MY SWEET BABY GO??!
Sadar istrinya siap meledak, suami buru-buru ambil alih dan suruh aku mandi. That was a great idea. Lebih baik mencegah daripada terjadi sesuatu yang tidak diinginkan. Selama mandi, Josh masih terus jerit-jerit digendong Papanya. Aku sengaja nyalain keran air sederas mungkin supaya suaranya nggak kedengaran. Aku sadar titik kesabaranku udah lewat batas dan akhirnya nangis juga di tengah guyuran air TT_______TT
Setelah aku keluar dari kamar mandi, Josh langsung minta aku gendong, dan dalam sekejap anaknya berhenti nangis. Sambil gendong Josh, aku duduk di pinggir ranjang. Josh sesunggukkan, Mamanya mewek. Kami saling mendekap tanpa suara.
Suami hanya menghela nafas panjang dan mengucapkan kalimat yang bikin hati semakin terpotek-potek.
"Josh tuh lagi nggak enak badannya, dia cuma mau kamu."
Makin deras lah ini aer mata TT_________TT
Lagi-lagi ngomongin soal makna menjadi ibu. Nggak pernah sangka tanggung jawab dan tugas seorang ibu itu berat banget. Yang paling sering aku alami, adalah aku nggak tahu apa yang aku lakukan ke anak, tujuannya adalah untuk si anak sendiri atau malah untuk kepuasan pribadi aku sendiri? Kayak soal makan ini. Segala sesuatu yang pernah aku lakukan ke Josh—mulai dari maksa dia makan sampai akhirnya dia muntah—apa iya itu untuk kebaikan Josh, atau supaya aku puas dan ngerasa bangga kalau anak bisa makan banyak dan habis? Apa aku pernah mikirin perasaan Josh sendiri yang nggak suka kalau dipaksa makan?
Aku belum tahu hikmah apa yang bisa didapat dari #DramaKedua sampai #DramaKeempat. Selama masih berstatus Mama Josh, masih ada banyak hal yang akan terus aku pelajari.
As for now, kesabaranku diuji sekali lewat kejadian ini. Belajar untuk lebih legowo, menghadapi masalah harus lebih dengan kepala dingin. Semua hal ini lebih gampang diucapkan. Tapi sesungguhnya jauh lebih sulit saat menjalani cobaan. Mungkin ini juga salah satu caranya Tuhan kali, ya, supaya tetap bersyukur karena masih bisa belajar untuk terus bertumbuh dan jadi lebih baik lagi.
Mama sayang kamu, Josh. Get well soon, ya, nak.
***
Untuk yang masih liburan, stay healthy, ya. Cuacanya lagi ekstrim banget di segala tempat. Yang udah mulai kerja atau sekolah, tetap semangat! Semoga hari kalian baik, ya. Stay awesome!
P.S. terima kasih kepada suami tercinta yang berhasil kalem dan mijitin di kala istri sangat membutuhkannya. I love you, Peps!
Get well soon ya Josh, btw ci tiap hewan di tahun cina itu selalu ada elemen kah di belakangnya? kayak tadi anjing tanah, terus kalau hewan-hewan lain pakai elemen apa? terus kalau anjing itu apa selalu anjing tanah, tanahnya ga bisa ganti apa gitu misalnya?
ReplyDeleteThank you onti, puji Tuhan Josh nya udah sehat :D
DeleteIya betul, ada 4 elemen: air, api, tanah dan emas. Setiap tahun itu ganti-ganti (CMIIW), tapi aku pun kurang paham gimana cara perhitungannya. Harus tanya orang Tiongkok asli hahaha
get well soon ya josh... emang kalo anak sakit tuh cenderung lebih nempel ke maminya... jayden juga begitu, kalo sakit maunya digendong aku terus...
ReplyDeletebtw kemaren waktu ke wahaha jayden aku pesenin spaghetti... berhubung selama di bali dia susah makan, jadinya aku pesenin menu2 yang kira2 dia suka... lumayan sih makannya, abis beberapa sendok hahahaha...
Thank you ontiii. Thank God udah seger lagi anaknya :D
DeleteIyah sih memang, cuma aku kayaknya capek banget gara-gara acara Imlekan yang berturut-turut, jadinya emosian ):
Wah iya juga, kenapa nggak kepikiran pesen spaghetti! Balik lagi ke Wahaha deh *modus* hahahah