Bandung Diary #1: Kuliner Yamien dan di Sudirman Street
Bandung Diary #2: Main-main di Tahura, Farmhouse dan Hobbiton
Mencari hotel untuk short getaway kemarin ini susah-susah gampang. Pasalnya, ide liburan ini mendadak banget, kan, kami hanya punya waktu 24 jam untuk ngulik hotel yang oke untuk menginap.
Sebelum nikah dan punya anak, aku jarang banget ngulik hotel kalau ingin berpergian. Biasanya itu tugas Mama yang suka cari penginapan. Nah, sejak punya keluarga sendiri, ilmu pemilihan hotel mau nggak mau harus aku tekuni.
Prinsip pemilihan hotel ala kami: kamar bersih, kalau bisa kamar mandinya ada bath tub (soalnya Josh parno banget kalau mandi dengan shower), dapet sarapan di hotel. Fasilitas seperti kolam renang, fitness center, kids playground nggak terlalu diprioritaskan, kecuali kalau emang menginap di resort, ya. Ini, kan, emang pengen kulineran dan jalan-jalan. Jadi, kami pilih hotel yang nggak terlalu mahal, cuma untuk numpang tidur dan sarapan tok.
Mencari hotel untuk short getaway kemarin ini susah-susah gampang. Pasalnya, ide liburan ini mendadak banget, kan, kami hanya punya waktu 24 jam untuk ngulik hotel yang oke untuk menginap.
Sebelum nikah dan punya anak, aku jarang banget ngulik hotel kalau ingin berpergian. Biasanya itu tugas Mama yang suka cari penginapan. Nah, sejak punya keluarga sendiri, ilmu pemilihan hotel mau nggak mau harus aku tekuni.
Prinsip pemilihan hotel ala kami: kamar bersih, kalau bisa kamar mandinya ada bath tub (soalnya Josh parno banget kalau mandi dengan shower), dapet sarapan di hotel. Fasilitas seperti kolam renang, fitness center, kids playground nggak terlalu diprioritaskan, kecuali kalau emang menginap di resort, ya. Ini, kan, emang pengen kulineran dan jalan-jalan. Jadi, kami pilih hotel yang nggak terlalu mahal, cuma untuk numpang tidur dan sarapan tok.
Awalnya, aku suggest di The 101 Jalan Juanda. Nggak ada alasan tertentu, sih, kenapa pengen di sana. Tapi, suami kurang sreg, aku pun juga sebenarnya. Terus ngulik hotel lainnya kayak Aryaduta, The Valley di Dago atas—hotel favoritnya keluargaku kalau liburan ke Bandung, sampai akhirnya kepikiran untuk nginep di hotel rumahan atau boutique hotel. Summerbird pun terlintas di kepala, karena keinget teman yang pernah ke sana.
"Eh, coba nginep di Summerbird, nggak? Tempatnya lucu, nih. Terus lokasinya bukan di jalan besar, nggak berisik."
"Ah, lucu doang mah kamu yang kepengen. Fasilitasnya gimana? Mahal nggak?"
"Nggak ada kolam renang gitu, sih. Cuma kayaknya cocok deh buat kita bertiga. Rate untuk dua malam di bawah sejeti, nih."
Mendengar di bawah sejeti, si suami langsung nengok dan menjawab, "Oh, yaudah. Book!"
Senangnya tambah berkali lipat, begitu tahu harga yang kami bayarkan untuk dua malam di Summerbird hanya sekitar di 750an ribu rupiah. Terima kasih untuk poin Traveloka yang selama ini dikumpulkan!
Tips dan catatan tambahan:
"Eh, coba nginep di Summerbird, nggak? Tempatnya lucu, nih. Terus lokasinya bukan di jalan besar, nggak berisik."
"Ah, lucu doang mah kamu yang kepengen. Fasilitasnya gimana? Mahal nggak?"
"Nggak ada kolam renang gitu, sih. Cuma kayaknya cocok deh buat kita bertiga. Rate untuk dua malam di bawah sejeti, nih."
Mendengar di bawah sejeti, si suami langsung nengok dan menjawab, "Oh, yaudah. Book!"
Senangnya tambah berkali lipat, begitu tahu harga yang kami bayarkan untuk dua malam di Summerbird hanya sekitar di 750an ribu rupiah. Terima kasih untuk poin Traveloka yang selama ini dikumpulkan!
First Impression
Wiii, sukaaa banget, deh, sama interiornya!
Tampak depan persis saat kita mau masuk ke dalam kafe mungil gitu. Ya, memang mereka juga sebuah kafe/restoran gitu, sih. Tapi tetep aja, nggak kelihatan kalau bangunan ini punya beberapa kamar untuk menginap. Tema rustic vintage-nya juga langsung terasa banget begitu masuk ke dalam. Terasa homey sekali.
Welcome drinks: Wedang Jahe. Kebetulan juga waktu itu aku lagi flu, lumayan banget untuk ngangetin badan. Buat yang nggak suka jahe, ada pilihan orange juice juga kok
The Room
Summerbird punya total 28 kamar, tipe kamarnya ada tiga: standard, superior dan deluxe. Kemarin kami ambil kamar yang superior dengan king-sized bed (180x200), plus breakfast. Interior kamarnya pun lucu banget dan ada campuran tema ala-ala scandinavian gitu, deh.
Minus kamar mandinya hanya satu, nggak ada pemisah antara tempat mandi dan wastafel. Jadi becek, duehhh, di mana-mana.
Seneng banget, deh, selama dua hari bisa minum kopi "gratis" tiap pagi
Ini penampakan english breakfast-nya. Kurang appetizing, ya, kelihatannya?
Menurut suami rasanya enak-enaka aja, sih. Cuma mungkin penataan makanannya perlu diperbaiki dikitt, ya *sok-sok kasih nasehat tentang food styling*
Ukuran kamarnya memang nggak besar (16.0 sqm) tapi cukup untuk kami bertiga. Yang paling penting, kamarnya bersih dan wangi. Plus, jendela kamar tidak mengarah ke jalan besar sehingga nggak bising di malam hari.
Wuaaaat... kamar mandinya tembus pandang banget, nih?
No, no, tenang saja, ada tirai yang bisa ditarik untuk nutupin kok, hahahaha
Aku sempet bingung karena shower kamar mandinya bukan tipe yang bisa dilepas (apa, sih, istilahnya?). Lah, kalau begini ceritanya, sih, bocah bakal histeris mandinya. Maklum, meskipun di rumah ada shower, Josh lebih terbiasa mandi dengan ember dan gayung. Anak kota masih belum berani mandi di bawah pancuran air, nih.
Terus, gimana dong mandinya?
Yaudah, pakai cara anaknya digendong, terus mandi lah sambil anaknya jerit-jerit heboh. Untung hotelnya sepi, kalau nggak rasanya kamar kami udah digedor-gedor, deh.
Mager di hari terakhir
Basic Facilities
Karena ini boutique hotel, fasilitas yang ditawarkan pun minim dan yang standar aja, seperti free WiFi dan breakfast.
Oh ya, di malam kedua sebelum kami memutuskan untuk nge-gofood Yamien lagi, aku memesan room service untuk makan malam Josh, sepiring Fettuccine Carbonara. Ujung-ujungnya dihabisin bapake, anaknya cuma makan seiprit. Begitu Yamien pesanan kami datang, bocah malah lahap bener.
Breakfast
Untuk sarapan pagi, kita bakal dikasih pilihan beberapa menu ala carte. Kalau nggak salah inget, menunya ada: English breakfast, Nasi Goreng, Indomie Goreng (iya, Indomie banget!), Breakfast Wrap. Selama kita nunggu pesanan ala carte-nya, ada stand bubur dan roti untuk ganjel perut bagi yang udah kelaperan.
Ini penampakan english breakfast-nya. Kurang appetizing, ya, kelihatannya?
Menurut suami rasanya enak-enaka aja, sih. Cuma mungkin penataan makanannya perlu diperbaiki dikitt, ya *sok-sok kasih nasehat tentang food styling*
Hari ketiga aku coba mesen Indomie Goreng. Kenapa, ya, Indomie kalo dimasakin orang rasanya jauh lebih enak?!
- Hotel ini kurang cocok untuk yang datang dengan keluarga besar/rombongan. Dikarenakan hotel serta kamar yang tidak terlalu besar, pasti kurang ruang untuk bergerak dan nggak begitu bebas. Plus, kalau berisik pasti akan sedikit menganggu pengunjung yang lain. Lebih cocok untuk yang berpergian bareng sahabat, pasutri yang pengen getaway or honeymoon, atau keluarga kecil kayak kami.
- Summerbird bisa dijadikan lokasi untuk pre-wedding lho. Ada harga paketnya, silakan ditanyakan langsung ke receptionist, ya.
- Lokasi Summerbird supeeeer dekat dengan beberapa tujuan kuliner kami. Sudirman Street/Jalan Cibadak, Kartika Sari (untuk beli oleh-oleh sebelum pulang). Buat yang pengen ngemol atau nonton bioskop, ada Paskal 23 juga kok.
- Kalau malas bawa kendaraan sendiri untuk jalan-jalan, khususnya kalau pengen ke tempat yang susah parkir, nge-grab/nge-gocar aja. Waktu kami mau ke Sudirman Street, kami nge-grab dan hanya perlu tunggu sekitar 10 menit sampai si driver datang jemput.
- Waktu check-in, kita akan diminta deposit sebesar 100k.
- Selama kami menginap, nggak ada keluhan dalam service. Overall, oke.
***
Walaupun udah hampir dua minggu semenjak pulang dari Bandung, euforianya masih terasa coba gara-gara nulis postingan ini. Semoga ada rejeki buat balik Bandung lagi! *aminnnn*
Selesai sudah postingan trip ke Bandung kali ini. Terima kasih yang sudah baca sampai postingan terakhir ini. Semoga membantu sedikit bagi teman-teman yang berencana ke Bandung dalam waktu dekat, ya.
Stay awesome!
uda sering nih denger hotel ini, tapi ga pernah jadi karena ga ada kolam renangnya... kalo buat jayden, keberadaan kolam renang lumayan penting, karena iming2 berenang itu salah satu cara supaya dia mau makan hahahaha... soalnya kalo lagi pergi2 makannya susah banget hahahaha...
ReplyDeleteKalau kolam renang belom wajib banget untuk Josh, soalnya anaknya moody-an, hahaha. Kebanyakan butik hotel sih nggak ada kolam renang. Harus nginep di chain-hotel gitu kali ya baru bisa.
Deletelucu ya hotelnya. murmer pula...
ReplyDeletejosh kayak si emma dulu. padahal kita di rumah juga pake shower yang nempel gitu lho tapi tiap ke hotel kalo mandi pake shower selalu nangis. gak tau kenapa. jadi mesti digendong2 ribet banget. hahaha.
Iya, ngehits di kalangan anak muda yang pengen cari Instagrammable hotel ko, hahaha.
DeleteWah iya beneran? Kirain anakku doang yang kayak gitu, sampai bingung deh kenapa takut banget sama shower. Mudah-mudahan gedean dikit udah nggak parnoan.
Penasaran banget sama hotel satu ini. Dari INstagram. hahahaha. kayaknya unyu unyu :D thankyou banget kak atas reviewnya. semoga kapan kapan bisa kesampaian nginep disini :D
ReplyDeleteKayaknya bakal cocok sih kamu, hahaha. Ajak temen2 seruuu, terus bisa foto-foto buat konten Instagram, hahahaha. Sama2, Janice!
Delete