Aku suka segala sesuatu terlihat rapi dan pada tempatnya. Gapapa perabotan rumah sekarang belum se-aesthetic seperti video room tour di Youtube atau warna perabotan belum mecing, yang penting every stuffs in their own places.
Call me an OCD, aku paling gregetan kalo liat sesuatu yang seharusnya pada tempatnya, eh malah diletakkan sembarangan. Makanya suami suka sebel kalo aku mulai cerewet soal menempatkan barang. Tapii, aku dan suami punya satu kesamaan: kami nggak suka rumah atau kamar yang penuh dengan barang. Makanya kami rajin beberes supaya barang nggak numpuk.
Baru aja kemarin ini aku habis bebenah kamar kami. Udah lama banget pengen beresin beberapa bagian yang berantakan banget. Lumayan banget lho. Setelah hampir dua jam beberes, berhasil membuang satu kantong penuh sampah. Wuuu, rasanya nikmat banget.
So, hari ini aku pengen membagikan tiga tips cepat dan mudah bagi yang ingin membereskan... well, apapun yang ingin kalian bereskan, baik itu rumah, tempat kerja dll:
1. Declutter and throw things away.
Did I say already that I love throwing things away?
Sensasi membuang barang itu memang tiada duanya. Apalagi ternyata menemukan banyak barang yang nggak seharusnya disimpan. Contohnya biasa barang-barang kecil seperti bon atau nota belanja yang nyelip di tas atau dompet dan kartu membership yang nggak digunakan (dapet kartunya karena ditawarin gratis tanpa biaya). Kedua barang tersebut yang paling banyak di dalam kantong sampah besar kemarin.
Kemarin aku membaca ulang buku L'art de la Simplicite, ada satu poin yang benar banget tentang decluttering, keep your essential things.
Tips termudah dalam decluttering, adalah menyimpan sesuatu yang penting (dan ada gunanya). Kalo menemukan sesuatu yang tidak ada gunanya, nggak usah mikir panjang, tinggal buangggg.
Catatan tambahan: buat yang sudah menikah dan sedang tinggal di rumah mertua, poin pertama ini jangan dilakukan sembarangan, ya. Jangan kau berani buang-buang barang mertuamu, kena marah kau baru tau rasa, hahahaha. Segregetan apapun aku dengan kondisi di rumah ini, aku hanya membereskan apa yang menjadi milik aku dan suami aja. Wilayah dapur pun nggak berani aku sentuh. Hanya perintilan milik sendiri aja yang diberesin. Tapi pernah juga, sih, sesekali bantu untuk merapikan barang-barang yang memang udah ada di rumah supaya lebih accessible, lebih mudah untuk mencari sesuatu yang dibutuhkan.
2. Make a home for each things.
Sejak nonton channel Whatsupmoms dan Do It On A Dime (my favorite organizing channel, btw), aku jadi rajin membuat 'rumah' bagi setiap benda yang ada di rumah atau kamar.
Misalnya, aku suka sebel kalo menemukan uang logam yang ada di mana-mana (padahal sendirinya yang sembarangan taruh juga). Akhirnya kemarin aku beli sebuah kaleng lucuk di Daiso untuk menampung semua koin yang ada dan disimpan dalam laci. Kalau suatu saat butuh koin, tinggal buka kaleng ini aja deh. No more mess!
Hal ini juga aku lakukan waktu membereskan kamar Josh beberapa waktu lalu. Kami membeli sebuah kabinet serta tempat penyimpanannya untuk 'rumah' mainannya Josh yang sebelumnya hanya diletakkan di lantai pojok kamar. Selain rapi, enak dipandang mata dan Josh pun bisa belajar untuk tidy-up setiap barangnya sendiri.
3. Do weekly or monthly organizing routine.
Kalau semuanya sudah rapi, sudah pada tempatnya masing-masing, jangan lupa rutin dirapikan kembali tiap minggu atau sebulan sekali. Jadi rapinya nggak sesaat juga. You will be surprised aktifitas rumah tangga ini bakal menjadi kebiasaan baik. Bukan berarti tempat tinggal kami udah rapi sempurna, ya. Masih ada beberapa bagian yang berantakan kok. Tapi kami berusaha supaya tempat kami tetap nyaman dan bersih untuk ditinggali.
***
Semoga tips ini berguna bagi teman-teman yang berencana untuk beberes rumah, ya. Apalagi tahun baru sudah dekat, rumah nggak usah baru yang penting rapi dan nyaman yaa.
Ada yang suka rapi-rapi juga nggak kayak aku di sini? (:
Beda banget sama saya Mba, saya bahkan bisa tidur di atas tumpukan baju kalau sudah kecapekan. Tapi membuang barang-barang nggak guna juga sering saya lakukan. Sekarang udah jarang banget beli barang karena “lucu”, tapi lebih ke perlu atau nggak.
ReplyDelete