Udah telat banget karena ulang tahun blog ini jatuh di bulan Januari, tapi baru sempat nulis sepatah dua patah (bahkan ratusan) kata hari ini. Gapapa ya, better late than never.
Jadiii, udah sembilan tahun aja nih usia blog ini. Wow wow. Nggak nyangka juga bisa bertahan sampai detik ini. Padahal waktu ingin memulai blogging kembali aku sempat was-was karena nggak bakal bertahan lama, ternyata along the way aku banyak menemukan alasan untuk terus nulis di sini, salah satunya yang akan aku ceritakan sedikitt di bawah nanti.
Setelah sekian lama ngeblog, aku mulai merasakan perubahan—yang sedikit, namun cukup signifikan—setahun belakangan ini. Apa aja itu?
Jadiii, udah sembilan tahun aja nih usia blog ini. Wow wow. Nggak nyangka juga bisa bertahan sampai detik ini. Padahal waktu ingin memulai blogging kembali aku sempat was-was karena nggak bakal bertahan lama, ternyata along the way aku banyak menemukan alasan untuk terus nulis di sini, salah satunya yang akan aku ceritakan sedikitt di bawah nanti.
Setelah sekian lama ngeblog, aku mulai merasakan perubahan—yang sedikit, namun cukup signifikan—setahun belakangan ini. Apa aja itu?
- (Akhirnya) menemukan gaya menulis yang oke dan nyaman (untuk diri sendiri).
Flashback ke beberapa tahun yang lalu di saat mencoba kembali blogging di 'rumah' yang baru, gaya menulis aku berubah-ubah dan nggak konsisten. Suatu waktu aku pengen nulis full bahasa Inggris (yang belepotan banget) karena pengen coba 'menarik' pembaca dari luar negeri. Waktu itu aku memang sering banget blogwalking ke blog luar dan 'mengundang' mereka main ke blogku dengan meninggalkan link saat blogwalking.
Lama-kelamaan, capek ugha yak nulis bahasa Inggris yang harus dipikirin banget grammar-nya, karena kalo salah nulis ketahuan dong bodohnya, padahal maksud hati ingin terlihat keren. Akhirnya, aku nyerah dan balik lagi nulis dalam bahasa Indonesia, sambil berusaha mikir gimana caranya tulisanku tetap bisa menarik meskipun dalam bahasa ibu.
First of all, kenapa aku agak ngotot pengen nulis bahasa Inggris di awal ngeblog di platform ini, karena blogger (Indonesia) panutanku rata-rata menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar di blog mereka. Sebut saja Michelle Koesnadi, Diana Rikasari dan Clara Devi—waktu itu masih dengan judul Sunflares Plethora, I miss her old mellow-poetry blog anyway. Buat yang masih atau pernah baca blog milik blogger yang kusebutkan, mereka memang konsisten nulis dalam bahasa Inggris, pembaca mereka pun nggak hanya dari dalam negeri. Maklum, yaa, the 20s years old-me back then belum tau blog ini mau di bawa ke mana, nggak tau tujuan ngeblog apa selain pencitraan dan ingin populer, akhirnya ikut-ikutan aja.
A few years later, I finally figured out what I want to do with this blog, cita-cita ingin populer dan dikenal banyak orang pun udah nggak termasuk di dalamnya. Blog ini udah mantapp banget berperan sebagai creative outlet buatku dan juga untuk berbagi cerita pengalaman hidup. I always thought there's nothing fancy or about my story, tapi kita nggak pernah tau, kan, kalo apa yang kita tulis bisa menjadi inspirasi buat orang lain.
Untuk sebuah personal blog yang memang lebih sering berbagi cerita sehari-hari, gaya tulisan yang enak dibaca itu sangat penting, paling nggak kita yang menulis harus suka dulu dengan tulisan sendiri. Tipsnya apa dong supaya tulisan kita enak dibaca? Cuma dua, banyak nulis dan baca blog favorit kamu.
Salah satu blog yang banyak bantu aku dalam rangka "menulis lebih nyaman" adalah—tak lain tak bukan—blognya Mba Laila, Let The Beast In. Bosen ya bosen deh gue sebut molo blognya doi di sini, hahahaha. Namun, sungguh, aku belajar banyak dari belio. Cara penyampaian cerita yang witty dan open-minded.
Kalo kalian menemukan blog atau gaya tulisan seseorang yang disukai, gapapa kok tiru aja dulu cara menulis mereka, setelah itu baru deh latihan dengan 'suara' sendiri. Practice makes perfect. Nanti juga ketemu sendiri gaya yang passs (:
Lama-kelamaan, capek ugha yak nulis bahasa Inggris yang harus dipikirin banget grammar-nya, karena kalo salah nulis ketahuan dong bodohnya, padahal maksud hati ingin terlihat keren. Akhirnya, aku nyerah dan balik lagi nulis dalam bahasa Indonesia, sambil berusaha mikir gimana caranya tulisanku tetap bisa menarik meskipun dalam bahasa ibu.
First of all, kenapa aku agak ngotot pengen nulis bahasa Inggris di awal ngeblog di platform ini, karena blogger (Indonesia) panutanku rata-rata menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar di blog mereka. Sebut saja Michelle Koesnadi, Diana Rikasari dan Clara Devi—waktu itu masih dengan judul Sunflares Plethora, I miss her old mellow-poetry blog anyway. Buat yang masih atau pernah baca blog milik blogger yang kusebutkan, mereka memang konsisten nulis dalam bahasa Inggris, pembaca mereka pun nggak hanya dari dalam negeri. Maklum, yaa, the 20s years old-me back then belum tau blog ini mau di bawa ke mana, nggak tau tujuan ngeblog apa selain pencitraan dan ingin populer, akhirnya ikut-ikutan aja.
A few years later, I finally figured out what I want to do with this blog, cita-cita ingin populer dan dikenal banyak orang pun udah nggak termasuk di dalamnya. Blog ini udah mantapp banget berperan sebagai creative outlet buatku dan juga untuk berbagi cerita pengalaman hidup. I always thought there's nothing fancy or about my story, tapi kita nggak pernah tau, kan, kalo apa yang kita tulis bisa menjadi inspirasi buat orang lain.
Untuk sebuah personal blog yang memang lebih sering berbagi cerita sehari-hari, gaya tulisan yang enak dibaca itu sangat penting, paling nggak kita yang menulis harus suka dulu dengan tulisan sendiri. Tipsnya apa dong supaya tulisan kita enak dibaca? Cuma dua, banyak nulis dan baca blog favorit kamu.
Photo by Nicole Honeywill on Unsplash
Salah satu blog yang banyak bantu aku dalam rangka "menulis lebih nyaman" adalah—tak lain tak bukan—blognya Mba Laila, Let The Beast In. Bosen ya bosen deh gue sebut molo blognya doi di sini, hahahaha. Namun, sungguh, aku belajar banyak dari belio. Cara penyampaian cerita yang witty dan open-minded.
Kalo kalian menemukan blog atau gaya tulisan seseorang yang disukai, gapapa kok tiru aja dulu cara menulis mereka, setelah itu baru deh latihan dengan 'suara' sendiri. Practice makes perfect. Nanti juga ketemu sendiri gaya yang passs (:
- Menghilangkan keraguan untuk "bayar lebih".
Bayar di sini literally mengeluarkan uang, ya.
Tahun lalu aku memutuskan untuk beli blog template, setelah mata semakin siwer dan capekkk banget ngurusin kode HTML, coding-coding dan kawan-kawannya. It's time to call a professional!
Menggunakan template blog berbayar ini merupakan keputusan terbaik, sih. Tampilan blog otomatis berubah menjadi lebih cantik dan rapi. Suka banget dengan layout yang jauh lebih clean dan enak dipandang mata. Kalo kesulitan dalam input kode HTML, tinggal menghubungi sang desainer aja untuk minta bantuan, don't be shy because she's very helpful (you're truly an angel, Ci Angel!).
Kalo mau makeover nggak boleh nanggung, kan. Beberapa bulan setelah beli template, akhirnya aku sekalian purchase untuk tampilan mobile responsive. Itu lhoo, biar kalo kalian buka blog ini di smartphone, tampilannya akan sama persis dengan di laptop. Kece banget lah blog ku sekarang :P
Tampilan udah oke, apa lagi yang kurang? Ganti dotcom aja apa sekalian? 🤔
So, I did!
Tujuanku beli domain untuk monetasi blog. Rencananya, kan, memang ingin menghasilkan uang (sedikit) dari blog ini, calon sponsor atau brand itu biasanya mencari blogger yang memang sudah mempunyai domain pribadi, karena mempengaruhi kredibilitas juga mungkin, ya. Buat yang ingin memonetasi blognya boleh dipertimbangkan untuk beli domain, anggap aja sebagai modal usaha.
EDITED: Oh ya, langganan premium di situs photo editor seperti Canva atau beli paket filter atau template untuk foto termasuk modal usaha dalam ngeblog. Aku baru sadar ini karena lagi menimbang-nimbang mau beli filter inceran di VSCO. Karena kalo jalan-jalan ke blog lain yang editan fotonya kece banget, pas dicek ternyata bukan gratisan LOL (ada harga ada barang yee)
Selain monetasi, mengubah tampilan dan mengganti domain blog secara nggak langsung juga memacu semangat untuk lebih rajin lagi nulis di sini. Ya, kalo misalkan ada bolongnya mohon maaf, yaaa 😜
Menggunakan template blog berbayar ini merupakan keputusan terbaik, sih. Tampilan blog otomatis berubah menjadi lebih cantik dan rapi. Suka banget dengan layout yang jauh lebih clean dan enak dipandang mata. Kalo kesulitan dalam input kode HTML, tinggal menghubungi sang desainer aja untuk minta bantuan, don't be shy because she's very helpful (you're truly an angel, Ci Angel!).
Kalo mau makeover nggak boleh nanggung, kan. Beberapa bulan setelah beli template, akhirnya aku sekalian purchase untuk tampilan mobile responsive. Itu lhoo, biar kalo kalian buka blog ini di smartphone, tampilannya akan sama persis dengan di laptop. Kece banget lah blog ku sekarang :P
So, I did!
Tujuanku beli domain untuk monetasi blog. Rencananya, kan, memang ingin menghasilkan uang (sedikit) dari blog ini, calon sponsor atau brand itu biasanya mencari blogger yang memang sudah mempunyai domain pribadi, karena mempengaruhi kredibilitas juga mungkin, ya. Buat yang ingin memonetasi blognya boleh dipertimbangkan untuk beli domain, anggap aja sebagai modal usaha.
EDITED: Oh ya, langganan premium di situs photo editor seperti Canva atau beli paket filter atau template untuk foto termasuk modal usaha dalam ngeblog. Aku baru sadar ini karena lagi menimbang-nimbang mau beli filter inceran di VSCO. Karena kalo jalan-jalan ke blog lain yang editan fotonya kece banget, pas dicek ternyata bukan gratisan LOL (ada harga ada barang yee)
Selain monetasi, mengubah tampilan dan mengganti domain blog secara nggak langsung juga memacu semangat untuk lebih rajin lagi nulis di sini. Ya, kalo misalkan ada bolongnya mohon maaf, yaaa 😜
***
Blogging ini salah satu aktifitas yang nggak hanya sebagai outlet to keep me sane as a mom (jadi ibuk itu bahagia tapi melelah kan juga, yow), tapi sebagai tempat untuk mengasah kemampuan dan menggali potensi dalam diri terus dan menerus. I love ya, le blog!
P.S. here some of my favorite posts from 2018 folder, (siapa tau ada yang mau baca-baca):
1. The Complete Story How We Met (Our Marriage)
2. My Breastfeeding Journey (Part 2): Byeeee Nenen! (Motherhood Journey)
3. Bali Mini Travel Recommendation for Family (Travel Journal)
4. 5 Film Favorit (dan bagus) tentang Motherhood (Favorite Things)
5. Bandung Diary #1: Kuliner Yamien dan Sudirman Street (Eat in Bandung)
P.S. here some of my favorite posts from 2018 folder, (siapa tau ada yang mau baca-baca):
1. The Complete Story How We Met (Our Marriage)
2. My Breastfeeding Journey (Part 2): Byeeee Nenen! (Motherhood Journey)
3. Bali Mini Travel Recommendation for Family (Travel Journal)
4. 5 Film Favorit (dan bagus) tentang Motherhood (Favorite Things)
5. Bandung Diary #1: Kuliner Yamien dan Sudirman Street (Eat in Bandung)
wiiihh Makasih banget, Jane udah di mention! ;D
ReplyDeletebtw aku juga suka blogwalking ke blog2 luar. my faves : Daisybutter & brunch with Audreys. Kalau yg lokal kurang lebih sama :D Sama kayak kamu, dulu aku juga pengen menggaet readers luar negri, tpi lama kelamaan kayaknya capek nulis inggris belepotan. Akhirnya sampai sekarang nulis pakai Bahasa Indo aja deh :D
Happy blogiversary!!
Your most welcome, Ci! Aku lho yang makasih banget blognya jadi cakep berkat dirimu (:
DeleteAh, brunch with Audreys kadang-kadang suka ke sana juga, layoutnya cakep yaa. Kalo blog luar masih setia sama Cup of Jo aja nih, hihi.
Nulis bahasa Indonesia memang paling nyaman ya hahaha kitanya juga lebih enak kalo ingin menyampaikan sesuatu :D
Hai jane, salam kenal. Jujur ya, aku tuh love at 1st sigh sama blog kamu. Mulai dari tampilan, ilustrasi tiap blogpostnya, sampe gaya bercerita kamu. Ciamik. Dan 9 tahun bukan waktu yang becanda untuk konsisten blogging ya. Salut akutuh.
ReplyDeleteAh Mba Sari bisa aja hahaha makasih banget ya! Padahal aku baru konsisten ngeblognya dua tahun belakangan ini, bersyukur banget kalo ada improvement yang berarti. Semangat juga Mba blogging-nya ya! (:
Deletejadi ikut pengen beli template juga deh hahahaha...
ReplyDeleteCusss, beli Ci Mell hahaha
DeleteKeren mba udah sejauh ini bisa konsisten ngeblog, aku aja dari 2011 baru nyadarnya sekarang.. Semangat selalu ya..
ReplyDeleteAminnn, semoga seterusnya bisa lebih baik. Semangat buat Mba juga yaa!
DeleteTo certain point, we did a same thought; using English to attract fellow blogger from the other part of the world. Tapi gitu ya deh, ga konsisten juga qiqiqi.
ReplyDeleteAnyway, Happy 9th years of blogging!
www.mydairynote.blogspot.com
I know right? Lebih enak campur-campur jadinya hauhahaha
DeleteThank youuu anyway! <3
Wah udah 9 tahun aja kaaakaaaak.. Selamaaat ! Gak nyangka ya.. ! Tahun ini ewafebri dot com baru masuk ke 2 tahun. Tapi kalo ngeblognya kalo gak salah udah 8 tahunan. Hahhaa.. 1 tahun terakhir ini mulai bener-bener mengelolanya dengan baik.
ReplyDeleteThank youuu!
DeleteWah kita sama-sama udah lama ngeblognya ya, aku pun baru dua tahun belakangan ini konsisten menjalaninya. Semoga kita terus semangat ya (:
Jadi dapat rekom dari mbak jane siapa siapa blogger yang keren. Makasih mbak. Salam kenal
ReplyDeleteSama-sama Mba Eva, salam kenal juga ya (:
DeleteSalut aku Mbaaaaa, 9 tahun dan still passionate ya.... :)
ReplyDeleteAku setuju banget juga kalau ngeblog selain keep me sane, juga "memaksa" belajar terus terus dan terus :) maksa baca, maksa up to date.... maksa yang menyenangkan juga si.... :) Nice to know you Mbaaa!