Tepat hari ini adalah ulang tahun Jane From The Blog yang ke-10!
It has been a whole decade since I blog here, how crazy is that?!
Kalau ngomongin soal prestasi blog, nggak ada yang bisa dipamerkan, sih. Soalnya blog ini nggak komersial—meski kadang-kadang terima sponsored job tapi jarang banget. Padahal, blogger di luar sana biasanya ngomongin blog mereka yang berkembang menjadi bisnis kalau lagi merayakan anniversary.
Sedangkan aku sendiri, berkali-kali ngomong pengen lebih 'serius' ngeblog, maksudnya, ya, lebih sering nge-post aja. Entah itu curhat-curhat berfaedah maupun receh, juga sharing hal-hal yang aku suka.
Sedangkan aku sendiri, berkali-kali ngomong pengen lebih 'serius' ngeblog, maksudnya, ya, lebih sering nge-post aja. Entah itu curhat-curhat berfaedah maupun receh, juga sharing hal-hal yang aku suka.
Tapi nih, kalau dari segi perjalanan hidupku sendiri, blog ini 'menyimpan' banyak banget cerita yang bahkan aku sendiri udah lupa dengan beberapa hal yang udah dilewati. Sepuluh tahun gengs! Bukan sebuah perjalan yang singkat!
Karena aku anaknya sentimental dan senang bernostalgia, konten hari ini akan berisi review perjalanan hidup yang pernah maupun yang nggak sempat kutinggalkan jejaknya dalam bentuk blogpost, dari tahun 2010-2020.
So yes, ini bakal panjaaaaaaaang banget. Buat yang mau tetap baca sampai akhir, buru siapin es kopi atau cemilan apapun biar nggak bosen. Buat yang nggak mau baca juga gapapa kok, monggo ada tulisan lainnya yang bisa dibaca, ya, siapa tau bermanfaat hahahaha *tetepppp promosi blog sendiri lol*
Let's ride the time machine together with me back to ten years ago,
2010
Tahun ini adalah tahun di mana aku memulai kembali blog yang baru, karena blog yang lama terlalu bapuk dan udah nggak layak dipublikasikan. Harapannya, sih, dengan 'rumah' baru ini bisa lebih rajin ngeblog, apalagi karena aku lagi kuliah di luar, harus sering-sering nulis dong biar punya memori. Nyatanya, tetap aja jarang ngeblog, because of the frikin VPN problems. Bzzzz.
But anyway, I survived my second year in Guangzhou! Meskipun sebenarnya awal tahun itu aku homesick lagi setelah pulang ke Jakarta selama sebulan. Terus, tiba-tiba lagi ngambek nggak mau temanan sama siapapun lol. Emo banget lah waktu itu. Sukanya pergi sendiri, cari teman baru di luar kampus dan gereja, pokoknya sok sibuk sendiri sampai akhirnyaaa...
Sekitar bulan April, tiba-tiba ada yang 'rajin' SMS nanyain lagi ngapain, udah makan apa belum, hari ini ke mana dan mau pergi makan bareng apa nggak. Ketebak dong siapa orangnya? 😂 Udah pernah diceritakan juga lengkap tentang gimana kami berdua ketemu. Then, June 2010, we were officially dating.
Sekitar pertengahan tahun, Guangzhou resmi menjadi tuan rumah Asian Games 2010. Di beberapa kampus dan sekolah pun menawarkan kesempatan untuk menjadi volunteer di acara ini, termasuk untuk mahasiswa luar negeri. Karena kesempatan kayak gini nggak datang dua kali, aku langsung apply dong, dan meskipun jobdesc-ku nggak mewah dan nggak yang berhubungan langsung dengan para atlet, tetap aja ini pengalaman yang luar biasa.
Ada kejadian lucu dan memorable saat lagi tugas di lapangan. Aku dan sahabatku nggak sengaja ketemu dan foto bareng dengan Bapak Agum Gumelar, yang saat itu juga hadir di acara Asian Games dan kemungkinan besar, beliau datang untuk mendukung menantunya dalam pertandingan bulu tangkis... hayooo siapa menantunya Agum Gumelar? *kuis dadakan* 😜
Kerja menjadi volunteer itu enak nggak enak. Enaknya, punya pengalaman seru dan nggak terlupakan—buktinya sepuluh tahun berlalu masih bisa diceritain sedetil ini. Nggak enaknya, kerjanya tuh lamaaaa banget. Sehari bisa 12 jam, itu pun nggak setiap saat ada 'kerjaan', jadi ada kalanya kita gabut banget (ya, nggak gabut juga, sih, karena emang nggak digaji LOL).
Tapi ternyata nggak kapok tuh. Waktu penyelanggara menawarkan kembali untuk volunteering di Asian Para Games, aku langsung yes. Karena tawarannya nggak main-main, dapet SKS tambahan dong. Mayan banget, kan! Dan posisiku kali ini lebih keren, di bagian media dan komunikasi. Ngapain aja? Ya, ngurusin perintilan di balik layar, seperti persiapan wawancara atlet dengan awak media dan lainnya.
Seragamnya aja lebih kece, kan? :P
And oh, di tahun yang sama, aku dan sahabatku berangkat ke Beijing untuk pertama kalinya! Tapi sayang banget, baru sadar aku nggak menyimpan dokumentasinya sama sekali huhu
2011
Brutally honest, I'd been through a "weird" phase in this year, I tell you why.
The year 2011 was not a happy year for me.
Pertama, hubunganku dengan orang lain maupun pacar semuanya lagi kurang bagus. Kedua, gara-gara alasan pertama aku sering nangis sendirian di kamar, tiap kali sebelum tidur. Di tahun sebelumnya aku merasa emo, ini jauh lebih emo lagi.
Diam-diam aku iri sama sahabatku yang pintar dan gampang berteman dengan siapapun. Aku merasa insecure parah, susah jadi diri sendiri dan berusaha untuk jadi "orang lain" supaya aku lebih menarik. I was not feeling myself that time.
Tahun itu juga di mana aku sibuk banget menyiapkan diri untuk ikut ujian piano Royal. Sekian lama aku belajar piano, mamaku ingin aku punya prestasi di bidang ini. I thought why not, bisa jadi tantangan baru dan aku punya kesibukan di luar kuliah.
So, I took piano lesson, twice a week. Dan harga kursus piano di luar negeri itu nggak murah sodara-sodara huhuhu. I practiced hard to not fail the exam, karena dengar-dengar ujian Royal itu susahnya amit-amit. Juga supaya nggak ngecewain mamaku yang udah bantu bayarin kursus mahal ini. Karena aku nggak punya piano, aku pinjam electronic keyboard dari gereja, kadang-kadang juga booking ruangan piano di tempat les dekat kampus.
Hari ujian tiba, aku nervous setengah mati. Tipe ujiannya ada dua: teori dan praktek. Tes teorinya, sih, puji Tuhan lancar (dan lulus! Yay!). Begitu masuk ruangan untuk ujian praktek, aku grogi parah. Hasil latihan selama ini tiba-tiba nge-blank begitu aku duduk di depan piano. Aku mulai keringat dingin dan alhasil permainan jelek. Ini udah pasti nggak lulus, pikir aku saat itu.
Beberapa bulan kemudian, hasil ujian praktek keluar di saat aku lagi sibuk pindahan ke gedung asrama yang baru. Saat beberes, aku sambilan buka amplop untuk lihat hasil tes... dan hasilnya... aku gagal ))):
Inget banget aku langsung kabur keluar kamar dan nangis sesunggukkan di teras luar. Aku bingung banget gimana kasih tau mamaku dan guru pianoku. Takut banget pokoknya. Keinget uang yang udah dihabiskan jutaan untuk les persiapan ujian ini. Mendadak aku ngerasa nggak bisa apa-apa. Jadi diri sendiri nggak bisa, les piano bertahun-tahun ujian praktek malah gagal.
See, I told ya I was so emo back then.
Setelah udah agak tenang, aku langsung ngabarin mama. Aku cukup kaget mamaku nggak marah sama sekali. Mama cuma bilang setidaknya aku ada pengalaman ujian Royal dan yang penting ujian teorinya lulus. Dengar mama ngomong setenang itu aku kembali ambyar T_T
Baru bisa cerita sekarang karena kalau langsung di saat itu pasti alay sejadi-jadinya hahahaha.
Meski bukan tahun yang bagus, aku tetap bersyukur sama Tuhan karena udah diizinkan mengalami banyak hal (yang nggak enak). I guess all things work together for good, right? *amen!*
Akhir tahun Mama visit ke Guangzhou, kangen pun terobati
Nah, menariknya, blog ini punya cerita yang lebih baik daripada kehidupanku sendiri. Kalo dilihat dari archive, hampir semua isinya yang hepi-hepi.
Aku iseng bikin 30 days blog challenge di mana aku me-review makanan-makanan yang aku suka di kota Guang Zhou (tiati laper buka link ini!), mulai dari street food sampai makanan berat. Sayangnya, challenge ini nggak selesai. Padahal kalo diniatin pasti bisa deh, zzzz. Oh ya, karena aku nggak punya kamera, aku minjem kamera sahabatku selama bikin konten ini... nggak ding, selama menulis blog sepanjang tahun ini. Nggak tau diri minjemnya nggak kira-kira HAHAHA
Di tahun yang sama juga, aku dan sahabatku dapet kesempatan berangkat ke Hong Kong untuk pelatihan musik di gereja pusat tempat kami beribadah. Senang banget donggg! Buat yang pernah tinggal di Guangzhou, bisa liburan ke Hong Kong kapan pun--kalau punya duit tentunya—itu sebuah privilege lho. Tinggal pilih mau naik bus atau kereta dua-duanya bisa. Aku, sih, biasanya pasti kereta karena pemandangan sepanjang jalan bagus. Hari itu kami menghabiskan waktu lebih banyak di gereja, karena emang tujuannya training, kan. Jadi nggak sempat jalan-jalan. But the good news is...
Beberapa bulan kemudian, aku dan Andreas curi waktu di tengah summer holiday untuk kembali ke Hong Kong! Yaaaay!
Secara pengalaman doi di Hong Kong lebih khatam daripada eke, cucok banget lah trip PP kali ini. Kami berangkat pagi-pagi, pulang Guangzhou sebelum malam. Puwas puwas banget. That was the best part of my summer holiday.
Seneng banget minum bubble milk tea terenak di Hong Kong T_T
Senangnya berkali lipat karena saat aku bagikan pengalaman ini di blog, PV-nya cukup tinggi, mencapai 640 dan punya komen terbanyak sepanjang aku ngeblog di sini huhuhu. Seneng akutu.
Satu lagi tentang 2011, film Harry Potter Saga akhirnya TAMAT ðŸ˜
2011 cukup panjang, ya. Harap sabar, sekarang kita masuk ke 2012.
2012
Highlight di tahun ini adalah... jeng jeng... Andreas lulus kuliah dan back for good ke Indonesia. Itu artinya kami berdua harus menjalani LDR selama satu tahun sampai aku lulus di tahun depan.
Beberapa minggu sebelum doi pulang, aku mellow banget. Bingung banget harus gimana karena udah terbiasa bareng-bareng hampir setiap hari.
Malam terakhir saat aku pulang ke asrama sendirian—biasanya dianter sampai depan pintu gedung sama pacar, masuk kamar aku diam seribu bahasa. Mau nangis tapi malu, nanti disangka bucin sama pacar sendiri, kan. Tapi memang sedih banget. Ketika air mata sudah tak terbendung, aku melukkin roomate-ku yang lagi sibuk nonton drama, terus dia kaget aku nangis sejadi-jadinya. Ya Tuhan gini amat ya mau pisah.
She didn't want to let me cry alone, so she did this 😂
Foto ini diambil beberapa menit setelah Andreas boarding, monmaap air mata udah lepas kontrol hahahaha
Aku udah sempat mengira pasti bakal kesepian banget. I would be so lonely dan hari-hariku hampa (halah masih lebay ternyata). But you know what, setelah masa ini berlalu, 2012-2013 adalah tahun terbaik aku selama di Guangzhou. There, I finally said that.
Dua tahun bareng pacar itu seru, karena aku memang belum pernah pacaran jadi norak kali, ya. Tapi di saat yang bersamaan, aku jadi kuper. Aku berubah jadi teman yang lupa teman karena pacar, my bad I know. Untungnya aku punya kesempatan untuk berubah di tahun-tahun akhir sebelum lulus.
Aku jadi punya banyak waktu dengan diri sendiri, lebih sering pergi bareng teman-teman, bahkan aku bisa nambah uang jajan dengan ngajar piano. Beberapa kali dapat kesempatan juga berangkat ke Hong Kong untuk pelayanan musik di gereja. Doing this, doing that. I was so happy. Kalau tahun sebelumnya aku nggak bisa jadi diri sendiri, di tahun 2012 ini lah aku menemukan kembali siapa diri aku, cieeeeh.
LDR-nya gimana? Puji Tuhan lancar. Cuma bok berat di ongkos (pulsa) ya memang ((:
And not to mention, 2012 aku dan sekeluarga liburan ke Bali!
Some of my favorite posts from this archive: this and this.
2013
My last year in college.
Di awal tahun, tepatnya di bulan Febuari, aku berangkat ke Pekanbaru untuk magang menjadi guru Mandarin di sekolah yang mensponsori aku kuliah di Guang Zhou. Selama tiga minggu aku menghabiskan waktu di kota ini dan tinggal di rumah sahabatku, Sastika (kenapa belakangan nama dia gue sebutin mulu ya di sini LOL).
OOT sebentar, aku dan Sastika ini emang nggak terpisahkan sejak hari pertama kami berangkat ke Guangzhou. She's like my soul sister. Saudara lain ibu, itu kami banget lah.
Fast forward, I finally graduated! Wohooo! The best memory ever in 2013. Perjuangan selama empat tahun dan nulis skripsi terbayarkan dengan memakai toga cakep ini huhuhu
Zai jian, Guangzhou! Thank you for all the memories. You will be forever missed!
The day I left Guangzhou for good.
Seperti yang udah sempat aku ceritakan, aku nggak langsung dapet kerjaan setelah lulus kuliah. Aku malah ngambil keputusan untuk ikut bantu mama memulai usaha di Bali. It was not my first choice, tapi aku belajar banyak dari pengalaman ini. Plus, aku bisa bonding lebih lama dengan mamaku sebelum aku nikah dan pindah lagi ikut suami.
Ngomong-ngomong soal nikah,
After three years of dating, we decided to step into another (deeper) level of our relationship. I said "yes" to my man.
2014
Awal tahun ini dibuka dengan keputusan aku untuk melamar kerja sebagai barista di Starbucks. Sebenarnya, aku apply untuk posisi part timer, namun aku ditawarkan untuk full timer karena aku udah lulus kuliah. Tanpa mikir dua kali, aku langsung mengiyakan tawaran tersebut. Datang ke interview pertama, kedua, kemudian ikut barista training, and the rest was history. To read all of my barista job experience stories, click here.
Bisa dibilang tahun 2014 adalah tahun tersibuk aku, baik dari segi pekerjaan maupun personal. Saat kerja di Starbucks, aku juga sambilan ngajar Mandarin. Anehnya, tawaran ngajar ini datang ketika aku udah dapet kerjaan di tempat lain. Waktu lagi nganggur-nganggurnya tawaran tuh nggak ada, aneh banget, kan?? Ajaib memang caranya Tuhan itu.
Dari segi personal, waktu itu aku masih LDR dengan Andreas. Namanya LDR komunikasi pasti sedikit 'terganggu'. Kami sering banget debat, susah ngalah karena kami sama-sama keras kepala. Udah jauh, terus diem-dieman, rasanya nggak enak banget lah. Suatu waktu, tiba-tiba kepengen nulis sesuatu untuk dia, so I wrote a short letter to him to express how I trully feeling grateful about him. Thus, here the first love letter.
Akhir tahun, ditutup manis dengan kunjungan sahabat yang datang liburan ke Bali!
2015
Tahun ini mulai sibuk menyiapkan perintilan nikah; bolak-balik Denpasar-Jakarta-Bogor, mulai dari fitting gaun, foto pre-wed, bikin undangan dan hal ribet lainnya. Aku juga mulai 'kenalan' dengan kehidupan calon suami di Bogor seperti apa. Biar nggak kagok-kagok amat, kan, setelah nikah (real story: tetep aja kagok banget!).
Karena sibuk ngurusin nikahan, blog ini pun agak sepi. Nggak sempat nulis banyak karena memang sesibuk itu.
25 Oktober 2015, kami resmi menikah.
Semua cerita honeymoon trip kami bisa di baca di sini, ya. Sekali-kalinya lho aku nulis trip report sepanjang dan selengkap ini. Terniat!
Then we arrived in the year 2016 when we had our firstborn, Joshua.
2016
In the first month of 2016, I found out that I was pregnant!
Sebelum perut semakin besar, aku menyempatkan waktu untuk jalan-jalan ke kota Malang. Waktu itu belum banyak orang tau kalau Malang—tepatnya di Kota Batu—punya tempat wisata yang kece. Jatim Park, Museum Angkut dll masih nggak terlalu padat orang, jadi puas banget ngeliatin satu per satu spot yang... yha, emang bagus, sih, buat foto-foto ahahahaha (orang Indonesia liat batu aja difoto kok!)
Namun, bagian terbaiknya buat kami sendiri bukan soal tempat wisatanya, tapi soal KULINERNYA. Entah hormon hamil apa gimana, selama di Malang bawaannya pengen makan terus. Pantes aja Josh ke Malang itu cocok banget dengan makanannya.
Ini enak p.a.r.a.h
When my baby was born, my whole world suddenly has changed. Aku sempat baby blues, capek menyusui dan sebagainya. Aku nggak punya rutinitas lain selain gantiin popok, nyusuin, kadang-kadang pompa kalau lagi penuh banget, bobo di saat bayi bobo. I was so happy holding my newborn, but at the same time, I felt empty too. Ibu-ibu baru pasti paham deh perasaan ini.
Oh iya, di akhir tahun dapat kejutan manis, artikel Japan honeymoon yang kutulis dimuat majalah Travel360. Sebagai hadiah, aku mendapatkan koper cantik untuk traveling. Emang rejekinya si bayik!
2017
Mau bilang tahun ini bukan tahun yang baik, kok kayaknya takut kualat sama Tuhan.
Mungkin bukan tahun yang jelek, tapi aku mendapat banyak 'kejutan' yang benar-benar nggak terduga di tahun ini.
Dimulai dari kesehatan Papa yang mendadak drop dan dokter menyarankan untuk segera melakukan operasi. Di bulan Maret, Papa berangkat ke Penang untuk menjalani operasi "besar" dan puji Tuhan recovery berjalan dengan lancar dan kesehatan Papa jauh lebih baik.
Sampai di bulan Agustus, tepat di saat Josh merayakan ultah yang pertama, aku dapat kabar bahwa Popo (nenekku dari pihak mama) jatuh di depan wastafel dan tidak sadarkan diri, saat sedang bersiap-siap ke Bogor untuk merayakan ultah cicitnya. Popo hanya butuh dua hari sampai beliau menghembuskan nafasnya yang terakhir. Tanpa kata-kata terakhir, tanpa perpisahan. Keluarga besar syok dan nggak ada yang menyangka Popo pergi secepat itu. I miss her every day. Dan yang nggak kami ketahui, Tuhan memang punya rencana (baik) di balik itu semua.
Terlepas dari segala proses dan ujian yang harus dihadapi, Tuhan tetap kasih berkat "lebih" melalui blog ini. Untuk pertama kalinya blog ini dapat sponsored job untuk niche motherhood, karena memang tahun ini aku lebih rajin
2018
Di tahun ini, blog memecahkan rekor dengan tulisan terbanyak. Selain memang aku lebih sering update—kebanyakan cerita traveling dan juga kulineran di Bali, juga karena nekad ikutan blogging challenge yang diadakan Blogger Perempuan. Hayooo ngaku, siapa PV-nya naik drastis setelah ikutan challenge ini?
Aku, sih, jujur aja yaa, beneran deh ini bukan pencitraan. Aku nggak terlalu merhatiin angka yang dicapai (karena memang bukan angka yang fantastis), yang bikin senang karena melalui challenge ini aku bisa kenal dengan beberapa teman blogger lainnya. Seru banget bisa blogwalking ke sana ke mari, baca tulisan teman-teman. Ini mengingatkan aku kembali tujuan awal blogging, bukan semata-mata cari uang, tapi bisa saling menginspirasi dan punya komunitas yang positif.
But if one day this blog can earn some pocket money, that wud be great too! :P
So, thank you 2018. This personal blog has grown a lot since then.
2019
Aku nggak terlalu banyak bahas tentang 2019 di sini, karena baru aja nulis tentang proses di tahun itu seperti apa aja. Kalau boleh bilang, tahun 2019 adalah tahun self-acceptance journey, di mana aku menjalani proses penerimaan diri.
I know I'm not perfect as a human being, tapi nggak berarti aku juga pasrah menerima diri yang begini-begini aja. Harus bisa belajar dari kelebihan maupun kelemahan yang ada. Dan yang paling penting banget, I learn how to see me the way God sees myself.
Salah satu caranya (untukku pribadi) adalah dengan devotional reading. Dua tahun belakangan ini aku sering devotional melalui Plan dari aplikasi Youversion. Banyak banget pilihannya, here some of my favorites.
2020
The year has just begun, dan sejujurnya belum bikin resolusi apa-apa nih untuk blog di tahun ini. Secara garis besar, yang pasti ingin makin rajin nulis di sini, kemudian kalau bisa ingin kolaborasi dengan orang lain, entah sesama blogger atau someone who I admire.
Pokoknya sebisa mungkin aku bakal mewujudkan konten fresh di blog ini, ya! Amin!
***
Terima kasih banyak yang udah baca sampai paragraf akhir, kok betah amat bacain kisah hidupku hahahahahaPokoknya makasih sekali lagi yang udah setia baca blog ini dan mau berbagi cerita kalian juga di kolom komentar, khususnya ketika aku mulai menginjak fase parenthood. Sometimes I cud be so lost, but reading some of your stories cheer me up a bit (:
Sampai ketemu di tulisan selanjutnya. Cheers for a new decade!
Saya baca sampai akhirrrr dan merasa terinspirasi :D
ReplyDeleteNggak mudah lho keep update dengan sesuatu hal sampai 10 tahun lamanya. Konsistensi yang luar biasa :> dan sempat klik beberapa cerita lain yang di hyperlink karena penasaran sama ceritanya dan bagaimana survive dari semua hal yang ada :D
2020 baru saja mulai ya mba, tapi semoga bisa lebih indah, dan penuh kebahagiaan. Semoga semakin menginspirasi banyak orang dan memberikan banyak manfaat untuk sekitar :D
Meskipun dalam 10 tahun itu banyak bolong-bolongnya juga sih hihi. Tapi sekarang pengen lebih banyak cerita lagi lewat blog ini, biar nggak disimpan sendiri tapi (mudah-mudahan) bisa menginspirasi yang lainnya juga *aminnnn*
DeleteMakasih banyak yaa, Mba udah sering main-main ke sini :D
AAAAAAAKKK AKU PINGIN KE HONGKONG T.T
ReplyDeleteaku setuju sama "pengen lebih 'serius' ngeblog, maksudnya, ya, lebih sering nge-post aja" wkwk, beberapa tahun lalu kepikiran terus mau menguangkan blog tapi kemudian stres sendiri karena nggak tercapai hahaha, lama-lama slow down deh dan menikmati nulis blog tanpa terbebani
Semoga bisa liburan ke Hong Kong segera yaaaa *aminnnnn yang kenceng*
DeleteSebenarnya bisa aja sih ya kalau diseriusinnya ke arah sana, tapi hati dan mental ini belum siyap ahahaha biarlah blog ini mengalir apa adanya, supaya nulisnya lebih enak juga ya :D
Ya ampuunnn, wajahnya nggak berubah banyak nih, hanya terlihat lebih elegan aja, tetep imoet!
ReplyDeleteSaya sampai intipin tulisan di tahun-tahun awal, dan kereeenn, tulisannya pun nggak banyak yang berubah, yang mana sejak dulu memang udah keceh banget nulisnya.
Kalau saya mah, tulisan awal-awal, sungguh bikin ngakak bacanya, 4L4y maksimal hahahaha.
btw happy 10 tahun ya, keren ih blognya bertahan selama itu, saya dulu sejak sebelum 2010 udah ngeblog, tapi khas anak 4l4y, dihapus-hapusin mulu blognya hahahaha
selamat 10 tahun ngeblog.. semoga semakin rajin lagi menulis.. semakin banyak kenal temen-temen blogger :)...
ReplyDeleteanyway,, LDR berat bgt yaaa.. jangankan yg beda negara, beda pulau di Indonesia aja berat.. *curhatan mantan pejuang LDR juga :D
-Traveler Paruh Waktu