Setelah sekian tahun tinggal dan bolak-balik ke Bali, baru pertama kalinya aku nge-review restoran babi guling favorit di blog ini.
Namun, sebelum review dilanjutkan, kita bahas tentang nasi babi guling dulu bentar, ya.
Babi guling (bigul) ini menjadi salah satu kuliner wajib bagi setiap turis yang datang ke Bali (kecuali bagi yang nggak bisa makan non halal atau emang nggak makan babi, ya). Awalnya, bigul dimasak untuk sajian upacara adat maupun keagamaan, tapi makin ke sini bigul gampang banget ditemukan di mana-mana, mulai dari restoran mewah sampai warung biasa.
Kalau warung nasi bigul di Bali, pasti ada di setiap jalan yang kamu lewati. Pokoknya orang lokal di Bali itu kalo bingung pengen makan apa, ujung-ujungnya pasti ke warung bigul. Sama lah kayak di Jakarta/Bogor, mayoritas orang suka makan di warteg.
Masih inget banget pertama kali ke Bali lagi setelah sekian tahun lamanya di tahun 2012, aku nggak berani makan bigul. Pertama, takutttt... babinya dipajang di etalase ): Alasan kedua, higienitas para penjual babi guling ini sangat dipertanyakan... if you know what I mean. Nggak perlu dijelasin kali, ya 😂
Setelah benar-benar pindah menetap di Bali, mau nggak mau aku jadi penasaran juga dengan kuliner ini. Aku lupa kapan pertama kali nyobain bigul di Bali, tapi rasanya, sih, restoran Sari Kembar 99 lah yang bikin aku jatuh cinta dengan hidangan khas Bali ini. Lokasinya nggak jauh dari rumah, dekat banget malah. Hampir tiap minggu pasti bungkus bawa pulang makan di rumah. Dua alasan yang kusebutkan di atas, seketika runtuh begitu nyobain bigul Sari Kembar (kapan-kapan aku review deh!).
Meskipun bigul ini ada di mana-mana, ada beberapa warung makan yang khusus menyajikan kuliner ini untuk para turis. Cara membedakannya gimana, sih, dengan warung makan biasa? Gampang. Dari harga aja udah ketahuan deh tempat itu langganan turis atau lokal. Kalau warung makan biasa, harga nasi bigul itu sekitar 15-30ribuan (tergantung porsi). Kalau udah tempat langganan turis, nggak bakal dapet harga 15ribuan, paling murah pasti 30ribuan sampai paling mahalnya itu 50ribuan.
Nah, karena aku orangnya agak snob soal ini, pengennya makan bigul yang murah dan lokalan aja. Masa iya nggak ada pilihan lain yang lebih oke? Setelah ngobrol sana-sini dengan orang-orang yang senang ke Bali dan memang penggemar bigul, ternyata mereka punya warung makan jagoannya sendiri-sendiri. Jadi, semua balik lagi ke preferensi masing-masing, ya!
Sekilas tentang cerita pribadi dengan bigul, ya. Sekarang markimul review tempat makan yang satu ini. Kali ini bukan babi guling, melainkan begenyol. Apakah itu?
***
Hari itu kami baru beres nge-gym lagi setelah istirahat sehari. Entah kenapa tiap abis olahraga itu rasa lapernya berkali lipat dibanding biasanya. Ada yang samaan? Apa gue doang yang maruk makan?
Aku keinget tempat makan nasi bigul yang pernah aku coba bareng keluarga tahun lalu. Kebetulan waktu itu suami dan adikku yang pertama belum pernah coba. Jadilah siang itu kami melipir ke Pondok Be Genyol Bu Agus untuk makan siang.
Tempat makan ini sangat strategis karena lokasinya di jalan utama Sunset Road, tepatnya di sebelah Hotel Santika dan 69 Slam Sunset Outlet.
Before you ask, Pondok Be Genyol Bu Agus cabang Seminyak ini sepertinya, sih, lebih ditujukan untuk turis. Pertama, dari lokasi aja ini memang kawasan turis. Kedua, tempatnya cukup luas dan bersih. Ketiga, harganya start from 30k, hehehe.
Tapi, setahuku banyak juga orang lokal yang makan di sini. Kebetulan siang itu juga ada beberapa orang lokal datang sendiri, berduaan, makan di tempat ini.
Tapi, setahuku banyak juga orang lokal yang makan di sini. Kebetulan siang itu juga ada beberapa orang lokal datang sendiri, berduaan, makan di tempat ini.
Di setiap dinding tembok terdapat gambar menu makanan, jadi nggak usah bingung tampilan makanan kita bakal seperti apa
Sesuai dengan nama restorannya, yang menjadi ciri khas di sini adalah hidangan begenyol. Bahan utama begenyol ini adalah daging dan kulit babi, nggak lupa dengan lemak babi yang jumlahnya sangat banyak, kemudian dimasak dengan bumbu base genep khas Bali. Prosesnya digoreng. Nggak heran rasanya mantul tul tul *dapet salam dari kolestrol*
Oh ya, Pondok Be Genyol Bu Agus ini awalnya dibuka di daerah Sading (Mengwi) dengan konsep sederhana. Kayaknya sempat booming terus nggak lama muncul cabang-cabangnya di kota Denpasar termasuk di Seminyak ini. Menurut blog yang aku baca, harga di setiap cabang ternyata berbeda lho. Cabang Renon harganya mulai dari 15ribuan. Tuh, bener, kan... beda lokasi, beda harga, hihi. Dan konon, rasa di tempat awal itu lebih enak daripada cabang lainnya. Kapan-kapan kita coba yang di Sading langsung, ya!
Pondok Be Genyol Bu Agus Family Sading (Seminyak)
Nasi yang kita pesan pasti ada potongan begenyol kok, tapi kalau ingin nambah atau sharing dengan lainnya, pesan seporsi lagi aja biar puas.
Be Genyol (30ribu)
Rasanya empuk, juicy, lembut, pokoknya di mulut tuh enak banget!
Buat yang nggak bisa terlalu makan pedas kayak aku, bumbu ini cukup bikin kepedasan. Jadi tiati, ya!
Nasi Be Genyol Campur (30rb)
Isinya: begenyol, isi genyol, urutan (sosis babi), abon, lawar, sayur ubi, ati, sate lilit, kerupuk daging, sambal (pedassss tapi gurih enak!) dan semangkuk soto kuah seperti di bawah ini...
Ini namanya Kuah Ares, isiannya batang pisang berbumbu dimasak dengan kaldu babi.
Segeeeer!
Semua lauk yang ada di nasi campur ini, bisa dipesan terpisah (seperti begenyol), ya. Harganya juga bervariasi, tapi nggak lebih dari 30ribu (kecuali kalo kamu pesan begenyol komplit kalo nggak salah harganya 40ribu deh). Next time kalau ke sini lagi, kepingin nambah kerupuk dagingnya. Renyah banget dan nagih gitu. Apalagi kalau dicemplungin ke dalam kuahnya... yaaa Tuhan, aku ngetiknya pun nelen ludah ðŸ˜
Selain nasi be genyol campur, kita juga bisa nasi be genyol pisah, dengan harga 45ribu. Hah? Kok mahal banget? Emang bedanya apa? Kayaknya, sih... kayaknya, yaa... soalnya nggak pernah... lauknya dipisah (nggak dicampur dengan nasi seperti foto di atas), konon lebih banyak aja, sih, isiannya.
Nasi campur begenyol ini kurang lebih sama dengan nasi bigul lainnya, bedanya yang satu babinya dimasak sebagian, yang satu dimasak utuh seekor terus diguling 😜
***
Buat kalian pecinta bigul, harusnya bakal suka juga dengan begenyol, jadi wajib ke sini untuk coba! Setelah datang kedua kali, rasanya aku juga bakal memasukkan restoran ini ke dalam daftar nasi campur babi favorit. Karena memang sesuai seleraku; lauknya nggak 'basah', cenderung kering. Bigul favoritku di Sari Kembar 99 juga seperti ini.
Pondok Be Genyol Bu Agus Family Sading (Seminyak)
Jalan Sunset Road No. 336, Seminyak, Kuta, Bali 80361
Open hours: 8AM - 12AM (tutup setiap Selasa & Rabu, sesuai di Google Maps)
Call: 0813 3867 1186
suasana interiornya keren.. pastinya nyaman deh
ReplyDeleteIya bang, lumayan luas tempat makannya, apalagi untuk yang datangnya ramaian bareng keluarga atau teman-teman (:
DeleteSaya baru tahu kalau bigul dulunya untuk upacara adat. Mba, maaf, kalau boleh tahu, cara membedakan warung makan/resto yang menjual babi atau enggak gimana ya?
ReplyDeleteAda beberapa warung makan atau restoran yang memberikan logo halal di depan plang/spanduk mereka. Kalau yang benar-benar halal, bisa langsung ke tempat makan padang atau jawa. Kuliner lokal khas Bali seperti ayam betutu, bebek, taliwang itu juga halal. Selebihnya, harus lebih teliti dalam melihat menu sih, atau bisa tanya langsung dengan pelayannya :D
Deleteya ampun.. ini asli bikin ngiler luar biasa....
ReplyDeletepengen banget!!! hahaha
Ayoo koo liburan ke Bali! Puas-puasin makan bigul hahahaha
Delete