Gimana, sih, rasanya menjalani tiga peran sekaligus selama di rumah aja?
Kalau sebelumnya aku pernah sharing tentang rutinitas setiap pagi, hari ini ingin berbagi cerita yang aku alami sehari-hari sebagai ibu, istri dan juga diri sendiri.
As a mother
My son talks a LOT these days.
Sebulan menjelang ulang tahun keempat (WHERE DID THE TIME GO?), Josh mulai menunjukkan model "tantrum" barunya melalui kata-kata. Beda dengan tantrum di usia 2 tahun—yang kebanyakan nangis-nangis drama sampai 30 menit lamanya, kali ini mama harus sabarrr berhadapan dengan anak bayik rasa abege.
Skenario 1 - SE-BEN-TAR, Ma...
Mama: "Josh, cepetan beresin mainan kamu. Nih, Popo (neneknya) mau video call sama kamu."
Josh: *mungutin mainannya satu per satu*
Mama: *gelisah karena udah ditunggui sementara Josh agak lambat beresin mainannya*
"Josh, cepetan dong" *mama mulai ngoceh* (maap, aku ibu bawel nan nggak sabaran)
Josh: *sighing... HE WAS ACTUALLY SIGHING* "Sebentar, Mama. Tau nggak sebentar? SE-BEN-TAR."
Dia benar-benar mengeja kata "sebentar" dalam bahasa Mandarin which is "deng yi xia". Btw, semua percakapan antara aku dan Josh ini memang dalam bahasa Mandarin, ya. Aku tulis dalam Indonesia biar 'nyampe' mood-nya. Hahaha.
Mendengar jawabannya itu, aku malah ingin ketawa terbahak-bahak. Ini anak siapa deh kok udah bisa ngedumel kayak gitu??
Skenario 2 - Balada siang dan malam
Josh: "Ma, kenapa, sih, udah pagi terus malam terus pagi lagi?" (maksudnya dia kenapa harus ada siang dan malam)
Mama: (mikir keras gimana cara terbaik untuk memberi penjelasan, tiba-tiba keinget Josh lagi suka baca buku tentang planet)
"Josh inget, kan, earth goes around the sun? Nah, kalau earth ketemu mister Sun jadinya pagi. Kalau earth ketemu stars or moon, jadinya malam deh." (dalam hati bangga juga mama jawabnya mantul)
Josh: "Oh iya iya... tapi kenapa harus ada pagi dan malam? kenapa??"
Mama: (here we goes the never ending why questions. Di situasi begini, mama mengeluarkan jurus firman Tuhan aja deh)
"Yaaa, karena Tuhan menciptakan siang dan malam. Ingat, kan? Cerita di Alkitab?"
Josh: *ngangguk-ngangguk*
YESS MAMA MENANG.
Skenario 3 - Kenapa harus bobo siang?
Josh: "Kenapa, sih, aku harus tidur siang? Malam bobo, siang bobo. Kenapa??"
(tadi nanya kenapa siang dan malam, sekarang nanya kenapa dia harus bobo siang dan malam 🤣)
Mama: "Karena kamu butuh istirahat. Josh, kan, capek main dan belajar terus."
Josh: "Nggak kok, aku nggak capek".
Mama: "Capek, ah, Tuh liat, kamu ngucek-ngucek mata terus."
Josh: "Ini gatal, Ma. Bukan ngantuk." *dia ngucek matanya lagi*
Mama: YA DEH TERSERAH KAMU NAK. Terus, abis itu dia langsung pules HAHAHA
Skenario #4
Josh: "Ma, main dong sama Jojosh."
Mama: (sibuk dengan henpon, entah nyicil draft blogging, baca Quora atau main Bubble Witch)
"Main apa Josh? Mama capek nih."
Josh: "Tapi Jojosh suka main sama mama. Ayuk dong."
Mama: *melengos* Iya deh, mama jadi apa?"
Josh: "Taro dulu hapenya, Ma..." (aku masih megang hape)
Mama pun nurut.
Josh: "Itu masih nyala, matiin dulu dong, Ma" (maksudnya di-lock... astaga ini anak siapa cerewet amat)
Mama: "Udah nih. Mama jadi apa?" *nada males-malesan*
Josh: "Kok mama nada suaranya kayak gitu? Kok mama nggak hepi?"
Wah, si bocah ini udah bisa 'nangkep' mood seseorang hanya dari nada suara lho. Mama pun mulai merasa bersalah.
Mama: "Mama hepi kok, tapi mama capek."
Josh: "Hehehe... aku suka main sama Mama... I love you, Ma." (tiba-tiba meluk emaknya)
OKE DEH MAMA KALAH. NGGAK KUAT KALAU UDAH DIGINIIN TUH T_T
Jadi begitulah hari-hari yang kulewati dengan si kecil belakangan ini. Ternyata bukan capek nemenin main doang, kadang-kadang capek ngejawabinnya juga. Belum lagi saat bermain, Josh mewajibkan aku untuk sambil ngomong dengan mainan-mainannya (imaginative play gitu lho). Aku harus ngomong dengan para mobil-mobilannya, kadang-kadang harus akting ekstra sampai guling-guling di lantai biar anaknya senang. Pokoknya mulut dan tangan nggak boleh diam selama main bareng Jojosh.
Aku tersadar, momen seperti ini nggak akan kembali lagi. Suatu hari nanti, dia akan tumbuh dewasa dan mungkin aja dia nggak butuh mamanya untuk menemani dia bermain lagi. Tiap kali mikirin ini aku merasa bittersweet. Tapi bukankah memang kita semua akan bertumbuh? Selagi bisa melewati waktu bersama seperti ini, aku mengingatkan diri sendiri untuk menciptakan memori yang bisa tersimpan selamanya dalam hati masing-masing.
Kadang-kadang mama juga harus pasrah ketika meja kerja mama harus seperti ini.
Btw, katanya Josh nemenin mama blogging sambil bikin playground di sini.
As a wife
Pernah aku berpikir, apakah sebagai istri aku udah melakukan cukup untuk suami tercinta?
Dengar-dengar cerita di luar sana, banyak suami yang puji syukur karena selama pandemi ini para istri lebih rajin turun ke dapur alias masak. Mungkin aku salah satu dari para istri tersebut 😂
Kebiasaan baru aku ini membuat suami senang, meski dia nggak ngomong langsung, but I can feel it tho. Biasanya aku masak untuk makan pagi dan siang. Masakannya standar, sih. Seputar tumis-tumisan atau kukus. Pokoknya apa yang ada di kulkas aja. Beruntung punya suami yang bukan picky eater, jadi enak deh masak apapun pasti dilahap. Kadang-kadang aku tanya suami pengen makan atau ngemil apa, aku akan khusus buatkan. Misalnya, beberapa waktu lalu dia kepengen makan pisang bakar ala-ala warung tendaan di luar sana, sambil nongkrong di teras belakang rumah. Kebetulan masih ada sisa pisang di rumah dan margarin (pisang bakar itu paling enak pake margarin, bukan mentega), ada cokelat dan keju. Jadilah pisang "bakar" teflon ala mama Jane. Suami berkali-kali bilang enak banget. Makanannya sederhana, tapi hatiku sama hangatnya dengan si pisang bakar tersebut. We can create our own happiness even at home.
Selain masak, suami juga senang nonton film bareng sebelum tidur. Biasanya aku menyiapkan cemilan untuk menemani nonton. Belakangan ini kami selalu ditemani pempek. Filmnya belum sampai 10 menit, pempeknya udah ludes duluan. Oh ya, kemarin ini kami habis nonton ulang Kung Fu Panda 3. Si Po nggak jelas banget, tapi ya boleh lah buat bahan ketawa-ketawa receh malam itu.
As "me"
Last but not least, aku harus meluangkan waktu juga untuk menjalani peran sebagai diri sendiri. Biasanya waktu untuk diri sendiri ada di pagi hari—sebelum anak bangun dan di siang hari—saat anak tidur.
Waktu di pagi hari, aku dedikasikan untuk melakukan hal-hal di luar 'kerjaan' dan benar-benar untuk diriku sendiri. Seperti meditasi atau renungan pagi, nulis jurnal, nggak lupa ditemani oleh musik yang menenangkan. Ini wajib kulakukan supaya "siap" untuk menghadapi rutinitas sepanjang hari. Kalau beruntung, aku punya setengah jam penuh di pagi ini. Sebelum mendengar suara panggilan, "Maaaa, laper!". Silakan tebak itu suara si bayi kecil atau bayi gede ya 😝
Tiba di siang hari, saat anak bobo siang, di sini lah aku lebih banyak menghabiskan waktu untuk menulis blog atau writing practice, cari inspirasi untuk bahan blog post berikutnya dan nggak lupa workout. Setelah semuanya kelar, baru deh aku sempat-sempatin untuk nonton film/serial, Youtube atau baca buku.
***
Menjalani ketiga peran ini nggak mudah, ada kalanya aku merasa hanya menjalani salah satu peran di atas (biasanya, sih, sebagai mama) dan melupakan dua peran lainnya yang sebetulnya nggak kalah penting. Namun, aku tetap bersyukur masih bisa diberi kesempatan untuk belajar banyak hal dari ketiga peran ini (:
Sekarang gantian teman-teman, what's role do you play on daily basis? I would like to hear your stories!
✨
Worthy Monday adalah sebuah konten yang diterbitkan setiap hari Senin, berisikan tentang pengalaman dan tips dari seorang ibu rumah tangga (a.k.a me) yang berusaha untuk produktif setiap hari. If you have any suggestions or ideas for this topic, don't be shy to share with me in the comment section below!
Oemji ci, baca kayak gini kok bayanginnya ngos-ngosan sih 😂
ReplyDeleteAku nggak sadar bahwa peran seseorang begitu besar terlebih lagi kalau udah menikah dan punya anak gini ya, bahkan kalau dilihat-lihat, jadi ibu rumah tangga lebih berat ya, kerjaan kayak nggak kelar-kelar nggak sih? *Begini kalau mamaku lagi protes*
Terlepas dari semua ini, aku salut dengan cici dan semua ibu-ibu baik yang bekerja ataupun ibu rumah tangga, semua pasti punya bebannya masing-masing dan nggak mudah. Tapi, tetap semangat ya ci! Aku jadi kebayang nanti kalau udah menikah kayak gimana riwehnya 🤣
Anyway, Josh kenapa lucu banget! Meleleh aku bacanya di part-part akhir 😆
Anak kecil kadang suka nggak disangka-sangka, kadang ngeselin tapi bisa tiba-tiba so sweet dan kalau lagi sweet gitu, ngalahin sweetnya pasangan 🤣
Oya, apa Josh dengan papanya juga ngomong pakai Mandarin, ci?
Kalau aku sehari-hari menjadi seorang anak, kakak dan diri sendiri. Pastinya nggak seriweh cici karena aku masih punya lebih banyak waktu senggang untuk diri sendiri 😂
Begitulah hari-hariku, Liaaa hahahaha baru rebahan lima detik, tiba-tiba ada yang manggil, "maaaa mau makan!", "maaaa mau pipis!", "maaaaaa..." 😂 Tapi mumpung anak masih seusia Josh gini, aku berusaha menikmati waktu-waktu yang ada. Meski nggak jarang kok aku ngedumel juga (mungkin josh belajar dari aku nih hadehhh), tapi ngingetin diri sendiri kalo waktu seperti ini nggak akan kembali lagi. So, enjoy the moment!
DeleteIyaa, Josh ngomong Mandarin juga sama papanya :D btw, nanti ada tulisan khusus tentang ini, mudah-mudahan selesai minggu depan 😝
Semoga cici diberi kesehatan selalu! Jadi bisa selalu sigap ketika dipanggil pak bos 🙈
DeleteSemangat ya ci Jane! Semoga cici bisa enjoy the moment. Jangan lupa me time-nya juga ya.
Yay! Can't wait! Ditunggu post-nya ya ci 😆
Josh lucuuuukkk banget sihhh 😍💕
ReplyDeleteSudah pintar menghela napas ahahaha.
Seperti yang mba Jane bilang, masa main sama anak-anak sepertinya hanya berjalan sebentar yah, soalnya seingat saya, waktu anak-anak cuma main sama ortu sama TK. Setelah masuk SD sudah mulai sibuk main sendiri sama anak tetangga atau teman sekolah hahahahaha 😂
Kalau peran saya on daily basis ada beberapa mba. Salah satunya peran as leader kalau sudah masuk urusan kerja. Yang mana setiap hari pasti harus fokus dilakukan biar meminimalisir kesalahan, dan peran lain sebagai pasangan untuk si kesayangan dan sebagai diri sendiri secara personal 😁
Biasanya saya punya waktu-waktu tersendiri berdasarkan peran tersebut meski bisa dibilang peran saya as personal terbilang lebih kecil karena sudah kesedot peran-peran lainnya. However saya selalu memastikan punya waktu untuk diri saya minimal 3 jam (total) entah untuk dengar musik, menonton series, blogging dan lain sebagainya 🙈 baru sisa dari waktu yang ada dibagi dengan peran-peran lainnya. Karena kalau nggak dibagi waktu secara jelas berapa jatah me time saya, kadang suka keterusan lupa dan ended up exhausted setelahnya 😆
Eniwei, apapun peran kita semoga kita bisa menjalaninya dengan suka cita dan penuh rasa bahagia ya, mba 😍
Kayaknya dia sering dengar mamanya menghela nafas, Mbaa 😂😂😂
DeleteMba Eno juga nggak kalah sibuk yaa, nggak kebayang juga kalau tiap hari harus mengurus kerjaan serta para staff yang ikut bekerja dengan Mba Eno. Jatah me time itu memang harus dibatasi, apalagi kalau udah nonton serial atau drakor, bisa kebablasan lupa diri 🙈
Aminnn! Semoga kita semua tetap bersyukur menjalani hari dan bahagia selalu yaa :D
Senang bacanya, Kak Janee. Kerasa banget hangatnya sampe sini. Si Josh kenapa lucu sekali ~XD menggemaskannnn.
ReplyDeleteKalau aku sendiri sih perannya masih jadi diri sendiri sama penjual online ahaha.
Kalau diri sendiri, kegiatan sehari-harinya ya nulis, entah di blog maupun jurnal. Sesekali olahraga seperti sepedahan (bukan karena lagi tren haha) dan jogging, kulineran dan jalan-jalan buat sekadar refreshing dan konten blog hihi.
Kalau jadi penjual online seperti biasa ngurusnya mulai dari bales chat customer, produksi, sampai cod-an juga. Semuanya sejauh ini masih ditalangin sendiri :D
Bersyukur masih bisa menjalani ini meski kadang ngerasa capek. Pokoknya kalau waktunya istirahat ya istirahat, nggak mau maksa diri sendiri juga.
Terima kasih telah menuliskan ini, Kak Janeee. Bahagia selalu ya Kak ^_^
Haloo Andhira, maacih yaa! hihi tingkah anak kecil itu emang selalu bikin geleng-geleng kepala tapi yaa bikin ketawa juga hahaha
DeleteBetulll, hari-hari gini bisa mengerjakan sesuatu itu bersyukur sekali, ya. Jangan lupa istirahat ini juga mengingatkan aku sendiri yang suka maksain melek untuk nyelesain kerjaan di kala udah ngantuk berat 😅
Kamu juga jangan lupa bahagia ya!
Hi Mba Jane, salam kenal.
ReplyDeleteI feel you , Mba. Aku jg SAHM hehehe. Kadang suka sebal, kadang ngerasa capek, tapi pastinya lebih banyak happy nya.
Haloo Mba Ayu, salam kenal juga yaa. Wah, sesama pejuang SAHM kita (:
DeleteJadi ibu ibarat naik roller coaster memang, tapi sejujurnya nggak ada yang bisa menggantikan kebahagiaan saat lihat si anak tumbuh sehat dan ceria yaa.
hihihi lucunyaaaa si Josh :D
ReplyDeleteEntah mengapa ya, anak-anak itu pada cereweeett banget.
Anak-anak saya banget tuh :D
Yang kakak sejak usia kayak Josh eh bahkan 2 tahunan ya, sejak awal tahu ngomong, astagaaaa rasanya nyaris bosan jawabnya, meski kebanyakan sih bikin ngakak kayak Josh gitu :D
Saya kira hanya saat dia kecil saja, pas agak gedean bakal lebih kalem.
Ternyataaaa... sampai sekarang, usianya hampir 2 tahunan ya sama ajaaah, bahkan jauh lebih cerewet meski udah sedikit direm terutama untuk kata-kata yang kurang sopan menurutnya.
Lebih mantap lagi, karena adiknya tuh nggak mau kalah, saya bingung kadang kudu dengarin yang mana dulu, keduanya berlomba mau ngomong :D
Tapi beneran ya, meski jujur kesal, tapi banyakan ngakaknya sih ya :D
Btw, jadi wanita itu memang tantangannya banyak ya, harus bisa berperan dengan baik dalam 3 peran sekaligus :D
Bahkan beberapa orang kadang kehilangan peran akan dirinya sendiri :D
Kalau saya palingan kehilangan peran sebagai istri sih saking paksu jarang di rumah :D
Huahahaha aku jadi ngebayangin ada dua bocah yang rebutan ngoceh di depan Mba Rey, pasti pusing tapi ujung-ujungnya pengen ketawa yaa, Mbaa 😆
DeleteKebetulan anakku tadinya cukup pendiam. Sampai usia dua tahun lebih masih irit ngomongnya. Waktu dia masuk sekolah 2,5 tahunan, mulai deh bawell banget! Semua-muanya diomongin, ditanyain sampai orang-orang di rumah jadi punya hiburan dengerin dia ngoceh hahaha
Betul, Mba. Menantang tapi yaa seru juga saat dijalani. Belum lagi kalau yang harus berkarir di luar. Dan iyaa, aku nggak bisa membayangkan sih kalau ada yang rela kehilangan dirinya sendiri. But if it's her choice and she's happy, why not yaa hihi
Glad to know that you’re enjoying being yourself, being a wife and a mom. Sesuatu yg selelah apapun, gk mau di tuker dengan hal lain kan?
ReplyDeleteJd kebayang suara Josh : “ ma ma, deng yi xia, deng yi xia” sambil mukanya galak gt hahaha 😂
WFH membawa berkat ya, ad waktu yg tadinya mungkin susah, harus di perjuangkan, skrg malah d kasih cuma2.. Semangat terus !
Yesss, I'm happy with this way (:
DeleteIya lho, blessing in disguise sekali di era pandemi (dan new normal) ini. Yang pasti nggak boleh take it for granted ya.
Btw, mukanya justru nggak galak, lempengggg. Makanay gue ketawa wkwkwk
Memang berat sekali menjadi perempuan di rumah yang harus "rangkap jabatan" sebagai diri sendiri, istri dan ibu. Apalagi yang pekerja kantoran selama masa pandemi ini harus WFH, sehingga bertambah lagi "pekerjaan" di rumah selain tiga "jabatan" di atas. Itu juga yang saya rasakan di rumah kepada istri. Dia harus tetap merawat diri sebagai pribadi, melayani suami dan anak sebagai istri dan ibu, juga melaksanakan tugas kantor sebagai pegawai.
ReplyDeleteSaya sebisa mungkin berbagi peran untuk meringankan bebannya, walaupun untuk beberapa hal saya menyerah di awal, seperti memasak.
Ngomong-ngomong, cerita tentang siang dan malam di atas, ada juga di keluarga saya. Anak saya masih suka bingung kapan pagi, siang, sore dan malam. Yang dia tahu adalah kalau pagi waktunya bangun tidur, sarapan dan mandi, siang waktunya main-makan siang-tidur, sore bangun lagi-main-mandi dan malam tidur lagi. Hahaha.
Kalau sore, dia tandai juga sebagai waktunya matahari "pulang" (tenggelam) untuk istirahat dan menyanyikan lagu Burung Hantu sambil dadagh-dadagh ke arah matahari sore.
Hahahaha Kei gemasss amat dadah-dadah ke matahari. Terkadang pertanyaan sederhana yang harusnya jawabannya juga mudah, tapi kalau keluar dari mulut anak sendiri itu rasanya kayak ditanya rumus matematika deh 😂 Harus pintar-pintar jawabnya supaya mereka bisa mengerti.
DeleteSalutt saya tuh sama ibu-ibu pekerja. Tisam untuk sang istri supaya tetap semangat bekerja sambil mengurus rumah ya, termasuk untuk mas juga (:
Waah anaknya udah pinter ngedumel ya mbak..😁se-ben-tar maa... Lucuk ngebayangin saat dia bilang gitu, eeh tapi gawean sebagai ibu itu emang ga habis" kayaknya, apalgi saat dedek masih kecil, harus banyak banget yg di perhatiin, toh kan ga mau juga keilangan hal" yg terlewatkan bareng si kecil, mumpung masih bisa ngumpul bareng mbak, kalo si kecil udah beranjak gede agak susah buat diajak manja" 😊. Pa lagi klo udah sibuk ama kegiatan sekolah dan temen, bisa kangeen looh saat" kayak gitu. Apalgi sy bu rt murni, dan ga da art, jadi sebisanya sy lakuin sendiri, kalo semua gawean udah beres baru deh sy bisa nikmatin waktu buat sy sendiri
ReplyDeleteDuh iyaa itu betul banget. Ada saatnya nanti dipeluk dicium pun udah nolak yaa, Mba, anaknya (': jujur aku nggak siap sih menyambut momen itu meski masih lama sepertinya huahaha tapi hidup bareng anak kecil itu waktu berjalan cepat banget! Kok tau-tau udah bisa ini, bisa itu. Jadi selagi masih bisa diajak main bareng, dinikmati aja yaa. Makasih banyakk Mba Heni untuk wejangannya hihi
DeleteAbis baca ini, saya jadi mikir peran saya di lingkungan saya seperti apa. Ternyata seperti orang pada umumnya, menjadi anak bagi orangtua, menjadi remaja untuk teman-temannya. Tapi memang yang paling penting sih untuk diri sendiri. Kadang-kadang, kita butuh me time untuk benar-benar sendiri. Entah untuk melakukan apa.
ReplyDeleteSebelum baca ini, saya abis liat Josh di story IG kak Jane lagi makan bihun. Lucu 😁
Sejak jadi ibu tuh me time buat saya wajib hukumnya. Satu-satunya cara supaya saya tetap "waras" menjalani rutinitas hahaha
DeleteHahahaha iya itu saya iseng ngerekam dia, abis makannya kok nikmat banget, sampai kedengaran suara ngecap-ngecapnya 😆
baca tiap skenario tentang Josh bikin aku senyam senyum sendiriii... Momen-momen yang bakal lucu dan asik buat dikenang kemudian ni! Ntr kalo Josh uda gede dan ngerti buat googling terus baca blog ci Jane, kayanya dia akan senyum-senyum juga nostalgia kenangan kala itu hahaha
ReplyDeleteperanku saat ini sih sebagai istri (meski sebenernya aku ga banyak ngelakuin kerjaan istri sih) 😆
waktuku saat ini banyak terpakai sebagai budak start-up dan jadi murid les hahaa
Jadi gitu deh...Baca tulisan ci Jane aku jadi sadar, belum bisa berperan jadi istri seutuhnya huhuhu
Mba Jane, yg cerita Josh ngajakin main, dan bisa tau mamanya ga excited itu aku seriiiiing ngalamin hahahha. Anakku yg bungsu umur 4 THN. Dan udh mulai kritis. Kalo si Kaka LBH delet kepapinya, tapi si bungsu ini lengket ke aku
ReplyDeleteSbnernya aku baru aja resign awal Juli kemarin, dan ini baru2 aja aku mulai full ngurusin anak di rumah, walopun sbnrnya ada babysitter juga sih. Tapi kan ga mungkin seluruh ya aku ksh ke babysitter.
Kdg Vrstan suka tiba2 manggil, "Mamiii main kita yuuuk" . Trus bawa mainannya, dan ngajakin aku pura2 ngomong ngikutin snadiwara dia. Ada kalanya aku semangat, tp sering juga ga. Cuma nih anak suka ksh sentilan, "mamii kok ga males2an.mami udh ga kerja kan harusnya main Ama aku"
Ya Allah gimana cobaaa aku ga ngerasa bersalah :( . Aku berenti kerjakan salah satunya demi Deket Ama mereka..
Ini masih dalam tahap ngebiasain diri mba. Mungkin jg Krn sblmnya aku terbiasa ngantor, jd utk main Ama anak2 ini agak canggung. Tp biar gimana, aku pgn slalu inget, masa kecil mereka ga lama. Aku jg ga mau mereka malah menjauh dari aku nantinya.