Haiii! Kembali lagi dengan Peri Kecil Imut di sini... eh salah introduction π€£
*ulang*
Hello! Back again with JanexLia on special edition!
Bukan spesial gimana banget, sihh. Jadi, kali ini kami berdua nggak mengulas buku bacaan (itu tetap ada, ditunggu aja seperti biasa di tanggal 30, ya!). Sebagai bumbu penambah keseruan kolaborasi ini, Lia memberikan ide untuk membuat postingan ala-ala QnA, di mana kami saling membuat pertanyaan apapun seputar buku, kemudian dijawab dengan sejujur-jujurnya untuk di-post di blog masing-masing. Deal-nya masing-masing menyiapkan 5 pertanyaan, total ada 10. Karena kami sedikit kerajinan, jadilah 15 pertanyaan di bawah ini.
So, here you go!
1. Kalau beli buku, biasanya liat cover atau sinopsis di belakang buku tersebut?
Selalu baca sinopsis yang ada di belakang buku dulu. Kalau ternyata sinopsisnya lumayan menarik, ditambah sampul bukunya juga oke, I consider it as a bonus! Nggak bisa dipungkiri cover buku zaman sekarang tuh makin bagus dan sangat memanjakan mata. Apalagi penerbit seperti Gramedia makin ke sini ilustratornya makin kece deh. Sepengamatanku, sih, sepertinya penulis buku sekarang yang memilih sendiri ilustrasi seperti apa yang diinginkan untuk buku mereka. Nggak sekali dua kali juga aku beli buku karena sampul bukunya yang menarik π
2. Adakah judul buku favorit kamu yang diadaptasi ke layar lebar? Do you prefer the movie or the book? Or both?
Apa, yaaaa. Sebentar mikir dulu.
Crazy Rich Asian by Kevin Kwan. I love both of the movie and the book. Pemilihan aktor dan aktrisnya juga oke. Gemma Chan as Astrid Leong? Gorgeous! Meski pengembangan karakter di film tentu masih jauhhh dengan yang ada di buku. Tapi filmnya seruuuu! Mengingatkan aku dengan keluarga besar dari mama yang juga orang Hokkian (sama seperti keluarga besarnya Nick Young).
Julie and Julia by Julie Powell. Sejujurnya aku nonton filmnya dulu dan setelah tahu bahwa diadaptasi dari sebuah buku yang ditulis berdasarkan kisah nyata sang penulis sendiri, I tried to find the book immediately. Sayangnya, bukunya nggak sebagus filmnya. Padahal konsep filmnya bagus lho (yang belum nonton, I recommend it!), tapi kenapa aku nggak bisa menemukan keseruan yang sama dalam bukunya ):
3. Be honest! Kalau cuma boleh pilih diantara buku fisik dan ebook untuk dibaca seumur hidup, mana yang kamu pilih?
Jawaban yakin seyakin-yakinnya: BUKU FISIK!
Dan aku masih yakin-seyakinnya nggak akan beralih ke ebook sepenuhnya, setidaknya dalam waktu dekat ini. Buatku sendiri, apa poinnya baca buku kalau ujung-ujungnya megang gadget juga? XD
So sorryyyy, nggak bermaksud apapun pada tim ebook, yaa. Tolong aku jangan ditimpuk π
4. Satu judul buku yang akan dibawa ketika harus diisolasi di sebuah pulau kosong (boleh yang udah pernah dibaca atau belum)
Harry Potter and The Deathly Hallows. Kebetulan memang aku nggak pernah baca novelnya HP selain judul Chamber of Secrets. Aku lebih memilih untuk nonton film saganya dan masih suka nonton ulang sampai hari ini.
Jumlah halaman novel ini dari berbagai versi ternyata berbeda-beda. Versi asli berjumlah 600an halaman, versi US 700 halaman, sementara di Indonesia total 1008 halaman (!!!). Jadi, pas banget lah yaa untuk nemenin hari-hari di pulau kosong π€£
5. Quote favorit dari sebuah buku yang pernah dibaca.
"When you feel discontented, think over your blessings, and be grateful." (Little Women, by Marmee)
6. What's your year-end book wishlist?
Berharap supaya akhir tahun ini bisa menyelesaikan Norwegian Wood. Kemudian, ada satu judul buku lagi yang cukup menarik untuk dibaca sebelum menutup tahun. Nisa (HaloReka) merekomendasikan novel "Gadis Minimarket" beberapa waktu lalu. Ternyata buku ini juga direkomendasikan oleh Jenn Im. Dari sinopsis maupun review cukup menarik, apalagi ini Gramedia sudah menerbitkan versi terjemahannya. Mudah-mudahan nanti bisa segera dinikmati (:
7. Apakah kamu punya atau pernah baca buku yang penulisnya memiliki inisial sama dengan namamu? (jadi misal inisialku JR, cari deh penulis yang punya inisial yang sama)
Aku buka rahasia, yaa. Sebetulnya aku sengaja memberikan pertanyaan ini ke Lia supaya bikin dia rempong mikirin jawabannya. Ehhh, aku baru inget dong ternyata pertanyaan yang kami buat sendiri itu juga harus dijawab sendiri. Kualat deh π€£
Susah mennnn cari penulis dengan inisial JR, I couldn't find any π€
8. Sebutkan masing-masing satu penulis favorit kamu dari Indonesia maupun luar negeri.
Kalau dari Indonesia, aku selalu mengagumi karyanya Sitta Karina. Novel pertamanya, Lukisan Hujan, masih menjadi novel teenlit favoritku sampai hari ini. Gaya menulisnya Kak Sitta sangat elegan, sama sekali nggak ngerasa baca novel teenlit. Harus baca langsung, sih, biar tahu maksudnya πBeberapa tahun belakangan ini, Kak Sitta rutin menerbitkan ulang judul novel best seller-nya dengan edisi revisi dan cover baru, termasuk Lukisan Hujan yang kubeli juga untuk koleksi. Tengok Wattpad Sitta Karina aja buat yang penasaran dengan karyanya, ya!
Kalau dari luar negeri, jujur nggak punya jagoan nih π Pokoknya kalau novelnya bagus, penulisnya pasti layak terima pujian. Dan kayaknya aku agak jarang baca novel berbeda dari penulis yang sama, kecuali Sophie Kinsella, I love most of her books selain shopaholic series.
9. Menurutmu, bagaimana cara untuk mengatasi Reading Slump?
Fyi, reading Slump itu suatu kondisi di mana saat kita membaca sebuah buku, baru baca beberapa halaman mendadak hilang semangat untuk menyelesaikannya. Kalau biasanya hanya butuh 2-3 hari untuk menyelesaikan sebuah buku, entah kenapa untuk buku tertentu ini kok rasanya nggak kelar-kelar.
Dan reading slump ini terjadi padaku saat membaca karyanya Haruki Murakami, Norwegian Wood.
Buku ini sudah mendapatkan banyak pujian dari berbagai khalayak, khususnya mereka yang memang penggemar berat Murakami. Lia sendiri sudah menyelesaikan buku ini dan menceritakan pengalamannya bahwa buku tersebut membuka jendela dunia baginya. Salah satu penulis Wattpad favoritku pun juga memberikan review yang mengesankan tentang buku ini. Bahkan Namjoon BTS pun merekomendasikan buku ini kepada penggemarnya. Pertanyaannya: kenapa aku nggak pernah bisa menyelesaikan buku ini, kalau memang bukunya sebagus itu?
Karena sampai detik ini buku tersebut belum mencapai halaman terakhir, jadi aku pun nggak bisa memberikan tips π apakah ada manteman yang bisa membantu persoalan ini?
10. Gimana sih caranya untuk memulai membaca non-fiksi? Kok kayaknya susah+berat banget memulainya.
Non fiksi itu tentu banyak sejenisnya, yaa. Bisa juga buku-buku sejarah, pengetahuan umum, biografi dan lainnya. Tapi karena aku memang lebih banyak baca tema pengembangan diri dan sepertinya sekarang ini yang populer adalah tema tersebut, menurutku cara paling mudah—khususnya buat yang memang yang jarang baca buku self improvement—adalah memilih topik favorit atau yang paling sedang kamu butuhkan saat itu. Misalnya nih, kita lagi pengen belajar soal hidup minimalis, coba pilih buku-buku yang berkaitan dengan topik tersebut. Biasanya proses membaca jadi lebih mudah, lebih seru dan tentunya minim beban. Cara kayak gini selalu berhasil di aku, jadi mungkin layak dicoba, yaa.
11. Apa buku terbaik yang pernah kamu baca di dalam tahun ini?
The Simple Guide to a Minimalist Life, Handmaid's Tale, Tak Mungkin Membuat Semua Orang Senang. Semuanya pernah aku review singkat di blog, monggo klik label "Books Love" untuk lengkapnya, oceh?
12. Pernah beli buku di toko buku indie? Gimana kesanmu setelah membeli dari toko buku indie?
Sayangnya, aku belum pernah menjejaki toko buku indie, hiks. Namun aku pernah ke beberapa coffee shop di Bogor yang memiliki koleksi buku untuk dibaca sambil nongkrong di tempat. Itu nggak termasuk toko buku indie, yak? π
13. Kamu tim fiksi atau non-fiksi?
Boleh nggak pilih dua-duanya? π
Baik fiksi maupun non fiksi semuanya memenuhi kebutuhanku sebagai penikmat buku. Kalau lagi kepingin santai dan otaknya lagi nggak ingin dipakai buat mikir apapun, biasanya aku baca buku fiksi (novel/komik) yang isinya nggak terlalu berat. Kalau lagi butuh belajar sesuatu, cari inspirasi atau sesuatu yang bisa membakar semangat, non fiksi selalu membantu (:
14. Apa buku yang pernah kamu baca tapi tidak sampai selesai? Kenapa?
Ya itu deh, si Norwegian Wood. Udah berapa kali judul ini kusebut dalam satu postingan? π€£
Sampai sekarang aku nggak paham kenapa susah banget menyelesaikan novel tersebut. Padahal udah cukup banyak yang meyakinkan kalau buku tersebut layak dibaca sampai selesai. Beberapa bulan lalu, akhirnya sempat lanjut baca beberapa halaman, lumayan lah bisa sampai setengahnya. Tapi ya gitu deh, belum dilanjutkan lagi sampai sekarang. Yakin, sih, ini bukan karena bukunya, mungkin akunya sendiri yang belum nemu titik di mana ngerasa, "this is the book!".
Sebelum tahun 2020 berakhir, mohon dukungan doanya yaa supaya tuntas baca buku ini.
15. Apa buku yang pernah kamu baca sampai berulang-ulang?
Safe Haven miliknya Nicholas Spark dan semua novelnya Ika Natassa. Hampir semua novelnya Ika Natassa kepunyaanku tuh kondisinya messy banget; kalau nggak halamannya udah lepas-lepas, sampul bukunya lecek dan kuning-kuning karena pernah kecemplung ke dalam ember kamar mandi *true story*.
Safe Haven salah satu novel yang sering aku baca berulang kali karena jatuh cinta dengan gaya menulisnya Spark. Setiap detil cerita dan suasana tuh digambarkan dengan hampir sempurna. Banyak coretan pensil yang bisa kamu temukan kalau baca novel kesayanganku ini.
Kalau novelnya Ika Natassa, pada dasarnya aku memang suka Metropop, kan, jadi yaa suka kubaca ulang kalau lagi nggak ada bacaan baru di rumah. Nggak pernah membosankan, meski karakternya Ika ya gitu-gitu aja di semua novelnya. Yang pernah baca pasti paham maksudku π Meski sesuka itu, pada akhirnya aku merelakan novel-novelnya ini ke tangan-tangan yang lebih membutuhkan dan ingin membaca novel Ika dengan harga miring. Yess, udah ku-preloved semuanya saat proses decluttering beberapa waktu lalu hihi
***
Seruuuuu banget ngejawab pertanyaan kayak gini! Thanks a lot my partner in crime yang udah mengide untuk bikin artikel ini :D Manteman jangan lupa mampir ke blognya Si Peri Kecil Nan Imut Lia juga, yaa, untuk tengok jawaban versi doi. Kami berdua nulisnya penuh cinta lhooo hihi
Sebagai bocoran, kami juga punya edisi khusus JanexLia untuk bulan depan dalam menyambut hari libur Natal dan tahun baru. Penasaran? Wis, tunggu bulan depan, ya! π
Buat yang ingin ikutan jawab semua pertanyaan di atas, boleh banget lho kita ngobrol bareng seperti biasa di kolom komentar. Selamat hari Minggu semuanya dan sampai jumpa di JanexLia Ep.3! π
Sama banget Jane, aku juga kok struggle banget namatin Norwegian Wood hahaha. Udah beberapa kali baca ga pernah selesai, diulang lagi dari awal, tetap stuck bacanya π mungkin karena emang nuansa yang dibawa buku ini tuh sangat gloomy yaa, entahlah..
ReplyDeleteBener juga yaa Harry Potter and The Deathly Hallows tuh kayaknya salah satu buku paling tebal yang pernah kubaca, dan dulu baca itu kayak cuma sehari deh atau dua hari yaa aku lupa. Pokoknya masih jaman kuliah, jadi masih sangat kuat begadang baca buku semaleman ππ
Oh ya Jane, pernah lihat Post Bookshop (@post_santa) di Instagram ga? Itu salah satu toko buku indie yang koleksinya bagus-bagus sih, menurutku. Pemiliknya sangat suka buku jadi buku-buku yang dijual di sana tuh udah lewat kurasi mereka. Buku import sama buku-buku lokal dari penerbit indie ada. Aku belum pernah ke tokonya, tapi pernah beberapa kali beli via online, dan selalu ketemu hidden gem gitu yang mungkin ga selalu kita temuin di toko buku besar π
Nahh, banyak yang bilang juga kayak gitu, Eyaa. Buku ini kan isinya depressed banget ya, karakternya semua "bermasalah" gitu. Jadi mungkin itu kenapa bacanya leletttt banget! Beda waktu baca bukunya Murakami juga yang Men Without Women yang tema besarnya cerita cinta :D
DeleteSERIUS KAMU CUMA BACA DUA HARI?? Waktu tahu sepupuku baca Goblet of Fire dalam seminggu aja aku udah syok banget, ini Eya bisa dalam dua hari aku sungkem dulu deh wkwkwkw π
Kalau nggak salah aku pernah denger dari salah satu bookstagram gitu deh. Kebetulan dia emang suka strolling ke beberapa toko buku indie di daerah Jaksel. Wah mereka bisa online yaa? Kalau gitu boleh deh kapan-kapan aku ceki-ceki toko mereka. Thank you so much, Eyaaa buat rekomendasinya! π€
WKWKWKW Ci Jane, aku ngakak dong pas baca kalimat pembukanya π€£
ReplyDeleteAku nggak sabar untuk lihat jawaban, Cici lho! Akhirnya bisa membacanya π dan kali ini kita banyak yang berbeda ya huahaha.
No.1 aja udah beda, sebab aku lebih melihat covernya dulu baru sinopsisnya π€£. Jadi takut ditimpuk orang karena judge the book by its cover π
Aku hanya menonton film Crazy Rich Asian aja, belum baca bukunya tapi filmnya bagus menurutkuuu. Aku ingin baca bukunya tapi yang seri lanjutannya aja π
Kok Cici kepikiran aja bawa buku HP ke pulau kosong! Wkwk. Pas banget sih itu ya, halamannya tebal banget π€£ lumayan untuk mengisi hari-hari.
Aminnn. Semoga Cici bisa menyelesaikan Norwegian Wood π€£. Mungkin Cici nggak cocok dengan gaya penulisan atau alur buku ini makanya jadi sulit untuk menyelesaikan. Coba baca ending-nya dulu, siapa tahu jadi meningkatkan minat baca?
Aku udah baca Gadis Minimarket dan aku kurang cocok sama isi bukunya π, aku nggak menemukan apa yang orang bilang "bagus" di dalam buku itu huhuhu mungkin otakku yang nggak sampai soalnya isi buku ini semacam kritik sosial tersirat.
HAHAHAHAH Cici! Ternyata isengin aku ya! Aku nyari sampai bingung. Berusaha mengingat judul-judul buku yang pernah aku bacapun, nggak nemu ada yang inisial sesuai namaku gitu π. Btw, aku pikir Cici udah ketemu jawaban untuk nama Cici π€£
Nicholas Spark seperti dewa buku romantis ya, Ci π€£. Waktu dulu saat liburan kuliah, aku marathon film-film adaptasi dari novelnya. Nonton filmnya aja udah berasa banget feelnya, apalagi baca bukunya π.
Anyway, aku setiap melihat Sophie Kinsella sekarang, aku selalu keingat Cici Jane yang suka dengan buku karyanya karena sering Cici sebut-sebut π
Pss: aku belum pernah baca buku Ika N. Dan Sitta. Aku akan masukan ke TBR list, sepertinya buku-buku ini cocok saat membutuhkan bacaan yang ringan ya.
Aaah, seru ya Ci jawab-jawab seperti ini! Aku jadi suka dan membuka lowongan juga untuk teman-teman yang ingin kasih pertanyaan. Siapa tahu kita bisa membuat part.2 dari edisi spesial ini π
Sengaja Liii opening-nya kayak gitu biar mencairkan suasana dikittt π
DeleteIyaa lho, setelah lihat jawaban kamu pun ngerasa kita berdua beda banget dalam selera buku. Makanya nggak salah nih memang melakukan kolaborasi ini, jadi bisa saling berbagi preference bacaan masing-masing π
Duh, aku baru mau niat pinjemin si Crazy Rich tapi baru inget udah laku pas preloved kemarin. Novel itu peminatnya banyak banget ternyata wkwkw eh tapi kalau kamu mau baca novelnya Sitta Karina, nanti aku bisa pinjemin yang Lukisan Hujan :D
Maafkan atas keisenganku Liii wkwkwk sejujurnya aku pun nggak kepikiran penulis mana yang punya inisial sama denganku, mau nulis JK Rowling tapi kan maksa banget π€£
Eh aku pernah baca The Notebook juga, tapi kenapa aku lebih suka filmnya yaa. Mungkin karena udah kebayang-bayang wajahnya Ryan Gosling, jadinya pas baca tuh nggak fokus bahahaha kebetulan si Safe Haven ini mengambil latar belakang yang lebih modern, setahuku beberapa karya Spark lainnya banyak diambil tahun 1940-1950an gitu kan yaa. Jadi kenapa aku lebih suka si Safe Haven ini hihi
CUSSS. Udah dikasih 10 pertanyaan lho sama Endah HAHAHAHA yukslah kita lanjutkan!!
seru bisa bikin QnA begini, jadi mengenang-ngenang juga proses awal mulanya suka sama sebuah buku
ReplyDeletepengalaman aku soal perbukuan nggak sebanyak mbak jane dan lia. aku suka buku tapi nggak sesering beli juga, kecuali emang ada yang rekomen buagus dan aku penasaran pake banget.
malah ada buku yang menurut aku sampe sekarang memorable banget, karena bacanya pake sesenggukan, gilak pokoknya, baca buku ampe sesenggukan dan bercucuran air mata wkwkwkwkwk
aku ga sabar nungguin kejutan natal tahun barunya. baiklah akan kutunggu
Waah jadi penasaran buku apakah itu yang bikin Mba Ainun sampai nangis bercucuran air mata? π Memang kadang-kadang nemu aja sih buku yang bisa memberikan efek seperti itu. Terakhir aku dibikin mewek pas baca Still Alice, nangisnya pedihh karena merasakan emosi si karakter utama T_T
DeleteBaiklaah! Mohon ditunggu kejutan spesial dari kami berdua yaa π
CI JANE HARUS BACA SEMUA BUKU HARRY POTTER!!! *ngegas*
ReplyDeleteBtw aku ada pertanyaan, nyontek dari booktuber hehe, nanti aku komen ke Lia juga xD
Pertanyaannya ini:
1. Ada nggak tempat khusus untuk membaca?
2. Buat nandain buku, lebih suka bookmark atau kertas random?
3. Kalau lagi baca terus pingin berhenti, berhentinya seketika itu atau nunggu dulu misal nunggu ganti bab atau nunggu halaman sekian dulu?
4. Waktu baca suka disambi ngemil atau minum nggak? Ada cemilan khusus atau minuman khusus buat nemenin baca?
5. Baca bukunya sambil dengerin musik, suara TV, atau hening?
6. Baca di rumah atau di mana pun sesuai situasi dan kondisi?
7. Baca tanpa suara atau bersuara?
8. Kalau lagi baca buku, bacanya skip-skip atau berurutan? Maksudnya kalau misal baca fiksi gitu, lihat endingnya dulu apa nggak? Kalau baca nonfiksi juga gitu, apa baca ke bab yang disuka waktu lihat daftar isinya, apa yaudah urut aja bacanya?
9. Suka nulisin buku nggak? Nandain quote-quote favorit? (ini kayaknya aku sedikit tau deh Ci Jane ada ngehighlight kalimat di buku Travel Young xD)
10. Cara menyisihkan waktu untuk membaca?
Udah sepuluh aja xD
YAAMPUN ENDAHHH MAKASIH BANYAK UDAH DIKASIH 10 PERTANYAAAN π
DeleteIni sih udah bisa jadi satu postingan sendiri, nggak perlu ditambah-tambahin lagi. Judulnya: JanexLia Answered: Endah's Questions bahahaha π€£
OKEEE BAIKLAH NANTI AKU BACA HARRY POTTER YAAA! Eh tapi enakan baca Inggrisnya apa terjemahannya aja sih? *serius nanya*
HAHAHAHAHA judulnya spesial bangetπ€£ sama-sama Ci.
DeleteKalau aku bacanya Indo, ga sanggup baca yang bahasa Inggris wkwkwkwk nanti ga nyambungπ
Wuaaah baru sadar ada post ini π
ReplyDeleteBy the way, ide kali ini nggak kalah seru dari sebelumnya mba. Kalian berdua memang dabest, ya! π *ngefans sambil dada dadaah*
By the way saya sudah baca Gadis Supermarket dan buku ini memang sering banget direkomendasi banyak orang π Tau nggak mba, gara-gara buku ini, saya jadi ingin kerja Alba (part time) di 7/11 atau di CU25 (Korea) hahahahaha π€£
Saya bilang ke pasangan, "Aduuuh mau deh kerja Alba di convenience store. Mau scan barcode." cetek banget kan alasannya π Wk. Tapi alasan cetek itu gara-gara kebawa cerita novelnya π
Can't wait untuk Christmas seasonnyah ππ
Salam balik dari kami berdua, Mba Enooo *dadah dadah centil* π
DeleteCita-cita Mba Eno itu persis yang pernah aku impikan juga waktu kecil. Pernah aku rikues kado Natal mainan cash register gitu lho, yang kalo ditekan keluar lacinya terus ada uang bohong-bohongan π saat dibeliin mainan itu aku girangnya bukan main, dan masih terus berharap bisa beneran kerja di balik cash register betulan. Ehhh beneran kesampaian pas jadi barista, Mbaa. Senang bukan main waktu ditugasin jadi kasir sama bos, meski deg-degan juga karena tanggung jawabnya sama duit beneran kali ini bahahaha
Siap! Ditunggu yaa untuk edisi spesial Natal yang akan datang π€
Sitta Karina dan Ika Natassa memang kereeeeeen buku2ny :D. Aku suka semua.. tapi kalo untuk mengidolakan, aku LBH milih penulis misteri jadul S Mara GD hahahahah. Agatha Christie nya Indonesia :D.
ReplyDeleteMenarik juga pertanyaan2 kalian :p. Kalo untuk buku yg sampe skr ini aku ga tamat2 bacanya, itu buku karangan Hitler ,Mein kampf. Kitab sucinya Nazi, dan aku nyerah mau baca wkwkwkwkk. Aku ga ngerti si Hitler nulis apaaaaaaan sbnrnyaaa wkwkwkwk. Padahal itu udh versi terjemahan. Ato jangan2 si penerjemah jg ga ngerti mas Hitler mau ngapain sbnrnya :p. Sumpaaaah ribeeeet bngettt pilihan katanyaaa -_- .
Kalo 1 buku yg pgn aku bawa saat sedang terdampar, buku gone with the wind :D. Itu buku nth udh berapa kali kubaca. Ga prnh bosen. Kalo boleh minta, sekalian Ama sekuel keduanya utk dibawa, Scarlett :p.
Sepertinya Mba Fanny memang lebih suka genre yang ke arah misteri gitu yaa. Rekomendasi bacaannya selalu menarik! XD sampai kitab Nazi pun dibaca yaampun itu gimana yakk wkwkwk rasanya bener deh yang Mba bilang, saking ribetnya penerjemahnya pun bingung memilih kata untuk mengartikannya π
DeleteGone with The Wind, noted! Sering dengar judulnya tapi belum pernah baca sampai hari ini. Iyaa gapapa dibawa aja sekalian sama sekuelnya, Mbaa. Mana tahu terdamparnya memang dalam jangka waktu cukup panjang bahahaha
Pas baca pertanyaan inisial, buat mba Jane kok aku langsung terlintas JRR. Tolkien yaa.. Apakah ini berarti mba Jane harus menambahkan nama lagi? *lho XD
ReplyDeleteBtw, sejujurnya sekarang aku udah jaraaang banget baca buku, baik fiksi maupun non-fiksi. Kayaknya kena reader slump (tapi bertahun2 *tutup muka*). Tapi, kalau memang harus baca (terutama non-fiksi bergenre textbook :)) ), biasanya aku lihat dari table of content-nya baru dibaca yang dibutuhkan.
Anyway, thanks buat mba Jane dan Lia, jadi lumayan "terbakar" buat baca buku lagi, nih.. :)
Aku langsung nge-google dong Mbaa siapa itu JRR Tolkien hahahaha ternyata memang beneran ada yang inisialnya JR XD
DeleteLho serius?? Aku pikir Mba Hicha rutin baca buku lhooo. Kalau begitu saatnya kembali membaca buku favorit! Dulu-dulu aku juga sering sih kayak gini, berbulan-bulan nggak kepengen baca buku apapun, sampai akhirnya maksain diri untuk baca lagi dan biasanya kalo udah kena satu buku, bakal lanjuttt terus ke buku-buku berikutnya hahaha
Semangat, Mba Hichaa! :D
Kalau untuk poin no. 9, saran saya yah ditinggalkan dulu. Cari kegiatan yang lain. Nonton, dengar musik/podcast, atau berkebun. Biasanya, jarak akan memberi kerinduan. Dan ini yang bikin kita jadi kangen baca lagi. Mungkin alasan klisenya jenuh.
ReplyDeleteTapi saya akui, Haruki Murakami memang tipenya surealis. Tapi (lagi), banyak pembaca yang merekomendasikan untuk berkenalan lewat Norwegian Wood karena lebih ringan. Eh, saya baca 1Q84 aja masih bisa. Mungkin Norwegian Wood juga masih bisa saya habiskan π
Ohya, sama poin no. 4 saya juga punya draf tulisan yang hampir sama dengan pertanyaan itu. Kalau kemarin saya pos lagi, mungkin akan jadi kolaborasi batin lagi π
Sudah dilakukan semua, Mas Rahul. Tapi tetep aja tuh bukunya belum saya sentuh lagi sejak beberapa bulan yang lalu wkwkwk padahal tinggal dikit lagi bukunya tamat, tapi entah kenapa saya nggak terlalu penasaran dengan ending-nya sih π
DeleteNah iya, saya dengar-dengar pun demikian. Katanya Norwegian Wood ini yang paling "sederhana" ketimbang karya lainnya. Men Without Women pun bisa saya selesaikan dengan cepat lho, mungkin karena itu kumpulan cerpennya Murakami, sih dan kebetulan itu pertama kalinya saya berkenalan dengan karya beliau.
Huahahaha ayooo dipos saja, Mas Rahul, daripada diam di draft aja π
Aku juga sama, Mbak Jane. Suka baca sinopsisnya dulu sebelum beli. Kalau sinopsisnya menarik, covernya juga bagus, aku langsung beli deh.π
ReplyDeleteOh iya, ngomong-ngomong tentang reading slump, beberapa waktu yang lalu aku merasakannya. Pas baca bukunya Okky Madasari yang 86. Sudah sampai halaman 215, kurang sekitar 40 atau 50 halaman lagi aku sudah males banget nerusinnya. Soalnya terlalu suram dan terlalu vulgar buatku π±. Jadi ingat buku distopia yang pernah direkomendasikan Mbak Jane dulu, deh (aku lupa judulnya apaπ). Kyknya aku juga gak bakalan kuat baca buku itu.π
ayo selesaikan mbak. aku udah baca buku ini, meski suram dan vulgar tapi aku penasaran sama endingnya soalnya..
Deletebtw, aku juga lagi reading slump nih baca bukunya joestein gaarder, ya ampun ku bolak baik baca seringnya nggak mudeng yang dimaksud nih, coba deh tipsnya Lia kali aja bisa berfungsi..
kok obrolan kalian asyik sekali sih ci, aku bnyk yg kelewat ya ini, hihi.. abis ini berarti mampir ke lia yaa kali aja udah jawab pertanyaannya
@Mba Roem: Ohh Handmaid's Tale yaa? Iya sih itu emang agak suram, tapi entah kenapa menarik untuk dibaca sampai selesai, karena aku keburu penasaran bagaimana dengan nasib si tokoh utama setelah hidup di masa-masa keji seperti itu ):
DeleteAku belum pernah baca novelnya Okky, tadi browsing kok cover bukunya cakep yaa wkwkwk nanti aku ceki-ceki deh hihi
@Mba Ghina: Haii Mba Ghina!
Ternyata memang setiap kita tuh punya satu buku yang sulit untuk diselesaikan yaa hahaha Joestein Gaarder tuh yang nulis Dunia Sophie yaa, Mba? Yang Mba Ghina baca judul apa memang? :D
Hihi obrolan kami belum sepenuhnya di-publish di blog, Mbaa. Bisa pusing beneran nanti kalau ditayangkan di sini XD *senggol Lia*
OMG... Kecee banget Ci Jane dan Lia bisa bikin kegiatan kaya ginii... Wohhooo... Aku baca punya cici dan Lia dulu baru meninggalkan komentar.
ReplyDeleteBtw aku juga tim buku cetak, walaupun uda ada ebook tetaaaapp buku hardcopy itu juaraa!! Sepertinya aku sedang mengalami reading slump nih... ada satu buku yang sudah aku baca namun tidak semangat untuk melanjutkannya. Walaupun isi dari buku itu aku rasa berguna banget, tapi kok males banget yaa buka halaman berikutnyaa..
Cici... di tunggu yaa postingan berikutnyaaa.. π
Iseng-iseng mengisi waktu, Devv. Ini idenya si Lia tuh bikin QnA kayak gini huahahaha
DeleteTossss! Memang nggak ada yang mengalahkan buku hardcopy, yaa! Rasanya buku cetak itu nggak akan mati yaa meski era teknologi semakin berkembang :D
Wah buku apakah itu? Non fiksi yaa? Mungkin tips dari Rahul maupun Lia bisa diterapkan, siapa tahu semangatnya bisa balik lagi untuk dibaca sampai tuntas hihi
Siaaaap! Ditunggu yaa π
loh ada lohhh, inisial JR! J. K. Rowling!!!
ReplyDeleteAku juga kepikiran itu, Jan! Tapi it doesn't count, tengahnya ada K, JK Rowling tanpa K itu nggak berarti wkwkwkw
Deletekak, jane. iya semoga gadis minimarket bisa terbaca ya kak!
ReplyDeleteaku juga mau cerita nih hehehe.
Aku pernah ngalamin reading slump selama baca bukunya Haruki yang kafka on the shore, padahal udah sampe setengah cerita, mendadak malah ngerasa "kayaknya novel ini gak cocok" di aku, dan gak nyaman pas ada adegan surrealis khasnya Haruki. sampe aku cuekin itu buku berbulan-bulan kak, dan finally! setelah 3 bulan dianggurin, akhirnya aku memutuskan untuk lanjut baca karena nanggung dan penasaran, walaupun pas baca fokusnya gak penuh :p, aku sendiri belum baca norwegian wood karena menurut pengalamanku baca bukunya Beliau lebih baik diberi waktu khusus yang senggang dan pikiran harus fokus banget.
oiya kalo tips untuk reading slump, versi aku sendiri biasanya lepasin aja hahaha. maksudnya ya udah kalau memang mendadak niat baca menurun alihkan ke kegiatan yang lain, kalo aku biasanya baca tulisan review buku di internet, atau nonton film. Lambat laun, keinginan baca akan muncul lagi kok hehe. semangat menyelesaikan Norwegian woodnya, kak!!
(maaf, komentarnya jadi panjang banget :D)
Aminn! Ini kebetulan dapet voucher dari Gramedia sepertinya bisa dipakai untuk beli Gadis Minimarket π
DeleteWah ternyata ada lagi "korban" reading slump bukunya Murakami π ternyata memang gaya menulisnya beliau nggak masuk ke semua orang ya, padahal judul-judul seperti Kafka on The Shore dan Norwegian Wood itu banyak direkomendasi orang-orang. Aku nggak paham bagaimana mereka menyelesaikan karya tersebut hiks.
Nah iya, sepertinya aku harus meluangkan waktu khusus untuk baca bukunya Murakami, yaa. Semacam meditasi aja deh jadinya wkwkwk
Thank you so much Nisa untuk sharing dan berbagi tips dalam mengatasi reading slump! Semoga bermanfaat juga bagi teman-teman yang lain. Amin amin! Semoga tahun 2020 ini bisa diakhiri dengan tenang karena udah kelar baca Norwegian Wood XD
Saya iseng mengetik “Haruki Murakami” di kolom pencarian dan menemukan tulisan ini. Sumpah, ngakak pas baca judul buku Norwegian Wood disebut-sebut terus.
ReplyDeleteYa Tuhan, waktu pertama kali kenalan sama karya dia, saya juga enggak kelar-kelar membacanya tuh. Norwegian Wood sialan! Kira-kira ada kali tiga bulan vakum membaca apa pun karena lagi depresi dan tambah depresi sehabis baca itu. Menyedot energi banget itu novel.
Lucunya, setelah saya berhasil menamatkannya kok ketagihan sama bukunya yang lain. Dari semua yang berhasil saya baca, paling favorit sih Dunia Kafka atau Kafka on the Shore. XD
Intinya baca Norwegian Wood ketika mood lagi bagus aja. Kalau mulai terasa muram, ya tinggal lagi. Tapi kalau mau sekalian melankolis, ya hajar terus dan sampai-sampai enggak sadar udah masuk ke dunianya Murakami yang bedebah itu. Ahaha. Baca buku itu juga kayak terisolasi dari lingkungan atau masyarakat, tapi ketika pandemi begini, apakah efeknya semakin terasa?