Sebetulnya agak dini, sih, melabeli Josh sebagai anak trilingual. Tapi memang kenyataannya saat ini Josh berkomunikasi dalam tiga bahasa: Indonesia, Mandarin dan Inggris.
Sebelumnya, mau nanya donggg. Di sini ada yang berkomunikasi dengan orangtuanya lebih dari satu bahasa? Lebih dari satu bahasa tuh maksudnya selain bahasa ibu (bahasa pertama), ada bahasa kedua yang juga diajarkan dalam keluarga, baik itu bahasa daerah maupun bahasa asing.
Seperti yang pernah kuceritakan sebelumnya, kami (aku dan suami) selalu berkomunikasi dengan Josh sejak bayi dalam bahasa Mandarin. Alasan-alasannya udah dijabarkan di tautan yang tertera, ya. Intinya, bahasa Mandarin itu termasuk bahasa ibuku sejak kecil. Sampai hari ini pun, aku berkomunikasi dalam bahasa Mandarin dengan mama dan sebagian keluarga besar mama.
Seiring Josh bertambah usia dan mulai belajar bicara di usia 2 tahun, Josh makin memahami bahasa Mandarin. Kalau sebelumnya dia hanya paham instruksi, perlahan dia bisa mengutarakan keinginannya juga dalam bahasa Mandarin. Sesimpel "aku mau makan" atau "aku mau main".
Di waktu yang bersamaan, Josh juga mulai suka nonton video Youtube seperti Blippi (hayooo siapa anaknya yang ngefans Blippi juga?), educational video seperti counting numbers, mengenal warna maupun objek dan lain-lain. Dari situlah Josh mulai menyerap berbagai macam vocabulary maupun kalimat basic bahasa Inggris. Jadi memang aku nggak secara khusus ngajarin dia bahasa Inggris, supaya anaknya nggak bingung menyerap terlalu banyak bahasa. Bahasa Inggris yang aku ucapkan sekedar "thank you", "please" dan "sorry", the three magic words 😉
Namunnnn, di luar dugaan kami, si cah lanang ini mulai hobi ngerocos dengan bahasanya si Blippi. Tauk-tauk dia bisa nyampur bahasa Mandarin dan Inggris dalam satu kalimat. Agak susah kasih contohnya, tapi bisa dikira-kira kali, yaa. Kemampuan bahasa Inggrisnya makin terasah saat Josh mulai masuk pre-school. Kebetulan memang sekolahnya menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar. Kalau kata teachers-nya tiap kali denger Josh ngomong itu lucuk, tapi mereka nggak paham Josh itu ngomong campur bahasa apa. Setelah ditanya langsung ke aku, baru deh mereka ngeh, "Oalaah yaampun, pinter amat si Josh bisa mix dua bahasa gitu, Mom." Dengar kata "pintar", mendadak emaknya pengen nge-fly 🤣
Bahasa Mandarin oke, bahasa Inggris perlahan dilahap juga. Terus, bahasa Indonesianya sendiri gimana, bunda? Lancar nggak?
Kayaknya karena di rumah ada Ncus (ART), Josh lancar banget kok bahasa Indonesianya. Lucunya, karena lebih sering dengar dia ngomong Mandarin, bahasa Indonesianya terdengar cadel. Mungkin karena masih anak-anak juga, sih. Nah, gara-gara udah familiar dengan tiga bahasa, alhasil anaknya makin hobi nyampur kalimat dengan bahasa yang berbeda. Ditambah Josh juga mengenal kata-kata fatis (phatic) bahasa Indonesia seperti "kok", "sih", "lah", "dong". Kebayang nggak anak kecil ngomong Inggris atau Mandarin, tapi belakangnya ditambahin embel-embel salah satu dari kata fatis tersebut? Untung kamu belum paham Sunda ya, nak. Bisa-bisa mamamu ketawa mulu dengernya 🤣
Meski terdengar lucu, diam-diam kami kagum juga, sih, dengan kemampuan berbahasa yang dimiliki Josh. Doi bisa banget lho switch bahasa yang berbeda ketika dia berbicara dengan orang tertentu. Misal nih, sama papa mamanya dia murni ngomong bahasa Mandarin. Dengan Ncus dia lancar berbahasa Indonesia, sementara waktu di sekolah maupun saat nonton Youtube, dia pun bisa berbicara dalam bahasa Inggris. Malah kadang-kadang dia juga suka mengekspresikan dirinya dalam bahasa Inggris ke kami. Kalau lagi senang dia akan ngomong, "I'm so excited, Ma!" atau kalau lagi capek dia akan bilang, "I'm so tired, I want to sleep." Hebatnya lagi (gapapa lah yaa muji anak sendiri HAHA), kalau dia kesulitan menyampaikan sesuatu dalam bahasa Mandarin, dia akan coba menggantinya dengan bahasa Inggris, begitu juga sebaliknya. Lagi-lagi kami sangat kagum dengan hal tersebut. Jangan-jangan salah satu kercerdasan Josh memang di linguistik.
Meski demikian, kami tetap harus membiasakan Josh berbahasa dengan baik, alias nggak nyampur-nyampur bak anak blasteran 😂 Terus, ada lagi nih tantangan baru yang harus dihadapi anaknya.
Kebetulan tahun pelajaran baru di Juli kemarin, Josh pindah ke sekolah di mana bahasa pengantarnya bahasa Indonesia, dan ini membuat dia sempat kewalahan dong. Sebelumnya terbiasa manggil teacher dengan sebutan "Miss", sekarang beralih ke "ibu guru". Mana masih cadel, manggilnya jadi "bu guyuuu", kan mama gemes! 🤣 *salfok*
Belum lagi anaknya mendadak suka bengong kalau gurunya minta dia mengerjakan sesuatu saat pelajaran online berlangsung. Ternyata dia masih bingung instruksi dalam bahasa Indonesia yang sedikit formal. Aku coba bisikin ke ibu gurunya untuk menggunakan bahasa Inggris, baru dehh anaknya ngeh dan bisa mengerjakan soal dengan baik. Sesimpel disuruh menghitung angka pun, doi lancar menghitung dari one to ten. Bukannya nggak bisa bahasa Indonesia. Bisaaaa. Cuma dia pakai mikir dulu. Lagipula, memang lebih mudah nyebut ten daripada sepuluh, ya? 😂
Begitu juga dengan alfabet. Duh, PR banget ngajarin Josh menghafalkan ABC bukan dengan "Ei Bi Si" tapi "A BE CE". Skenario ngajarin anaknya bahasa Indonesia kira-kira seperti ini:
J (Josh)
M (Mama)
M: "Josh, ini A, ini BEEE, ini CEEE. Coba ulang."
J: "Kenapa BE? Ini BI, kan??"
M: "BI itu kalau dalam bahasa Inggris, Josh. Sekarang kamu belajar bahasa Indonesia, pronounce-nya beda."
J: *muka bingung*
M: "Yaudah pelan-pelan. Coba lagi. Ini A, APEL."
J: "Kok APEL, sih? APPLE, Maaa."
M: *bodo amat* ini BE, BEBEK."
J: "Ma, B is for Bulldozer, not bebek!"
M: 🙄🙄🙄🙄🙄
Tolonggggg ini anaknya siapaaaa kok ngotot sekali yaaa...
Jadi begitulah, petualangan bahasa yang dialami Josh sejauh ini. Kebiasaan campur-campur bahasanya udah sangat berkurang, sih. Dan meski pelajaran bahasa Indonesia di sekolah masih mengalami kesulitan, Josh ini hobi nyanyi lagu dalam bahasa Indonesia dan siapa lagi kalau yang ngajarin bukan Ncus di rumah 😂
Sebagai penutup, nih cuplikan Josh saat mencoba untuk ngelucu dalam lagu bahasa Indonesia.
(Suatu hari menjelang tidur malam)
J: "Ma..."
M: "Iya, Josh?"
J: "Kalau..."
*mendadak hening beberapa detik*
M: "Iya? Kalau apa Josh?"
J: "Kalau... tidak bundaaar~ bukan topi sayaaa~ hahahahaha"
M: *ngakak dalam hati*
Belakangan ini Josh suka main ditemani oleh Ncus. Kebetulan mainan Josh kian berkembang karena banyak dikasih orang (papa mamanya jarang beliin mainan, suer deh). Terus, Ncus ngajarin Josh nyanyi lagu "Banyak Nyamuk di Rumahku" namun dengan lirik yang berbeda. Nih, versinya Josh seperti ini, yang mau ikutan nyanyi boleh ya 😆
Banyak mobil di rumahkuuu-uuu,
Gara-gara Jojosh
Banyak dikasih orang
Sekiannnn, terima kasih! 🤣
HAHAHAH duh jd inget pembicaraan gw sm Jojosh.
ReplyDeleteGw : itu apa Josh namanya?
Josh : Yoyerl ie
Gw : ha? apa royer?
Josh : Yoyerl ie !
Emak Josh : Roller ie
Sesama cadel ya ampun. Plus setelah gw flashback ya, kita suka mix mix bahasa di 1 kalimat kyk “ Qing Yue punya water tank zai na li?” ato “ie ie juga xi huan eat Hakao”
btw anak siapa ya itu suka ngotot?? hahahahhaha you know the answer lah ya
AHAHAHAHA dua-duanya nggak paham "r" gue yang sukses ketawa 🤣
DeleteGue tuh dulu juga suka mix bahasa kayak gitu, tapi emak gue langsung ngoceh-ngoceh jadi gak pernah berani lagi. Ehh, sekarang anak sendiri yang begitu, jadi gue pun berubah menjadi emak gue sendiri di zaman dulu bahahaha
Ih iya deh, anak siapa sih ini suka ngotot 🙄
ahh seru banget ya Jane, btw Josh mulai bisa bicara dari usia berapa, konon kalau multi language suka delay ya? Apa betul begitu?
ReplyDeleteKebetulan kita di rumah juga 3 bahasa, Belanda ( sehari2 ), Inggris ( aku dan suami ) dan Bahasa Indonesia sama aku, challenging juga sih tapi semoga anaknya bisa ngikutin :-)
Anak kalau udah pinter ngoceh, seisi rumah memang jadi seru banget, Mba! XD
DeleteNah, aku juga sering dengar pernyataan anak yang multi language itu punya kecenderungan speech delay, bersyukurnya itu nggak kejadian di kami (: mungkin sebetulnya bukan speech delay sih, memang anaknya aja sedang mencoba menyerap dua bahasa sekaligus, jadi dia masih agak bingung untuk menerapkannya saat bicara. Josh sendiri di usia 2,5 tahun masih ngoceh-ngoceh biasa, sama sekali nggak jelas dia ngomong apa. Mamanya aja yang paham dia bicara apa, orang lain clueless 😂 Setelah masuk toddler, dia mulai banyak menerima stimulasi, akhirnya komunikasinya makin PD deh. Tau-tau cas cis cus lancar banget dah hahaha
Wah, kita seperjuangan nih yaa! Kalau saranku, komunikasi ke anak sebisa mungkin satu bahasa aja dulu, kayak aku misalnya pakai mandarin, jadi anak nggak terlalu bingung banget. Anak itu kan otaknya masih encer banget kan yaa, aku percaya mereka akan cepat menyerap informasi dengan baik sih. Jadi mudah-mudahan si kecil bisa mengikuti dengan baik yaa. Semangat, Mba! :D
ya ampuuun lucu banget pasti dengerin anak kecil ngomong tiga bahasa campur-campur terus tiba-tiba switch sambil cadel-cadel T_____T jadi pingin nonton josh ngomong secara langsung T_____T
ReplyDeleteponakan aku yang baru mau tiga tahun kalau aku ajak ngomong pake bahasa inggris atau sodaraku ngomong pake bahasa jerman terus dia nggak ngerti jadi marah-marah xD fix ponakanku javanese native speaker wkwk
kalau aku sendiri sama orangtua ngomongnya pake bahasa jawa tapi ngoko HEHEHEHEHE bisa juga bahasa krama tapi bukan yang krama inggil banget heu aku tida bisa T.T
Tadinya aku pengen share satu video Josh lagi ngomong, cuma kok nggak nemu yang okee banget sebagai perwakilan untuk tulisan ini HAHAHA kapan-kapan deh yaa XD
DeleteBahahahaha wong jowo asli yaa ponakanmu XD kebetulan sepupunya Josh (seumuran) ada yang orang Semarang, ngomongnya medok banget banget. Tiap kali dengar dia ngomong sama Josh, si Josh tuh kayak roaming gitu lho, ini dia ngomong apa sih wkwkwk tapi namanya anak kecil sepertinya mereka punya cara sendiri untuk berkomunikasi, yaa. Ujung-ujungnya bawel juga sih tuh berduaan huahaha
Ngoko tuh maksudnya bahasa sehari-hari yaa, Ndah? Bukan yang halus banget?
Oemjiii Josh kenapa lucu sekali 🤣 akutu paling nggak tahan kalau lihat anak kecil karena tingkah mereka sering menggemaskan 🤣 bahkan membaca cerita Cici tentang Josh aja, udah membuatku gemasss 😆
ReplyDeleteAku jadi ingat sepupuku yang lebih sering ngobrol dalam Bahasa Inggris ketimbang Bahasa Indonesia. Sulit sekali buat dia menyebutkan nama-nama jari dalam Bahasa Indonesia 😂 bahkan awalnya nggak tahu sama sekali. Antara sedih dan lucu lihatnya 😂
Josh termasuk pintar lho Ci, mampu switch language seperti itu. Gemasss! Semoga Josh tumbuh menjadi anak yang semakin pintar ya 😍
Memang aslinya ngegemesin, Lii. Apa karena dia anak sendiri yaa jadi tiap tingkah lakunya ya lucuk-lucuk aja buat kami berdua wkwkwk
DeleteAku jadi paham sekarang sama anak-anak yang bahasa asingnya pinter banget, tapi bahasa Indonesianya agak terbata-bata. Dulu aku mikirnya sinis, "Ih ini emaknya gimana sih nggak ngajarin bahasa ibu", sekarang kejadian di anak sendiri 🙈 cuma menurut pengalaman mamaku, bahasa Indonesia itu pasti bisa kok dengan sendirinya, karena kita kan orang Indonesia, tinggal juga di Indonesia. Kayak Josh pun akhirnya bisa karena banyak ngomong sama Ncus di rumah, walau masih cadel huahaha
Maacihhh banyak, Onti Lia! 😘
Ha ha ha, tingkah Josh dari cerita kak Jane sampe visual di IG kak Jane memang sama-sama lucu 😅
ReplyDeleteKalo saya sendiri, bisa komunikasi bahasa Indonesia, tau sedikit bahasa Inggris (ngobrol lancar belum bisa), kalau bahasa ketiga yah bahasa daerah, itupun hanya ngerti kalo orang ngomong 😆
Sekarang saya udah agak jarang yaa nge-post Josh di IG Story, dulu masih suka aktif, Mas. Sehari nggak ada postingan Josh, biasa ada 2-3 orang yang nyariin huahahaha 😂
DeleteSaya pun ngomong bahasa Inggris masih suka terbata-bata, maklum karena nggak terpakai sih ya. Kalau nulis sih masih okee hihi
Bahasa daerah Mas Rahul dikomunikasikan dalam keluarga nggak? Kayak orangtua misalnya? Tapi yang dialami Mas Rahul persis yang saya alami juga sih. Kebetulan mama saya komunikasi dalam bahasa dialek Hokkian juga, saya nggak pernah bisa ngomong, hanya bisa mengerti dikit-dikit 😁
Ha ha ha, tidak pernah. Karena saya ngertinya cuma kalo orang ngomong. Makanya waktu kecil kalo ada pembicaraan yang cukup rahasia, Mama dan Tante ngobrolnya pake bahasa Bugis 😅
DeleteJosshhh lucuuu dan kereeen ci. Hebat banget bisa tiga bahasa dan bisa di campur-campur pula. Berati dia uda mulai ngerti banyak kosakata.
ReplyDeleteTernyata ga selalu anak bilingual dan trilingual itu speech delay. Josh bisa ngerti dan memahami semua bahasanya dg baik.
Tergantung gimana cara ngajarinnya yaa. Cici dan suami bisa ngajarin dengan tepat. Sehingga Josh juga bisa ngerti ketiga bahasa tsb.
Emang belajar bahasa sedari kecil itu bener bermanfaat. Jadi mudah ngerti dan biasanya lebih fasih di banding belajar khususnya bahasa asing saat uda dewasa. Kalo uda gede biasanya udah susah ngerti 😁
Hihi maacih, Devina! Iyaa, sekarang tabungan kosakata dia lumayan banyak dalam tiga bahasa yang berbeda. Nah, soal speech delay juga seperti yang kubahas di komentar sebelumnya di atas. Sepertinya balik lagi yaa gimana cara orangtua mengatasinya. Aku nggak bilang kami mengajarkan dengan metode yang paling benar, sih. Cuma kami melihat Josh sepertinya memang tertarik dengan bahasa, jadi kami ikuti aja anaknya bagaimana. Eh, puji Tuhan bisa diikuti dengan baik 😊
DeleteIya betul banget! Aku aja yaa kalau nggak dibantu mengajar bahasa Mandarin, rasanya lama-lama bisa nguap deh apa yang dulu pernah diajari mama dan di kampus wkwkwk
Aduh lucu banget bayangin Josh ngomong pakai bahasa campur-campur 😂
ReplyDeletePinter banget sih Josh masih kecil tapi udah terbiasa dengan 3 bahasa.. Mungkin untuk umur sekarang kadang dia masih bingung proses penggunaan masing-masing bahasa yaa.. Tapi aku yakin deh, nanti semakin besar Josh makin pintar udah bisa misahin penggunaan bahasa masing-masing 😄
Dengar aslinya memang selucu itu, Eya wkwkwk apalagi kalau dia ngomong bahasa Indonesia, bener-bener kayak bukan anak lokal gitu 🤣 makanya hiburan banget kalau Josh udah nyanyi lagu bahasa Indonesia, papa mamanya bisa ketawa-ketawa terus wkwkwk
DeleteAminnn amin! Aku juga percaya sih perlahan dia bakal bisa berbahasa dengan baik. Yang penting dicekokin dulu sejak kecil ini biar kerasan 😆
Hahaha sama banget sama ponakan aku mbaaaa, wkwk dia campur bahasa Minang, Indo, Inggris dengernya bener-bener ngakak. Mana dia kalo ngomong Inggris di lebay-lebay-in lagi, Ti dibaca Ci jadi kalau bilang Ten jadi Cen, Cengkyu 😂😂😂
ReplyDeleteKemarenan dia juga pindah sekolah gara-gara pandemi, ke sekolah yang lebih dekat ke rumah. Sama banget sekolah dia dulu bahasa pengantarnya Inggris jadi ketika belajar tiba-tiba switch ke bahasa Indonesia dia kewalahan. Ini "Be" ya Bang, tapi dia kekeuh bilang itu "Bi", malah alasannya ngeselin lagi "Dimana-mana orang bilangnya ini Bi fir ball lho" hahahaha.
Kalau bahasa Indonesia kan ada "Da Di Du DE Do" dan semacamnya mba, dia paling kesel yang itu hahahaha. Mukanya kelihatan banget malesin, tapi seminggu di sekolah baru dia jadi lumayan paham.
Sekarang dia udah lumayan bisa baca, kasihan sih di awal-awal.
AHAHAHA mohon maap aku bacanya ala-ala Cinca Laurah dong wkwkwkw Btw, ini ponakanmu yang dulu pernah Mba cerita di blog ya? Emang kadang-kadang kesotoyan anak kecil itu bikin gemes sekaligus pengen ngecubit saking "ihhhh otoy banget sih kamu!" 🤣
DeleteDuh, aku menanti hari di mana Josh akhirnya bisa baca dan tulis. Ngajarin alfabet A-Z aja sekarang perjuangan banget wkwk sama deh tuh kelakuannya, diajarin Be itu Bebek, anaknya malah ngotot, ini tuh Bi for Bulldozer 😆
Ya ampuuunnnnn, si Josh kenapa lucu sekaliiii ~XD keren banget itu udah bisa tiga bahasaaaa. Semoga makin fasih yaa Joossshh <3
ReplyDeleteKalau di rumahku sih pakai dua bahasa, Ci. Yang pertama tentunya pakai bahasa Indonesia, yang kedua pakai bahasa Jawa karena aku tinggal di daerah Jawa Timur. Bahasa Inggris jarang, bahkan kayaknya hampir nggak pernah, haha.
Jadi inget beberapa hari lalu tetiba di rumah mau memutuskan buat ngadain hari bahasa. Jadi misal hari ini pakai bahasa Indonesia, hari Jumat khusus bahasa Jawa, hari Kamis pakai Bahasa Inggris. Jadi kayak waktu sekolah dulu, kalau nggak sesuai dengan ketentuan bahasanya bakal didenda, hahaha.
Nggak tau jadi terealisasi apa enggak, tapi semoga bisa. Bakal lucu banget soalnya ~XD
Jadi ingat
Aminnn! Terima kasih banyak tante! Semoga ke depannya makin jago yaa XD
DeleteKayaknya memang di zaman kita dulu bahasa Inggris itu sebatas pelajaran di sekolah aja yaa. Oh sama paling di tempat kursus. Kalau generasi Z sekarang banyak banget yang sejak bayi pun udah cas cis cus bahasa Inggrisnya. Ponakan suamiku kadang nggak paham beberapa istilah dalam bahasa Indonesia, suka nanya orangtuanya maksudnya apa sih 😂
Wah seru amaaat! Siapa pencetus idenya, Mba? Jangan-jangan Mba sendiri yaa XD kayaknya sesekali harus begitu yaa. Kalau yang melanggar pelaturan harus cuci piring sendiri atau beberes mainan sendiri huahaha
Semoga berjalan dengan baik, Mbaa hari bahasanya! Nanti terlaksana siapa tau bisa dibagikan ceritanya di blog hihi
Wah keren mbak Jane si Josh sudah bisa ngomong tiga bahasa biarpun masih anak anak, kalo ada yang belum pas ya maklumi saja karena memang belum lancar, namanya juga anak kecil.
ReplyDeleteCuma sepertinya agak kurang lancar bahasa Indonesia nya ya, mungkin mbak art nya bisa kasih les tambahan bahasa Indonesia, jangan lupa bayarannya tiap bulan.🤣
Anak kecil memang lucu, ponakan saya juga kalo ngomong suka lucu begitu.
Huahahaha iya nih, Mas Agus. Saya kepikirian ngomong sama suami juga soal menambahkan uang jajan untuk Ncus yang sudah berjasa mengajarkan Josh bahasa Indonesia dengan amat sangat baik wkwkwk
DeleteMumpung masih kecil, dinikmati aja deh cara ngomongnya yang masih acak adul hihi mudah-mudahan nanti kalau sudah SD, komunikasinya sudah jauh lebih baik lagi 😁
bagus tuh kalo emang anaknya pinter nyerap bahasa2 asing... yang penting emang ngajarin supaya gak kecampur2 aja ya... :D
ReplyDeleteBetul sekali, Ko. Mamaku juga ngajarinnya seperti itu, kalau kita sendiri ngomongnya campur-campur anak pasti ngikutin juga hahaha untung sekarang udah jauh lebih baik, nyampur bahasanya udah berkurang hihi
DeleteJossshhhh gumassssh 😂
ReplyDeletePintar bangettt sih Josh, anak siapaa iniih? 😆 hahahahaha. Mungkin kalau Josh suka menonton Tayo, bisa bicara Korea juga jangan-jangan. Seperti anaknya salah satu mba saya. Dia bisa Korea sama Melayu gara-gara keseringan Upin Ipin dan Tayo. Sampai cengkoknya mirip bangats 🤣
Saya sekarang di rumah pakai tiga bahasa. Kadang kecampur aduk jadi bingung sendiri mba 😅 Jaman dulu saat masih tinggal sama orang tua hanya pakai bahasa Indonesia. Saya nggak pernah diajarkan bahasa daerah kecuali bahasa AGJ alias Anak Gaul Jekarte (entah ini masuk bahasa daerah apa bukan) 🤪
Eniho, Ncusnya Jojosh kreatiffff buat lagunya 😂
Tentunya anak papa mamanya dongg Ontiii 🙈😆
DeleteJosh suka nonton Tayo sama Robocar Poli, Mbaa. Nah tapi kalau nonton Tayo dia sukanya pake audio Chinese gitu wkwkw sedangkan kalau Poli dia sukanya pake bahasa Inggris, jadi Koreanya nggak keserap sama sekali deh. Eh tapi kalau mamanya lagi dengar BTS atau dengar lagu Korea lainnya, dia bisa ngikutin sih dikit-dikit wkwkw dia bisa ngomong "haru-haru" walau nggak paham artinya, Mbaa 🤣
Btw, itu anak Mbaknya Mba Eno pasti logatnya lucu sekali! When Upin Ipin Meet Tayo yaa judulnya wkwkwk
Tiga bahasa berarti Indonesia, Inggris dan Korea yaa, Mba? Aku pun waktu sama orangtua hanya dua bahasa, begitu punya anak mau nggak mau ikut belajar bahasa Inggris juga deh 😆
Ncusnya Josh memang kreatip puol! Pokoknya kalau dia belajar sesuatu dalam bahasa Indonesia, Josh pasti blang, "ini sus yang ajarin, Ma!" hahahaha XD
hahahahaha kreatipp bikin lagunya
ReplyDeleteampun joshh mungkin aku ngakak kali ya kalau ketemu josh tiap hari
ngebayangin josh pusing mencerna pengucapan abjad dalam bahasa indo dan inggris, gemesnya hehehe
aku kalau liat anak seumuran TK aja udah bisa bilingual, salut mbak, padahal masih kecil tapi udah bisa paham. lah apalagi sampe trilingual, nahh tambah keren nih.
dari kecil udah dibiasakan ngomong, jadi vocabularynya bakalan bertambah pelan pelan
Wakakakakakakak, Josh! kamu kok ngegemesin banget sih! hahaha.
ReplyDeleteIya bener banget ya, sejak kapan jadi bebek? harusnya kan buldozer, bulgogi *lah? hahahaha.
Senang banget ya kalau anak bisa switch beberapa bahasa, sayang anak saya jarang mau pake bahasa inggris lagi, padahal dulu dia suka aja dengan bahasa Indonesia :D