Second Pregnancy Journey: Second Trimester (Week 13-28)

Puntenn, mami (banyak) gaya mau lewat 😝

This one was taken when almost hitting 20 weeks!

As I'm writing this post, I'm officially entering the very last semester of this pregnancy, wohooo! 🥳

Perasaan baru hamil, kenapa udah masuk trimester ketiga aja nih?! Dear baby, take your time, ya! Mama masih (agak) betah nih dengan perut besar, meski pegalnya udah mulai berasa jugak *koyo mana koyo?*

Bagi seorang bumil yang melalui trimester pertama dengan cukup 'drama', thank goodness karena selama trimester kedua ini I was feelin soooo much better! Berikut update selama trimester (terbaik) ini: 

Mommy's update 

Weight gain and physical changes 

Berbeda dengan hamil pertama, kenaikan berat badan hingga di akhir trimester kedua ini sangat selowww, which is great! Phewwww.

Berdasarkan kontrol dokter terakhir, total kenaikan beratku hanya 5 kilo sejak awal kehamilan. Aku memang nggak berharap naik banyak, supaya PR setelah melahirkan nggak terlalu nyusahin. PR apa? Yaaa menghilangkan lemak-lemak selama sembilan bulan ini tentunyaa. 

Good news is, karena aku akan menjalani c-section, dokter pun menyarankan untuk makan sedikit lebih banyak agar berat badan dedek bayi boleh lebih besar. Oke sip. Mana bubble tea?? Mana cheesecake?? Siniii aku sikat! *nggak begitu juga sih, bund...*

Itu soal berat badan. Tentang perubahan fisik, tentu saja pipi dan beberapa bagian tubuh lainnya mengembang ke kiri dan kanan. Dan saat masuk penghujung trimester kedua, aku mulai gampang merasa pegal-pegal khususnya di bagian pinggang dan betis. Hamil di usia 29 tahun emang beda yeee dengan lima tahun lalu LOL. 

Eczema update 

Ada yang masih inget nggak kalau aku pernah cerita eksimku kambuh parah saat trimester pertama? 

Karena eksimnya cukup meradang dan sangat menganggu tidur malam, akhirnya aku menjalani detoks kecil-kecilan. Agak susah yaa bok milih-milih makanan di saat hamil begini huhuhu tapi ya mau bagaimana lagi, karena salep eksim yang mengandung steroid itu sama sekali nggak boleh dipakai selama kehamilan. Namun, ternyata ini sebuah blessing in disguise, sih. Harusnya memang nggak boleh terlalu bergantung pada steroid, lebih baik diet makan aja (walau ini susah-susah gampang juga). 

Selama detoks ini aku menghindari seafood, almost of all dairy products, telur dan ayam dan buah-buahan tertentu yang dapat memicu inflamasi. Sebaliknya, aku lebih banyak mengkonsumsi makanan dan minuman yang memang disarankan untuk detoks eksim yang sedang meradang, dan tentunya aman yaa buat bumil. 

Selama detoks ini aku mengacu pada tips yang pernah di-share oleh Marlisa Tenggara, beliau adalah salah satu pejuang eczema dan udah sukses lepas total dari ketergantungan steroid. Coba baca-baca aja yaa Instagram maupun blognya, banyak tips yang oke bangettt (: 

Oh ya, sekalian aku mau minta maaf untuk teman-teman yang meninggalkan komentar di post Melawan Penyakit Eksim karena belum sempat membalas komentar kalian satu per satu. Rencananya akan kubalas nanti dalam satu postingan khusus. Agak kaget karena sejak tulisan tersebut naik, ternyata banyak sekali pembaca yang mengalami situasi sama ): you're not alone! Let's fight this eczema together!

Appetite and food cravings

Thank God, my appetite is back to normal on this trimester! Halo ayam goreng! Halo terong balado! Halo soto kuning! 

Walaupun ada kalanya mendadak hilang nafsu makan, setidaknya masuk dapur udah nggak kepingin pingsan. Puji Tuhan mama Josh lebih rajin masak di trimester kedua ini. Udah bisa bikin pangsit lagi rikuesan bapake, bikin sempol ayam buat bocil (dan berhasil!) bahkan iseng re-cook resep Crispy Chilli Beef nemu di akun Instagram. 

Nggak ngidam apapun, but surprisingly I have a slightly high tolerance to spicy food. Yaaa, nggak semua cabe aku telan juga, sih. Aku memang nggak bisa terlalu makan pedas, tapi selama hamil ini malah doyan banget cari yang memberikan sensasi 'membakar mulut'. Sambal matah yang biasanya cuma kucomotin bawang merahnya, ini sampai rawitnya aja kutelan dan dengan sombongnya berujar dalam hati, "Lah, nggak pedas ini mah," tentunya sambil berharap dedek bayi nggak kepedasan di perut 🤣 

Baru maksi laper lagi liat foto begini...

Pregnancy hormones 

Ngaku boleh, yaaa. Jadi ada dua momen selama trimester ini yang berhasil membuatku nangis sampai sesunggukkan di bahu suami. Alasannya sepele, tapi karena hormon hamil, jadi lebaaay. 

Episode nangis pertama: menjelang Natal tahun kemarin, aku sedang berada di puncak kangen-kangennya dengan keluarga di Bali. Ingat, kan, yaaa, kami sempat ada agenda ingin nekad road trip ke Bali untuk liburan di sana. Namun, karena bumil parno dan kesehatan adalah prioritas, agenda tersebut kami kubur dalam-dalam. Di suatu malam saat siap bobo, tiba-tiba air mata ini membendung dan aku langsung meluk suami erattttt banget sambil nangis drama 😂 Doi kaget lah dan nanya kenapa sambil ngelusin kepalaku. Terus, aku cerita deh kalau aku juga kepingin ketemu papa mama di Bali. Sekian menit berlalu, udah perasaan itu hilang begitu saja. Aku bobo nyenyak sampai besoknya bingung sendiri kenapa bisa nangis kayak gitu, sih. 

Episode nangis kedua: kali ini alasan klasik, gara-gara 'berantem' sama Josh. Tiap kali abis ngomelin Josh itu rasanya menyesal banget nget nget. Padahal harusnya aku bisa lebih memahami kondisi dia, tapi biasaa dehhh... ego seorang ibu tuh tinggi banget (apa gue doang?). Capek berantem, aku baringan di ranjang, nggak mau liat mukanya Josh samsek 😢 Beberapa menit kemudian, suami nyamperin dan narik aku bangun dan langsung nenggelemin mukaku di bahunya. Nangis deh sejadi-jadinya 😭 He didn't say anything for couple of minutes. He let me cried dan elus-elus punggung aku. Sementara Josh yang udah di-lecture sebelumnya oleh sang papa, bengong liatin mamanya yang nangis sesunggukkan. Setelah puas nangis, aku dan Josh maap-maapan dan pelukan. Nggak lupa ditutup dengan makan risoles cokelatnya Jesrisoles sambil ketawa-ketawa lagi. 

Luar biasa bukan pengaruh hormon hamil ini? 

Note to myself: anak udah mau dua, stok sabar dibanyakin ya, bund! 

Baby's update

Baby's movement 

Karena udah lupa apa rasanya 'ditendang' bayi dari dalam, momen pertama saat merasakan tendangan si dedek bayi sangat magical! Debay biasa aktif di waktu siang sampai sore hari, terus lanjut malam sebelum bobo. Gerakannya bervariasi: mulai dari berasa "ditonjok" dari dalam, dan yang paling sering adalah gerakan menggeliat yang bikin perut geli banget 🤣

Baby's size 

Menurut aplikasi Teman Bumil, ukuran debay saat ini di usia 29 minggu sudah sebesar terong! 

Baby's gender 

Sepertinya ini yang ditunggu-tunggu permisah, yaaa XD 

Sejak awal kehamilan kedua ini, I secretly wanted a baby boy again. Pokoknya tiap ada yang nanya, "pengen cowok atau cewek", aku jawab sebijak mungkin tapi dengan embel-embel, "kalau boleh maunya cowok lagi.".

Memang kenapa, sih, pengen anak cowok lagi? 

Alasan receh, yaa biar hemat pengeluaran baju-baju bayi. 'Kan tinggal pakai bekas kakaknya dulu 😆 Tapi kalau alasan yang cukup serius, supaya nggak ada perbedaan didikan di dalam rumah. Maksudnya gini. Punya anak cowok dan cewek itu pasti ada perbedaan didikan dan nilai, kan. Nah, mumpung udah punya anak cowok, tinggal diterapkan ulang saja ke si calon dedek bayi. 

But at the same time, menjelang masuk trimester kedua entah mengapa aku mulai merasa seperti bonding dengan anak cewek. Biasanya feeling seorang ibuk itu kuat banget, kan, yaa. 

Tiba saatnya kontrol dokter, aku dan suami mulai deg-degan apakah kami udah bisa lihat gender si debay? Begitu kami tanya ke dokter, eh malas dibalas sok misterius: "Bener nih mau tau? Yang pertama cowok, ya?". 

Saat dokter mencoba mencari kelaminnya dedek di layar USG, kemudian taraaa! Ketahuan deh! 😆

Aku nggak mengumumkan ini ke siapa pun kecuali kepada teman dekat, orangtua dan keluarga. Sisanya kalau ada yang nanya langsung baru deh dijawab. Karena kalian di sini udah kuanggap sebagai keluarga sendiri, so again let me spill the bean to you, fams.  

💕💕💕

Bonus update

Best moment in this trimester

Setelah dokter meyakinkan berulang-ulang kalau debay adalah seorang perempuan, mama pun tak tahan untuk segera belanja perintilan anak cewek 😆

Awalnya aku merasa nggak butuh banget untuk belanja karena baju-baju bayi bekas kokonya masih ada dan kondisinya oke. Apalagi new born itu cepet gedenya. Tapi setelah lihat baju-baju bayi cewek gemessssh di baby shop kok nggak tahan juga, ya 🙈 akhirnya belenjong juga dehhh! 

Nggak banyak kok, cuma nyetok beberapa yang esensial aja biar dedeknya ada baju baru juga. Nggak lupa beberapa sleepwear jumper berwarna pink biru pastel bermotifkan princess seperti foto di atas... akhhhhh 😆 *emaknya heboh*

Oh ternyata gini, yaaa, rasanya mau punya anak cewek! 

Josh update 

Gimana seorang koko Josh menanti kehadiran sang adik perempuannya? 

Iyaaa, jadi Josh udah tahu kalau dia bakal punya baby sister! Sebelumnya doi berharap punya baby brother, karena katanya bisa diajak main excavator dan basketball. Setelah dia tahu ternyata adiknya perempuan, dia cuma titip pesen begini: "Dedek nggak boleh main mobil-mobilan Jojosh, ya. Dedek, kan, girl, main yang lain aja."  Polos banget nggak, sih, logika anak-anak? 😂

Sebagai orangtua yang mendukung kesetaraan gender *halah*, kami bilangin aja dedek cewek pun bisa diajak main mobil-mobilan atau bola. Kecualiiii, si dedeknya punya preferensi lain hihi. 

Hal lain yang "berubah" sejak Josh tau mamanya hamil dan bakal punya dedek, setiap hari Josh nggak pernah absen "ngomong" sama perut mamanya. Adeknya diajak ngomong, mulai diceritain keseharian dia, nggak lupa nanyain "dedek udah kenyang belom? tadi mama makan eskrim lhooo...". Sebelum tidur malam, kami punya kebiasaan untuk say good night and I love you to each others. Setelah ngomong sama papa mama, Josh juga nambahin, "Good night dedek. I love you dedek." 

I'm not crying, you are crying! WHY SO SWEET JOSH 😭

You'll be such a good brother, Josh. And dedek, you're gonna have so much fun with your brother! Kalian saling jaga yaa 💕 *mama brb nangis di pojokan*

Husband update 

Ada yang senyum-senyum shy shy cat di ruangan dokter begitu tahu bakal punya anak cewek 🙈

Kebalikan dari aku, suami secretly wanted a baby girl. Your wish has been granted, hubs! 

Si dedek di perut ini lucuk banget karena suka "godain" papanya. Kalau dulu Josh di perut tuh suka aktif nendang-nendang di kala papanya ajak ngomong. Nah, si dedek ini berbeda. Tiap diajakin ngomong malah nggak gerak, padahal sebelumnya, sih, aktif. Sepertinya grogi yaa, dek, diajak ngomong sama papa hihi 😝

P.S. papanya udah kena "kick" kok pada akhirnya hahahaha

✨

Terima kasih untuk manteman di blog yang sudah dan selalu mendoakan kehamilan dan keluarga kami. Same prayer goes to you all! Semoga kalian juga dalam keadaan sehat dan bahagia selalu, ya! Sampai jumpa di laporan trimester akhir! Aaaaaa, mulai deg-degan! 🤣