Pada episode kali ini, kami berdua memutuskan untuk melakukan sesuatu yang sedikiiit berbeda dari sebelumnya. So apparently, beberapa waktu lalu kami berdua bisa-bisanya membaca buku yang sama. Jarang-jarang tohhh aku dan Lia bisa tertarik pada buku yang sama 😆
Buku ini pun meninggalkan kesan yang sama buat kami berdua, sampai akhirnya kami saling lempar-lemparan kesan dan opini masing-masing melalui email. Kemudian, si Peri Kecil mencetuskan ide: "Ci Jane, episode bulan ini kita bahas buku ini aja yoks!"
Maka jawabku, "Yoks!"
Disclaimer dulu, ya.
Sempat bingung, sih, enaknya membahas dalam format seperti apa. Kalau review doang, kan, udah biasa. Eh, kami keingat dengan salah seorang teman blogger yang sedang menjalani sebuah proyek di mana dia mewawancarai beberapa blogger dengan minat membaca. Thus, that little (cool) project called, "Perspektif Majemuk", yang tak lain tak bukan adalah milik Mas Rahul Syarif. Kami berdua pun memutuskan untuk mengadopsi format wawancara tersebut khusus untuk episode kali ini. Punten dulu dengan Mas Rahul 😆
Tanpa berbasa-basi, kita langsung simak ulasan novel thriller yang sukses membuat kami berdua nggak bisa tidur dan makan karena memikirkan teka-teki di dalamnya. Spoiler alert! Mohon maaf karena ulasan di bawah ini kemungkinan mengandung spoiler. Untuk manteman yang berencana membaca, disarankan untuk nggak menyimak lebih jauh. Tapi bagi yang penasaran, monggo lanjutkan!
Rumah Lebah adalah karya pertama Mbak Ruwi Meita yang langsung membuatku jatuh cinta. Begitu selesai baca, aku baru sadar kalau buku ini terbit pertama di tahun 2008 yang lalu. Tahun 2019, novel ini dicetak ulang kembali dengan sampul dan revisi yang baru (CMIIW, ya!). Salah satu temanku sempat bilang, mungkin alasan kenapa novel ini mendadak booming kembali, karena masyarakat zaman sekarang mulai 'melek' dengan mental health. And yes I agree.
Sedikit cuplikan tentang novel ini, ya.
Tokoh utama di sini sebetulnya ada dua, Nawai sang Ibu dan Mala sang putri. Namun, Mala yang memegang kunci sentral dalam keseluruhan cerita.
Nawai adalah gambaran ibu rumah tangga yang biasa-biasa aja. Suka melukis, mengurus rumah dan lainnya. Hubungan pernikahannya pun bisa dibilang harmonis. Suaminya adalah seorang penulis yang sedang naik daun. Yang kita nggak tahu, bahkan Nawai sendiri pun tidak menyadarinya, bahwa dirinya mengidap suatu gangguan mental dan hal tersebut memberikan pengaruh yang sangat besar pada sang anak.
Mala sendiri adalah seorang anak yang 'istimewa'. Sejak kecil kedua orangtua Mala sadar bahwa dia memang "berbeda". Gimana nggak. Di saat usianya baru 5 tahun, buku bacaan favoritnya adalah ensiklopedia dan koleksi novel Stephen King milik ayahnya. Mala memiliki kepintaran yang melampaui anak-anak seusianya. Ia juga sangat pendiam, hanya suka berbicara pada boneka beruang miliknya yang diberi nama Dizzel.
Satu per satu peristiwa ganjil terjadi di rumah keluarga kecil ini. Mulai dari Mala yang tiba-tiba bisa berada di suatu tempat di rumah yang nggak mungkin dicapainya sendiri, Mala yang mendadak bisa berbahasa Spanyol, Mala yang mengaku pada orangtuanya bahwa di rumah ini ada sosok lain yang tinggal bersama mereka dan hal lainnya yang membuat Nawai dan sang suami menolak bahwa ini ada kaitannya dengan makhluk tidak kasatmata.
Tapi apa iya semuanya ini berkaitan dengan 'dunia lain'? Atau memang benar adanya sosok lain yang tinggal di dalam rumah, seperti yang dikatakan Mala?
✨
Apa yang paling kamu suka dari novel ini?
Jane:
SEMUANYA. Mulai dari tokoh, plot cerita, gaya bahasa, misteri yang diselipkan dalam keseluruhan cerita tuh semuanya membuatku jatuh cinta dengan karya Mba Ruwi Meita yang satu ini. Ini adalah karya pertama beliau yang kubaca dan langsung membuatku terkagum-kagum dengan gaya menulisnya yang luwes banget. Seolah-olah kita berada di dalam cerita dan ikut menebak-nebak apa, sih, yang sebetulnya terjadi di dalam rumah Mala.
Lia:
Plot twist dan ketegangan yang dibuat oleh sang penulis dari novel ini sungguh-sungguh membuatku suka dengan novel ini. Banyak banget hal-hal yang menjadi ekspetasi awalku, diruntuhkan semua saat menjelang akhir buku dan hal ini membuatku suka dengan cerita dari buku ini juga kagum dengan sang penulisnya. Aku sampai rela begadang demi bisa segera menyelesaikan buku ini saking penasaran dengan akhir ceritanya.
Apakah ada pertanyaan yang tidak terjawab di dalam cerita, yang membuatmu kamu penasaran setengah mati?
Jane:
Sebelum lahir ide tulisan untuk episode ini, aku dan Lia udah diskusi panjang lebar tentang apa yang kami rasakan setelah baca Rumah Lebah. Dan beberapa pertanyaan yang tidak terjawab di dalam cerita versi kami berdua tuh mirip-mirip. Mulai dari penasaran kami tentang gangguan mental yang mungkin dialami oleh Mala karena ibunya yang juga mengalami gangguan yang sama. Atau memang si Mala ini saking jeniusnya suka berhalusinasi yang aneh-aneh? Biasa, kan, anak "pinter" gitu, yak. Suka membayangkan yang orang normal tidak bayangkan, dan melihat apa yang orang normal tidak bisa lihat huhuhuhu *merinding disko*
Lia:
Wadidaw! Kalau yang ini sih banyak bangettt . Maaf kalau jatuhnya jadi spoiler untuk teman-teman yang belum baca.
Pertama, bagaimana cara Nawai bisa bertemu Willis? Jadi momen bertemunya itu nyata atau semua hanya ilusi? Tapi kok kalau ilusi bisa sampai senyata itu? Kedua, apakah Mala mengalami gangguan mental? Ketiga, kok boneka yang dimiliki Mala bisa berbicara? Apakah ini semua ilusi?
Tiga kata untuk mendeskripsikan novel ini.
Jane:
Mind-blowing, terrifying, sakit jiwa.
Novel ini membuatku sempat nggak bisa tidur memikirkan hal-hal yang dialami oleh Mala maupun Nawai. Salah satu sisi kasihan, tapi salah satu sisi kok serem banget, sih.
Lia:
Menegangkan. Mengejutkan. Kerenbanget! (disambung biar dihitung jadi 1 kata)
Apakah kamu terkejut setelah membaca akhir ceritanya? Kenapa?
Jane:
BANGET! Ya, nggak nyangka aja sampai di halaman terakhir pun aku masih dibuat bengong dan bertanya-tanya: HAH JADI GIMANA SIH INI? Segitunya lho ckck. Bukan digantung, sih. Sepertinya penulis memang sengaja ingin para pembaca berspekulasi sendiri dengan akhir cerita. Jadi nggak ada yang benar maupun salah. Sejujurnya setelah sebulan lebih selesai baca buku ini, penasaranku perlahan memudar. Cuma karena harus membuat postingan ini, penasaran tersebut timbul lagi deh! 😔
Lia:
Sangat! Sebab akhir ceritanya sungguh plot twist dan benar-benar di luar dugaan sama sekali. Kepikiran ke arah sana aja nggak pernah sama sekali terlintas di benakku, that’s why aku sangat terkedjoed sewaktu membaca akhir ceritanya.
Berapa rating yang kamu berikan untuk buku ini?
Jane:
5/5. That's how much I loveeee this book!
Lia:
5/5 ✨. Sesuka itu dengan buku ini!
✨
Tentang kesan dan pesan mengenai novel ini, sebetulnya udah dirangkum dalam QnA di atas. Tapi aku mau nambahin sedikit aja.
Rumah Lebah ini, kan, berpusat pada cerita Nawai dan Mala. Tema cerita ibu dan anak itu selalu membuatku emosional, nggak terkecuali saat membaca novel ini. Meski emosi yang diberikan bukan semacam yang haru biru, lebih kayak perasaan miris. Entah apa rasanya jadi Nawai yang harus melihat anaknya 'menanggung' dari perbuatan yang dia sendiri nggak sadar telah melakukannya. So tragic yet so sad.
Pesan moral dari cerita ini: kalau memang ada sebuah tragedi atau trauma di masa lalu yang masih mengganjal hingga saat ini, buru-buru selesaikan, deh!
***
Sekian dari tulisan episode kali ini. Jangan lupa juga untuk main ke rumahnya Peri Kecil untuk membaca ulasan novel thriller satunya lagi, ya! *teknisnya memang kita baca dua judul buku yang sama XD*
Apakah kalian pernah baca Rumah Lebah? What do you think about the book? Tell us more!
QnA questions list credit to here.
Okeh, penasaran nih aku jadinya gara2 baca postingan ini *langsung ngubek2 GD*
ReplyDelete*padahal list antrian bacaan masih panjaaaang 🤣*
Tapi serem juga, nih, kalau jadi penasaran sampai sebulan kayak mba Jane 😅
Itu sih aku yang lebay Mbaa dibuat penasaran sampai sebulan wkwkwk mana harus bahas lagi blog mau nggak mau jadi nginget lagi beberapa adegan yang begitulaah 😩
DeleteAyokkk baca, Mbaa. Aku baca di GD juga kok :D
Ci Jane, buku ini terlalu sempurna sampai dapat rating 5 dari kita yak 🤣. Btw, Cici sampai 1 bulan masih membekas? 🤣 Kayaknya aku sampai 1 mingguan gitu, tapi pas nulis jawaban QnA jadi keinget lagi dan kembali penasaran sama pertanyaan-pertanyaan yang aku tulis di atas 🤣
ReplyDeleteBahkan jawaban kita ada yang mirip-mirip juga saking kerennya buku ini 🤣. Nggak bisa berkata-kata lagi, jadi ingin buka forum diskusi buku ini di kafe MM 🤣
Terusss baca review dengan format sepeerti ini ternyata seru 🙈 pankapan lagi, yoks! Wkwkwk
Thank you Ci Jane atas collab bulan ini 😘
BANGET! Jarang lho aku bisa kasih perfect score buat buku yang kubaca wkwkwk emang gilak deh ini Rumah Lebah. Sebetulnya Reka ngeracunin bukunya Ruwi Meita yang lain si Patung Garam itu, sayangnya kata Reka memang udah susah dicari bukunya huhu
DeleteYOKS kita open diskusi di Kafe MM! Kebetulan aku belom aktif lagi nih di sana 😆
Cuss kapan-kapan kalo kita nemu bacaan yang samaan lagi pake format ini lagi yak 🤭
Maacih juga Liii udah seseruan bareng di setiap episode! ❤️
Aku baca sinopsis di gambar yang Ci Jane kasih di atas itu...merinding😨😨😨 langsung mikir ke hal-hal mistis wkwk tapi sepertinya bukan tentang makhluk ghaib ya, gatau lagi sih kok sotoy amat.
ReplyDeleteBuku ini belum pernah difilmkan kan ya? Kalau misal difilmkan gitu gimana ya🤔
NAH. Penasaran sih siapa yang bisa memerankan si Mala ini. Soalnya penokohan dia tuh gilak deh. Takut akutu sama anak kecil macam begini T_T mana aku lebih takut sama yang modelan anak begini ketimbang hantu (ya hantu juga takut sih amit-amit!) 😩
DeleteAkhirnya di post juga, aku kira bakalan di buat review khusus Rumah Lebah, tapi format baru ini seru juga kak 😁
ReplyDeleteOhohoho dapet rating 5 dari kak Jane dan Lia. Aku sendiri baca nya sampe begadang, kukira buku ini juga nyeritain anak yang punya indigo tapi pas ada keanehan dari salah satu tokohnya, aku mulai curiga ada yg gak beres sama dia. Kasus di dalam tokoh ini mirip sama film Sp**t (eh spoiler gak ya* wkwkk) dia bahkan gak sadar kan saat dirinya yg satu mendominasi dan masuk ke kehidupannya. Kasian ya Mala, dia sayang banget sama ibunya sampe rela buat bantu, walau ternyata kenyataannya miris.
Hampir semua krakter disini hidup ya kak, dan di kasih bagian cerita nya masing2, gak cuman ceritanya Mala aja yg seru tapi tokoh lain juga sebagai pendukung yang bikin tambah greget. Jadi ingin baca ulang 😆
Haaaaaa Aku senang kak Jane dan Lia menikmati bukunya dan puas dengan ceritanya. Siap aku mau meluncur dulu ke blog Peri kecil Lia. Maaci reviewnya kak Jane episode kali ini seru bangets!!🎉😌
Udah janjian sama Lia bakal dibahas di sini, Nisss. Soalnya pas banget kami berdua baca barengan XD
DeleteIya kan, bahkan temannya Nawai pun mengira si Mala ini indigo, aku pun mikirnya begitu. EH ternyata plot twist di mana-mana wkwkwk lelah hati memang baca Rumah Lebah, tapi yaa kok seru banget sih bacanya.
Eh apa sih kok aku nggak ketebak film apa yang dimaksut? 😂 pliss bisikin aku hahahaha
Hhhh Mala terlalu kecil untuk bisa menerima kenyataan. Bener yang kamu bilang, dia sebetulnya sayang sekali sama mamanya sampai ya gitu deh ):
Masama, Nisaaa! Aku yang makasih diyakinkan untuk baca novel ini hauahahaha kapan-kapan kasih racun novel thriller lokal lagi yang seru ya XD
This comment has been removed by the author.
DeleteSeriusan nih gak tau film apa kak?? Okey, split. Tau gak? Ini yg ceritanya punya kepribadian ganda 😁
DeleteHehe okey kak Jane. Sip sip, berhubung kak Jane mau lahiran, aku gak berani kasih novel thriller kayak gini wkwkwk 😆
Janeee aku sempat mau baca ini kemarinan pas lihat ada di Gramdig. Tapi abis baca sinopsisnya, aku tunda soalnya habis baca Sihir Perempuan yang ceritanya kental mistis huhu, nanti aku susah tidur 🙈
ReplyDeleteTapi habis baca Q&A kamu sama Lia, aku langsung download niih buat dibaca nanti seberesnya baca Gadis Minimarket deh. Menarik banget, baca jawaban kalian ga berasa dispoilerin siih malah makin penasaran.
Btw covernya aja tuh kerasa gloomy-nya ga siih walaupun warnanya cerah, tapi ilustrasi si anak kecil dan lebah-lebahnya itu bikin merinding. Apalagi baca sinopsisnya haduuh 😭
Eyaaaa, aku langsung googling apa itu Sihir Perempuan dan nyesellll karena cover plus judul cerpennya yang horor banget (((': akutu bisa baca thriller tapi kalau udah bawa-bawa unsur mistis dan hantu aku langsung jiper 🙈
DeleteOh yaa? Aman yaa berarti jawaban kami berdua hahahahaha. Selamat menikmati nanti dengan Rumah Lebah! Aku tunggu ulasan dari kamu kalau udah selesai baca ya XD
Cover yang baru ini lebih cocok dengan isi buku menurutku. Soalnya pas lihat cover lama malah nggak gitu greget. Warnanya sih agak cerah tapi ya gitu deh ):
Aku barusan baca tulisan Lia tentang Penance dan sekarang baca tulisan kamu tentang Rumah Lebah. Dari review kalian berdua, sepertinya cerita Rumah Lebah lebih menarik ya. Malah dari review kalian berdua, Rumah Lebah tidak terkesan tragis, tapi menggoda untuk dibaca. Hmmmm,,,
ReplyDeleteBaik aku dan Lia memang sepakat Rumah Lebah jauhhhhh lebih keren daripada Penance :D cuma lagi-lagi masalah selera sihh. Menurutku Penance juga bagus, tragisnya lebih to the point. Meanwhile, si Rumah Lebah alurnya tuh lebih pelan dan kita merasa dibawa penulis untuk merasakan apa yang dialami para tokoh. Makanya novel ini terasa lebih spesial hihi
DeleteKalau udah baca, tell me what you think yaa, Mbaa! :D
Haduuhh disini banyak racunnn...🤣🤣
ReplyDeleteGimana donk jadi kepengen dan penasaran juga.. wkwkwk
Penutup bulan februari kali ini luar biasa sekalii 🤩🤩
Mumpung awal bulan.. ceki2 rumah lebah ahh.. tapi dirumah banyak buku yg belum beres.. heheh.. soalnya kalau udh ada buku lain hawanya pengen langsung baca.. terus buku yg masih proses tau2 ditinggal. Hhmm 😛
Seperti biasa ya, Mas Bayy. Kalau udah bahas buku racun bertebaran wkwkwk ini salah satu novel thriller wajib baca menurutku. Ayooo ikutan baca, Mas Bayu!
DeleteAbis dari blognya kak Lia sekarang meluncur kesini. Novel genre thriller memang selalu bikin tegang apalagi ditambah dengan plot twist yang diluar dugaan. Sama seperti novel Penance untuk novel Rumah Lebah aku catat dulu. 😁
ReplyDeleteBetul banget. Apalagi menurutku plot twist-nya Rumah Lebah ini lebih dari satu, jadinya mengejutkan banget baca sampai akhir. Sementara kalau Penance kita hanya dibuat penasaran dengan siapa pelaku pembunuhannya, sambil disuguhi cerita dari masing-masing sudut pandang keempat tokoh utama lainnya.
DeleteSiap, Mas Ananda! Semoga nanti bisa dibaca dua-duanya ya :D
Both Lia n Mba Jane ngasi rating limaaaa? Wuaaaaaa #histeris 😆😆 Aku jd pengeeen bacaaa sungguuuhhhh.. Mudah2an kesampaian deh buat baca buku ini 😆
ReplyDeleteAku setuju klo mental health udah mulai jd concern ya akhir2 ini. Makanya buku2 bertema ini cukup booming. Dan kaget bgd ternyata buku ini udah ada sejak 2008 yaaa. Krna akhir2 ini buku Rumah Lebah ini cukup booming, aku kira ini buku terbitan baru loh..
Btw, klo judulnya Rumah Lebah itu diambil dr mana Mba? Hubunganya apa sama Nawai dan Mala?
Wkwkwkwk jarang-jarang bisa kasih perfect score kan, Mbaaa. Itu artinya layak dan wajib dibaca 😆
DeleteIya, Mbaa. Aku juga baru sadar waktu temanku itu yang bilang, katanya dulu di perpus sekolahan dia sempat nemu si Rumah Lebah ini. Lah, berarti udah lama bangettt. Ternyata pas aku cek, eh beneran terbitan pertamanya tuh di tahun 2008. Kalau sampai dicetak ulang dengan revisi baru, berarti novel ini benar-benar spesial yaa.
Nahhhh, ada hubungannya Mbaaa dengan Nawai dan Mala. Itu bakal diungkap di akhir cerita. Nda seru kalau aku spoilerin jadi harus banget dibaca 😝😝
kayaknya list rumah lebah ini pernah masuk di reading listnya mba Jane belum ya? seingatku ada ya
ReplyDeleteaku kira malah bertema percintaan yang ringan-ringan atau soal keluarga
ternyata bergenre thriler ya, wow, nyaliku ciut kalau baca malem malem :D
ini beneran ga ada spoilerannya yang tuntas hahaha, #maksa
Iyaa masuk reading list tahun ini, Mba Ainunn. Inget aja XD
DeleteAku juga no idea dengan isi cerita walau blurb di belakang buku cukup menarik dan sepertinya sih memang nggak terlalu ringan. Eh ternyata memang bikin kepala cukup pusing karena mikirin misteri di dalamnya wkwkwk
Bacanya di saat siang terang benderang aja, Mbaaa XD tapi kalau malam bacanya juga seru sih, lebih tegang hauhahaha jangan lupa nyalain semua lampu di kamar biar nggak gelap 😜
Yaaaaa kalau pake spoiler nda seruuu. Justru harus tanpa spoiler baru greget bacanya hihihi
Wooooo dapet rating sempurna dong dari Mba Jane dan Lia.... makin penasaran banget buat baca buku ini, bakal sekelam apa dan apakah aku akan ngerasain yang Mba Jane dan Lia rasain yaaa 🤔
ReplyDeleteTerimakasih atas racunnya Mba Jane dan Lia, kayaknya buku ini masuk prioritas untuk dibaca hahaha
Eh aku kira Mba Tika udah baca lhooo. Apa judul Patung Garam yaa yang Mba Tika udah baca?
DeleteAyooo baca juga, Mbaa. Penasaran ingin tahu review dari Mba Tika juga XD
Mangga kak Jane, silahkan dipake. Saya jadi malu euy.
ReplyDeleteSemakin ke sini, segmen JaneXLia jadi makin fresh dan menarik. Ohya, tadi baca ulasan dan tanggapan kak Jane dan kak Lia soal Penance, lebih tertarik itu ketimbang ini tapi kok ratingnya lebih tinggi ini? Mungkin karena eksekusinya yah?
Saya masukkin list dulu aja deh. Ha ha ha
Mas Rahul, makasih banyak lho idenya! Saya dan Lia langsung teringat format wawancara Perspektif Majemuk saat eksekusi ide episode kali ini hahahaha
DeleteBetul banget. Buat saya sendiri eksekusinya Rumah Lebah lebih ciamik. Makanya sampai sekarang masih kayak terbawa gitu oleh ceritanya. Tapi baik Penance maupun Rumah Lebah oke kok untuk dibaca. Tapi disarankan baca Rumah Lebah dulu ya hahahhaa *teteppp*
Blm baca, dan penasaran. Walopun aku agak ragu pas Jane bilang endingnya si penulis seperti mau mengajak pembaca berspekulasi sendiri. Aku rada sebel kalo gitu. Krn sama aja gantungan cerita hahahahha. Tp rating kalian tinggi banget, itu yg bikin aku pgn baca langsung bukunya :D.
ReplyDeleteAhahaahahah salah ngomong dong aku 🤣 tapi beneran nggak berasa digantung sih, Mbaa. Cuma emang nggak secara gamblang gitu penulis menjabarkan maksud akhir ceritanya. Aduh pokoknya ini keren banget deh. Layak masuk reading list Mba Fanny :D
DeleteIHHHH AKU PENASARAN SAMA BUKU INI....
ReplyDeleteTapi karena ini buku Indonesia, sepertinya aku cuma bisa baca di Gramedia digital ya mbak. Apalagi ini buku lama. Wah premis ceritanya juga menarik. Meskipun seperti kataku di postingan Lia... aku nih gampang tergoda karena gak kuat sama ketegangan buku, jadinya malah suka skip untuk lihat spoiler. HAHAHA....
Aku tahu Mbak Ruwi waktu dia bikin versi novel dari film Bangku Kosong. Karena itu sebelumnya aku agak skeptis pas lihat judul novel beliau yang lain. Ternyata buku yang ini rekomendid yah... aku noted kalau nanti ada kesempatan mencicipi lagi gramedia digital. Sekarang masih malas soalnya pake layar hape kecil #alasan
Saya belum pernah baca novel karangan Ruwi Meita. Wah bagus dong kalau genrenya itu mental health dan thriller. saya suka, saya suka. Kayak combo gitu jadinya. Kebanyakan novel mental health yang saya baca itu non-fiksi, sehingga kisah nyata seperti milik Torey Hayden's yang memang seorang terapis psikologi anak. Trus novel thriller yang saya suka adalah karangan-karangan Mary Higgins Clark yang ceritanya seru, antara bergenre suspense, thriller dan mystery 🤩. Komplit banget apalagi tokoh sentralnya biasanya wanita muda yang masih single, mandiri dan sedang berpetualang cinta. Jadi ada porsi romansanya juga, cuma lebih mendebarkan aja.
ReplyDeleteakhirnya aku jadi beli ni novel juga ci!!! hahaha
ReplyDeletetapi tapiii ratingku buat buku ini masih 4/5 deh karena kesempurnaan hanya untuk Tuhan wkwkwkw #pelitkasihnilai