Setelah Rumah Lebah, kali ini kembali aku membaca sebuah karya Mba Ruwi Meita lainnya yang berjudul Belenggu Ilse. Masih dengan genre yang sama, yaitu thriller dan misteri. Masih juga dengan gaya menulis Mba Ruwi yang sangat khas sekaligus bikin tegang sepanjang cerita.
Plot istri yang tiba-tiba menghilang kemudian sang suami menjadi tersangka utama atas kasus tersebut, mengingatkan aku pada Gone Girl. Aku pikir novel ini mengangkat tema besar sebuah hubungan pernikahan yang kompleks. Well, dugaanku nggak sepenuhnya salah, sih. Namun sepertinya Mbak Ruwi lebih ingin mengulik dari sisi persahabatan antara Ilse dan Ralia.
Ilse dan Ralia bersahabat sejak di bangku sekolah. Masing-masing dari mereka menyimpan sebuah rahasia kelam yang akhirnya menjadi toxic dalam persahabatan itu sendiri.
Suatu hari, Ilse menghilang begitu saja tanpa pesan dan jejak meninggalkan Firas, suaminya, dan juga Kale, putrinya yang masih berusia 3 tahun. Firas berusaha mati-matian untuk mencari Ilse. Ralia pun ikut andil dalam pencarian ini, karena dia nggak ingin Firas bersusah payah sendirian. Sampai suatu hari Firas ingin menyerah dan ingin menerima cinta Ralia (yes, ada yang menyimpan rasa cinta diam-diam pada suami sang sahabat sejak dulu), Ilse muncul di depan rumah dengan keadaan hilang ingatan.
Kembalinya Ilse meninggalkan begitu banyak tanda tanya pada Firas maupun Ralia. Selain hilang ingatan, Ilse bahkan bertindak aneh seperti binatang. Saat diberi makanan di atas meja, Ilse nggak menggunakan peralatan makan seperti seharusnya, melainkan memakannya langsung menggunakan mulutnya.
Selama tinggal di rumahnya sendiri, Ilse mengalami berbagai kejadian yang nggak menyenangkan. Ia sering merasa ketakutan sendiri, menelpon petugas pemadam kebakaran tengah malam karena melihat bencana kebakaran yang sebetulnya nggak ada, berbicara dengan sosok yang sampai sekarang aku pun nggak paham itu hanya dalam benaknya atau gimana sih (lagi-lagi pertanyaan dalam Rumah Lebah terulang di sini 🙄). Sampai putrinya sendiri pun nggak mau dekat-dekat dengan ibunya. Kale lebih menganggap Ralia sebagai ibu kandungnya sendiri.
Sepanjang cerita, kita juga disuguhkan cuplikan-cuplikan kartu pos yang berisi surat dari seseorang berinisial Piti, ditujukan kepada seseorang berinisial R. Kartu pos ini ibarat kepingan-kepingan puzzle yang mencoba untuk memberikan clue kepada pembaca tentang apa yang sebetulnya pernah terjadi di antara tokoh-tokoh utama.
📝
Bukan Mba Ruwi kalau nggak bikin pembacanya ikut merasakan pergolakan batin yang dialami para tokoh, khususnya apa yang dialami Ralia dan Ilse. Coba aja kamu bayangkan menjadi Ilse, yang nggak tahu apa-apa saat dia kembali ke rumah dan keluarganya sendiri. Dan juga menjadi Ralia, di saat mungkin aja cintanya hampir diterima sang pujaan hati, ehhh sahabatnya kembali dalam keadaan yang nggak wajar. Ralia tuh sebenarnya sayang banget dengan Ilse. Bahkan dia mau-mau aja lho mengasuh Kale di saat Ilse hilang selama dua tahun.
Selain tokoh-tokoh utama di atas, ada dua tokoh lainnya yang menurutku nggak kalah menarik. Mereka adalah Saram dan Hana, dua polisi (apa detektif gitu deh) yang ditugaskan untuk menyelidiki kasus hilangnya beberapa orang secara misterius, kemudian orang-orang hilang ini ditemukan dalam kondisi meninggal dunia. Usut punya usut, kasus ini melibatkan beberapa oknum di sebuah deep web, dan ini juga menghubungkan pada kasus hilang ingatan yang dialami Ilse.
Kehadiran dua polisi ini mengingatkan aku pada Rumah Lebah, yang juga melibatkan tugas penyidik dari kepolisian untuk memecahkan kasus.
Meski sama-sama thriller, plot yang disuguhkan Belenggu Ilse ini nggak sekomplek Rumah Lebah. PR pembaca yaa hanya menebak tentang apa yang terjadi pada Ilse selama dua tahun ia menghilang dan kasus yang diselidiki para polisi. Sayangnya, pemecahan kasus di akhir cerita terkesan buru-buru. Tapi yaudalah, toh 319 halaman juga udah cukup panjang hauahaha. Dan karena ada sedikit bumbu-bumbu romansa, novel ini bisa kunikmati dengan perasaan yang lebih rileks.
Ngomong-ngomong romansa, tokoh bernama Sura jangan sampai lepas. Mbak Ruwi, nggak ada niatan untuk melanjutkan kisah tentang Sura nih? 😝
Oh ya, yang menarik di sini penulis menggunakan sudut pandang ketiga untuk semua tokoh, kecuali Ilse yang menggunakan sudut pandang pertama. Menurutku, ini keputusan yang baik. Karena dengan demikian, kita bisa menyelam lebih jauh dalam pikiran dan batin Ilse.
Hmmm... apa lagi, yaa. OH! Jangan terlalu terkejut dengan halaman terakhir novel ini, ya. Biasalah. Mbak Ruwi kayaknya senang banget bikin pembacanya lega dengan kasus yang udah terpecahkan, ehhhh malah dibuat menganga lagi di akhir cerita 🤣
Rating yang bisa kuberikan untuk novel ini adalahhh.. *drumrolls* 4/5 😁
***
Setelah ini, ada judul karya beliau yang patut dibaca nggak ya? Aku udah download "Mereka Bilang Ada Toilet di Hidungku" via Gramedia Digital. Inginnya, sih, baca Misteri Patung Garam. Namun sayang sekali, menurut Reka novel tersebut udah susah sekali didapatkan ): mau beli di e-commerce tapi takut palsu... ya gimana nggak palsu kalau harganya 15 ribu doang hiks.
Eniwei, sedikit fun fact tentang Ruwi Meita.
Setelah dibuat kagum dengan Rumah Lebah, aku jadi penasaran dengan sosok asli seorang Ruwi Meita seperti apa. Eh, nemu akun Instagramnya beliau dan pas kutengok, penampakan Mbak Ruwi ini ibu-ibu biasa banget lho. Suer deh. Tapi emang, sih, bawaannya rada emo-emo gitu. Ibu-ibu tapi emo, kebayang nggak tuh? 😂 Dan yang bikin kaget lagi, Mbak Ruwi adalah seorang ARMY! Yaudalah, Mbak. Aku tambah ngefans! 🙈
Yeheey akhirnya kak Jane ngebahas Belenggu ilse. Bener kan kak endingnya sedikit terburu-buru, terus dalangnya itu juga kurang di perdalam, aku ngerasanya dia kurang horror untuk ukuran penjahat 😆 hahaha. Tapi mungkin emang iya mba Ruwi ingin fokus ke persahabatan Ralia Ilse, dan emang peran Ralia dalam kasusnya Ilse cukup besar.
ReplyDeleteEh eh iya bener!! Sura itu, duh aku restuin kalau Ralia bisa jadian sama Sura wkwkwk. Momen mereka berdua terlalu manis untuk dilewatkan.
Ohiya kak Jane omong-omong soal Misteri patung garam dulu aku tuh punya buku ini sempet aku upload juga di ig..eh tapi dengan bodohnya aku Jual karena ada keperluan mendesak, dan bukunya aku beli di BBW tahun 2018 kemariiin, langka banget ini buku. Gak lama setelah itu aku nyesel beneran “kenapa juga buku ini gue jual ya, padahal masih ada buku yg lain yang bisa di lepas” 😂 nyesel kalo masih ada bisa aku pinjemin. Padahal ini novelnya mba Ruwi yang harus banget dibaca sih menurutku wkwkwk.
Oiya soal Gone girl ada juga nih yang mirip2 kak, pernah nonton gak? Judulnya A Simple Favor?
Anyway maaci kak Jane udah buat reviewnya, perasaanku terwakili membaca ulasan dari kak Jane hihi 🥰🤓
Aku lhooo shipper Sura dan Ralia! Nama mereka udah mirip pulak, kan jadi gampang bikin nama couple-nya #SuRalia 🤣🤣🤣 Udah sih mereka berdua jadian aja yaa, lumayan lho Ralia bisa makan tteokpokki gratisan terus wkwkwk
DeleteAaaa ternyata memang bukan aku aja ya yang ngerasa demikian. Padahal aku udah ngebayangin tokoh antagonisnya itu bengis banget. Yaa tetap seram sih sebetulnya, cuma sayang aja kayak diburu-buruin hihi *sungkem sama Mbak Ruwi dulu* 🙈
YAAAAH iyaaa kalau gitu kan aku bisa pinjam wkwkwk novel Patung Garam ini sampai diterbitkan juga di Malaysia yaa. Gapapa deh, mungkin belum jodoh. Coba nanti aku cari preloved aja siapa tahu ada XD
A Simple Favor pernah nonton, Nis! Bahkan pernah aku tulis ulasan singkatnya juga di blog :D passs banget siang ini aku pengen nonton ulang, entah kenapa semalam mendadak keinget film ini, ehhh kamu mention juga di sini. Memang pertanda sudah wkwkwk
Sama-sama, Nisa! Maacih juga udah baca yaa :D
Woooh baca review dari mba Jane ikut deg-degan 😂 Aduh saya bisa berimajinasi terlalu liar kalau baca buku misteri begini mbaaaa, ini saja sudah langsung bertanya-tanya kenapa Ilse bisa hilang ingatan, dan kenapa suaminya sampai tertuduh segala 😆 Terus deep web itu apa, maksudnya website, kaaah? Penapsaraaaan 🙈
ReplyDeleteThank you for the review mba Jane, dan selamat ketemu another ARMY, hahaha, jadi ingat beberapa waktu lalu ada ARMY komen di blog saya, lupa siapa, terus saya bilang, "Wah bisa fangirling bareng sama mba Jane dan Liaaaa." 😂 Segitu melekatnya mba Jane dan Lia as ARMY di benak saya soalnya hahahahahaha 🤣
Harus dibaca langsung, Mba Enooo biar ikut ngerasain deg-degannya 😆 deep web itu setahuku semacam website yang sifatnya agak rahasia dan hanya bisa diakses oleh pihak tertentu (nggak secara publik). Deep web di novel ini cenderung ke arah dark web gitu sih, Mba. Jadi agak-agak horor memang wkwkwk
DeleteYaamponnn jadi malu deh 🙈 tapi jadi fangirl yang ketemu sesama fangirl biasanya bisa langsung heboh, karena interest-nya sama sih ya wkwkw benar-benar nggak nyangka Mbak Ruwi Meita ini seorang ibu-ibu ARMY 😆
Jane, aku baru mulai baca Rumah Lebah udah ada rekomendasi lagi tulisannya Mbak Ruwi Meita ahahahaa...
ReplyDeleteDia ini kalau nulis langsung bikin pembaca dredeg gitu yaa, aku baca chapter pertama Rumah Lebah pun langsung deg-degan dan nyantol banget ceritanya 😆
Misteri Patung Garam tuh dulu sempat seliweran yang review, kayaknya sebelum banyak yang baca bukunya Mba Ruwi Meita yaa, sekarang entah kenapa buku-buku terbitan Gagasmedia banyak lenyap ga ada jejaknya gituu susah dicarinya, kayaknya ga sering cetak ulang atau dari awal emang ga cetak banyak 😔
Kalau gitu silakan menikmati Rumah Lebah sampai selesai dulu, Ya. Nanti kalau udah selesai, baru deh lanjut Belenggu Ilse. Soalnya meski sama-sama thriller, Rumah Lebah lebih intens bawaannya wkwkwk nanti bisik-bisik ya kalau udah selesai baca, penasaran gimana opini kamu XD
DeleteWaktu cari review Misteri Patung Garam memang banyak banget di mana-mana. Sayangnya novelnya sendiri malah susah didapatkan hiks T_T mudah-mudahan ada yang preloved, aku gercep beli deh 😂
Aku langsung klik link medsos Ruwi Meita dong, Ci *kepo mood on* dan nggak sangka kalau Ruwi Meita seperti itu kelihatannya hahaha. Kayak ibu-ibu biasa, kalau aku ketemu beliau di pasar, aku nggak akan sangka kalau beliau penulis buku yang keren banget 🤣. Dan beliau ARMY pula! Hiahahaha bisa fangirling bareng dong #plakk
ReplyDeleteBerarti buku Belenggu Ilse ini nggak terlampau menegangkan kayak Rumah Lebah ya, Ci? Tipe buku yang page turner nggak? Aku mau baca tapi sedang mengumpulkan mood nih 😂
Wkwkwkwk bener kannn? Kayak nggak nyangka banget kalau beliau terlihat seperti menulis novel thriller 😆 mana ternyata ARMY! Kalau baca-baca dari feed IGnya, Mbak Ruwi ada nulis short story dengan karakter BTS, Lii. Tapi aku nggak tau di-post di mana hihi
DeleteIt's a page turner for me, Lii. Soalnya aku lumayan enjoy dengan plot karakter yang hilang. Cuma kalau dibandingkan dengan Rumah Lebah, ketegangannya tentu berbezaa 😝 di-save dulu aja sebagai reading list, Lii. Kalau udah ada mood tinggal baca hoho
Bagus nih kayaknya kalo difilmkan. Macam film Hollywood
ReplyDeleteKok ya bisa hilang selama dua tahun ya, penasaran sama awalnya dan gimana endingnya nih.
Si Kale apa kabar ya pas tau ibunya seperti itu, sampe merasa ga kenal
Iyaa plotnya sih hollywood banget yaa, Mbaa. Kalau sampai kasus dalam novel ini terjadi dalam dunia nyata, lumayan horor sih huhuhu
DeleteKale kasihan banget sebetulnya, karena pas mamanya hilang dia masih kecil banget. Jadi dia hampir nggak tahu kalau Ilse adalah mama kandungnya, dan Ilse sendiri juga nggak ada naluri sebagai ibunya Kale saat kembali huhu
Jadi makin tertarik dengan mbak Ruwi Meita ini. Kemarin ngomongin Rumah Lebah, sekarang ngomongin Belenggu Ilse, novel yang secara premis benar-benar ngingetin dengan Gone Girl.
ReplyDeleteBelum bisa baca yang lain dulu, masih baca Harpot. Ha ha ha. Jadi kayaknya dimasukkin aja dulu di reading list
Awal cerita memang sangat mengingatkan saya pada Gone Girl, Mas. Gambaran suami yang kayaknya nggak terlalu sayang dengan istri makanya sang istri menghilang. Eh tapi ternyata setelah lanjut beberapa halaman, Belenggu Ilse mengambil tema yang sangat berbeda :D
DeleteWah masih nyangkut sama HP, Mas? Hahahaha. Iyaa masuk reading list dulu aja, pankapan dieksekusi :D