Disclaimer: keberangkatan Jakarta-Denpasar dengan pesawat ini dilakukan sebelum PPKM darurat Jawa-Bali diberlakukan (aku berangkat tanggal 10 Juni 2021).
Ada beberapa alasan kenapa perjalanan pulang Bali kali ini menjadi sebuah perjalanan yang cukup menantang dan ribet.
- Setahun lebih nggak naik pesawat, kok rasanya kagok dan agak ngeri, ya, mau naik pesawat di tengah pandemi gini??
- Diriku belum vaksin. Aman nggak, sih, kalo harus traveling?
- Berangkat ke Bali kali ini SENDIRIAN... bertiga deng, bareng anak-anak. Suami nggak ikut.
- Anak-anakku itu yang satu 4,5 tahun, satu lagi masih bayi... umur 2 bulan!
Keempat alasan tersebut yang bikin aku susah banget untuk bilang "Oke, aku berangkat!" ke suami waktu kami ngobrol soal ini.
Emang kenapa, sih, tetiba mau pulang Bali??
Jadi ceritanya, sejak papa mama ke Bogor dua bulan lalu, aku udah diracunin terus untuk ke Bali. Pengen banget, sih. Udah setahun lebih nggak pulang, sekalian liburan juga, kan. Karena kerjaan suami nggak bisa ditinggal gitu aja (kami usaha sendiri, btw), agak susah juga untuk berangkat bareng-bareng berempat gitu. Pas diidein sama papa mamaku kalo aku aja sama anak-anak yang berangkat, suami nolak. Nggak boleh katanya hahahaha. Entar aja pas liburan akhir tahun baru direncanain liburan ke Bali. Oke, deh. Aku pun nurut.
Suatu hari, nggak ada badai nggak ada hujan, suami mengucapkan sebuah kalimat yang efeknya seperti petir di siang bolong alias bikin kaget. "Kamu berangkat ke Bali gih bareng anak-anak." Wait, what??
Senang campur bingung, aku pun memastikan kalo paksu nggak becanda dan nggak menyesal dengan izin yang baru saja dia keluarkan, hahahaha. Lucunya, nih. Aku yang awalnya ngebet pengen pergi, malah sekarang ragu karena alasan yang kujabarkan di atas. Sebetulnya aku pernah beberapa kali terbang berduaan bareng Josh waktu dia masih berusia setahun lebih. Tapi kalo harus terbang dengan bayi dan dalam kondisi pandemi gini, waw kok aku takuttt.
Aku tanya suami, kenapa kok tiba-tiba ngizinin kami berangkat duluan ke Bali. Karena kepikiran Josh yang udah libur sekolah selama lima minggu, mau ngapain di rumah aja? Mau keluar juga susah, hiburan di sini kalo nggak mall ya mall. Sementara sejak pandemi kami ke mall itu kayaknya cuma dua kali; sekali untuk makan, sekali untuk nyalon. Pengen banget rasanya Josh bisa main di tempat outdoor yang luas, di mana dia bisa main sepuasnya. Meski sampai di Bali akhirnya lebih banyak di rumah juga, seenggaknya dia punya suasana bermain yang berbeda. Ditambah cuaca di Bali sekarang ini lagi cukup adem. Mayannn, dapet hembusan angin winter dari Aussie, wkwwk.
Di tengah kegalauan dan keraguanku sendiri, suami malah yakin 100% kalo aku mampu berangkat sendiri. Kuncinya: PEDE AJA. Yeeeee... ngomong emang lebih gampil daripada praktik.
Setelah melalui berbagai pertimbangan, nanya keluarga yang di Bali juga, pada suatu hari aku terbangun dan ngomong ke paksu: "Wis, pesen tiket, deh. Aku berangkat."
Singkat cerita, tiba lah hari keberangkatan dan aku SUPER NERVOUS!
Untungnya, level nervous berkurang karena suami bakal nemenin kami sampai panggilan boarding. Sebuah TMI: aku anaknya beseran dan kalo grogi tuh pasti mules. Takutnyaaa kalo aku sendirian sama anak-anak aja, urusan bolak-balik toilet bakal rempong banget! But thank goodness, hari itu aku samsek nggak mules. Apakah sebetulnya aku menikmati adrenalin dari 'tantangan' ini? XD
Beberapa hari sebelum berangkat, aku terus-terusan ngomong ke Josh kalo kami nggak boleh lepas masker sama sekali ketika di dalam pesawat. Waktu di bandara, kami terpaksa buka masker karena harus makan siang. Itu pun kami sengaja cari tempat makan yang agak kosong. Kebetulan aku memilih flight pukul 14.20. Sengaja, karena itu jam tidurnya anak-anak. Dalam hati bersyukur banget aku udah biasain Krystal untuk ngikutin jam bobo kokonya, baik itu siang maupun malam. Puji Tuhannnn, sampai hari ini nggak punya masalah sama jam boboknya si bayik, hihi.
Kami nunggu sekitar hampir dua setengah jam di bandara. Suami nemenin Josh keliling bandara, aku dan Krystal nongkrong di Krispy Kreme yang kebetulan kosong nggak ada orang samsek. Dari rumah udah rewel sama paksu kepingin banget makan glazed donut-nya Krispy Kreme, kesampaian juga akhirnya.
Buat yang penasaran bandara—khususnya di terminal 3—ramai apa nggak, jawabannya ramai-ramai aja tapi ya nggak kayak pasar banget. Kebanyakan penumpang keluarga bersama anak-anak gitu lho. Waktu itu emang udah liburan anak sekolah, sih.
Sekitar 10 menitan sebelum panggilan boarding, aku pun bersiap untuk masuk ruangan.
Ini diaaa... momen-momen aku takut banget mewek di tempat umum karena HARUS PISAHHH SAMA SUAMIK T_T tapi berusaha kuaaaat. Suami juga kayak udah berusaha tegar gitu lho (and he ended up crying tho in the car, uuuuu kacian papa hiksss). Matanya udah berkaca-kaca saat pelukan sama Josh. Setelah kecup pipi kiri kanan, boarding pass di tangan kiri, gandeng Josh di tangan kanan, dedek digendong ala kanguru, tas ransel di punggung, cusss kami mulai antre masuk ke dalam ruangan boarding. Aku nggak mau nengok ke belakang lagi liatin suami karena takut nangis beneran. Kan nggak lucu kalo pas dimintain boarding pass akunya sesunggukkan di depan petugas. Yaaaa... sebetulnya lebih nggak mau ribet ambil tisu di tas, tangan penuh nih! 😂
Ngomongin petugas, aku mau apresiasi dulu nihhhh sama petugas bandara saat kami boarding.
Kebetulan saat masuk ke ruangan boarding itu antreannya cukup panjang. Kemungkinan besar karena aku sendirian bawa dua anak, akhirnya seorang petugas mengizinkan aku lewat jalur Sky Priority. Itu lhoooo, yang ada karpet merahnya. Ulalaaaa berasa orang penting wkwkwk seneng bangettt rasanya karena nggak perlu was-was antre bersama banyak penumpang. Dan ketika naik pesawat, lagi-lagi penumpang dengan ibu hamil dan anak diberikan jalur khusus. Wohooo! No fuss, no muss. Tibalah kami bertiga di dalam pesawat!
Saat disapa dan ditanya nomor bangku, seorang pramugari bertanya dengan tatapan penuh iba.
"Ibu traveling sendiri sama anak-anak nggak ribet?"
Sambil menarik nafas dalam-dalam dan meletakkan kedua tangan di dada, "Mudah-mudahan saya kuat, Mba."
"Kalau perlu bantuan, panggil saya aja, ya," sang pramugari cantik pun tersenyum manis dan melanjutkan pekerjaannya.
Zuzur aku masih agak deg-degan karena perjalanan ini belum selesai. Aku terus-terusan berdoa supaya Krystal betah selama penerbangan. Karena saat kami duduk, dia mulai gelisah. Menggeliat terus tapi sambil merem. Mungkin ingin bobok tapi kok nggak nyaman. Josh sendiri, sih, aku nggak kuatir. Dia selalu senang terbang. Apalagi sekarang dia udah besar, bisa menikmati in-flight entertainment. Setelah pilih-pilih film buat ditonton dan pilihan jatuh pada Lego Movie—yang kebetulan ada cerita excavator segala macem dan doi kesenengan—aku menyampaikan nasihat penting sekali lagi: "Jangan buka masker, ya, Josh." Setelah itu, mama bisa fokus menemani debay yang perdana naik pesawat.
Plane selfie chyeeeeeek!
Long story short, the flight was great and we safely landed! Praise the Lord! 🙌
Fiuhhhh... legaaaa banget saat keluar dari pesawat. Kemudian dikejutkan dengan penampakan lautan manusia di tempat pengambilan bagasi. WOOY RAME AMAT NIH. LAGI PANDEMI LHOOO. Padahal sendirinya adalah bagian dari keramaian itu, bzzzz. Buru-buru aku memanggil porter dan menepi di tempat sepi sampai bagasi kami diambil. Melihat keramaian tersebut, aku agak penasaran. Katanya Bali sepi, kok ini buktinya nggak. Ternyataaaa oh ternyataaa, ada EMPAT flight tujuan Denpasar tiba di waktu yang bersamaan. Pantes aja!
Setelah porter mengambil bagasi, kami buru-buru keluar dari area kedatangan, then... HELLO BALIIII! HELLO MI FAMILIAAAA.
***
Begitulah kisah awal-mula kenapa aku bisa di Bali saat ini. Dan anehnya, suami tuh kayak punya intuisi yang kuat banget soal ini. Soalnya seperti yang kita tau sekarang ini, gelombang covid mendadak melonjak drastis dan PPKM darurat diberlakukan. Jabodetabek adalah salah satu zona merah yang cukup parah. Udah nggak paham deh penyebaran virusnya kayak apa. Sedih rasanya belakangan ini kok berita yang kena covid adalah nama-nama familiar 😢
Banyak yang bilang aku beruntung bisa 'ngungsi' sementara di Bali. Setidaknya aku dan anak-anak jauh lebih aman sekarang ini. Tapi yaa di sisi lain, aku dan paksu malah menjalani LDM yang tidak direncanakan. But again, aku rasa semua ini terjadi atas campur tangan Yang Maha Kuasa.
Oh ya, sedikit tips penerbangan di tengah pandemi. Jangan lupa install aplikasi e-Hac jika kalian akan melakukan perjalanan, ya. Karena saat tiba di tempat tujuan, akun e-Hac kita akan di-scan petugas. Terus, jangan lupa baca-baca syarat dan ketentuan penerbangan karena setiap maskapai (setahuku) punya T&C yang berbeda. Ada beberapa kota tujuan yang mengharuskan PCR, ada juga yang cukup swab antigen. Kebetulan kemarin aku swab antigen aja, sekarang ini, sih, terbang ke Bali kudu PCR.
Buset ini pembukaan aja udah panjang bener, hahahaha. Semoga tidak bosan, ya. Nantikan episode berikutnya dan mudah-mudahan bisa lebih banyak foto :D
Sehat-sehat manteman onlenkuh!
HAHAHA Ci Jane, kita samaan dong! Aku kalau nervous pasti mules, terus kalau ada momen-momen tertentu bikin aku jadi beseran 😂. So, I feel you, Ci! Untung semuanya berlalu dengan baik ya~
ReplyDeleteAku berkaca-kaca juga dong pas baca Koko dan Cici pada nangis saat perpisahan 😭 hampir ambyar air mata ini pas baca, tapi rencana Tuhan nggak ada yang tahu, siapa sangka ternyata keberadaan Cici dan anak-anak di Bali itu "for the best" mengingat kondisi di Jabodetabek yang seram banget kayak sekarang ini 😖. Puji syukur Cici bertemu dengan orang-orang baik selama perjalanan dan semua juga dilancarkan. Senang banget bacanya 🤗
Ughh, Original glazed Krispy Kreme memang deh juarak banget!! Nggak ada yang ngalahin 😆 aku jadi pengin wkwk
Anyway, kok nggak kerasa sih baca tulisan Cici ini? Nggak berasa panjang deh 😂 we are craving for more! Ditunggu cerita selanjutnya yaaak. Nggak sabar membaca cerita-cerita Cici selama di Bali 🤭. Stay safe Ci Jane and family! 💕
Oiya, apakah sampai sekarang Koko masih belum bisa menyusul?
Hai Liaaa, sesama perut mules di saat grogi wkwkwkw 🤣 akutu suka kena omel orang-orang dekat gara-gara kebiasaan jelek ini. Padahal udah sengaja nggak makan atau minum apa pun yang memungkinkan bikin perut mules. Tetep ajaa kalo lagi panik atau nervous, pasti cari toilet 🙈🙈🙈
DeletePuji Tuhan banget, Lii. Aku lupa cerita juga pas sampai bandara Ngurah Rai, Josh pingin pipis. Ternyata toiletnya ramai banget. Pas aku ikutan antre, janitor-nya nepuk bahu aku terus ngomong, "Bu, anaknya mau pipis ya? Sini, saya kasih ke kamar mandi prioritas aja, kasian anaknya." Aku langsung makasih makasih banget sama Mboknya yang baik hati dan thoughtful sekali T_T perjalanan ini memorable banget pokoknya (walau disuruh ngulang aku nda mao! 🤣)
IYA YAA ENAKKK BGT! Sayang, KK nggak ada di setiap mall, jadi kalo lagi BM terpaksa beli Jc0 aja deh, meski kemanisan banget hahaha
Si koko masih anteng di Bogor, Lii. Gara-gara PPKM juga sih jadi nggak berani ke mana-mana dulu. Mudah-mudahan nanti kalo PPKM selesai dan keadaan lebih kondusif, baru dipertimbangkan lagi untuk ke sini. Doain yaaa 😘🤞
Hola Cici Jane sesama perut mules 🤪
DeleteHuaaaa terharu banget baca cerita Cici 😭 Masih ada orang-orang baik seperti ini, bikin hati nyesss banget ya 😭.
Iya nih! KK lumayan langka kalau di mall-mall, padahal original glazednya nggak ada yang ngalahin! Pss, Cici kalau lagi ngidam, beli KK di online delivery aja, lebih murah 😜
Semoga yang terbaik untuk Ci Jane dan keluargaaaa! Amiiin 🙏
Hiksss iya lhooo. Orang baik itu ternyata masih banyaaak ❤
DeleteHuhuhu sayangnya di Bogor nggak ada KK, Lii T_T barusan aku google kirain di Bali ada ternyata udah permanently closed... nasib nasib 😂 mungkin disuruh diet duluu wkwkwk
Aminnnnnn!
Ya keduluan Lia.. haha 🤣🤣
ReplyDeleteSuwer Mba, baca ini aku tuh ngakak tapi juga sedih. Duh ya. Tulisan Mba Jane emng Endolita bambang ya dalam memainkan segi emosi kita 🤣
Hhmm. Sebelumnya tos dlu lah Mba. Yg beseran kalau nervous. Aku Bisa bolak balik berapa kali ke Toilet. 🤣🤣
Dan Yapz. Meskipun LDM. Mungkin ini cara terbaik Tuhan untuk melindungi Mba Jane, dan anak2. Aku ngebayangin pas Mba Jane sama Suami pamitan di bandara kok hati berasa nyesss ya. Semangat ya Mba!! Kan lumayan tuh tiap hari bantuin Mamake ngebungkus Jesrisoles 🤣. Asli aku ngiler banget tau Mba.. rasanya pengen tak ambil dari layar HP.. yg varian cokelatnya apalagi. Aku yang punya sweet tooth cuma bisa terngiler2 😅... nggak ada niatan buka cabang di Banten tah Mba??? Wkwk 🤣🤣
Stay Safe Mba Jane dan Family. Setuju sama Lia. WE ARE CRAVING FOR MORE!! 😂😂 ditunggu tulisan selanjutnya.
Btw, mau bilang terimakasih karena foto donatnya masih terbungkus. Ahaha. Kalau terbuka yakin deh malam ini bakalan nggak bisa tidur karena ngebayangin bentukan donatnya. Secara Krispy Kreme, mana ada dimari 😁😁
Maaf, kali ini Anda belum beruntung untuk menjadi pertamax hahahaha 😆
DeleteYaaampunnn ternyata kawan mules di kala nervous nambah lagi wkwkwk kayaknya kita harus bikin komunitas bareng Lia 🤣
Bener banget yang Mas Bayu bilang, cara Tuhan memang di luar pikiran kita, yaa. Yang tadinya ngeluh kenapa begini begitu, akhirnya kami berdua bisa menerima dengan legowo sih dan dijalani aja. Seneng juga sih aku dan suami jadi malah punya waktu untuk jadi "diri sendiri" lagi hihi salah satunya yang aku lakukan yaaa bantuin mama bungkus risoles! 😆 Sabar yaaaa. Nanti kalo aku udah pulang Bogor, mudah-mudahan bisa ngirimin risolnya sampai Banten 😁
Hahahaha donatnya disensor oleh paper bag-nya sendiri supaya mencegah kelaparan yang tidak diinginkan XD
Salam sehat juga untuk Mas Bayu, ya! Ditunggu tulisan update selanjutnya! *lanjut nulis lagi*
Ayo bikin tim-mules-bersaudara 🤣
DeleteBaca ceritanya Tante Jane, jadi terbawa suasana nih jadinya ngebayangin rasanya menjalani LDR itu seperti apa ? Pastinya sih tak enak , tapi karena adanya si Corona jadi terpaksa LDR ya Tante Jane ? Terus, itu selama perjalanan gak ribet gendong di kecil terus bawa koper terus masih gandeng juga si kakak tapi meskipun ada orang baik tetep ya berasa ribet karena perginya cuma bertiga . Dan? Lihat si kecil bobok jadi gemes pengen cubit - cubit pipinya yang tembem habis itu 😅😀😃😄😂, tari tunggu cerita seru Tante Jane lainnya. 👍👍👍👍👍
ReplyDeleteUntungnya waktu masih pacaran dulu kami pernah nyicip LDRan hampir dua tahunan, Mba. Tapi kalo LDM cencu saja rasanya berbezaaa. Tapi karena bukan pertama kali, puji syukur kami berdua bisa menjalani dan menikmatinya :D
DeleteNahhh, itu aku beruntung banget karena Josh udah besar dan bisa bantu aku dengan membawa barang-barangnya sendiri. Dia tau sih mamanya harus gendong dedek, jadi dia pun kooperatif huhu
Makasih udah baca ceritaku yaa 😊
Halo Mba Jane. Bagaimana kabarnya, sehat Mba?
ReplyDeletePerdana nih, saya komen di sini. Padahal aslinya sering bacain tulisan mba tiap ada tulisan baru. Cuma ya itu. Selalu jadi tamu dadakan. Dateng nggak bilang, pulang pun langsung minggat.
Seperti biasanya. Tulisan Mba itu selalu ada unsur magisnya karena bikin orang betah. Jadi tak mengapa kalau tulisannya Panjang mba. Soalnya saya selalu baca sampai abis.
Ikut senang bacanya kalau saat ini Mba sedang di Kampung Halaman. Meskipun edisi Solo tanpa suami. Tapi mungkin ini yang terbaik daripada harus menghadapi gelombang Covid yg lagi parah2nya. Sehat2 disana ya Mba.
Karena kesehatan anak yang utama..
Saya baca ini jadi ngebayangin gimana repotnya Mba di bandara sambil bawa 2 anak. Masih kecil2 pula. Pasti repot banget ya. Untung petugas sana pengertian. Jadi nggak harus ikutan bergejubel antri.
Well, ditunggu tulisan selanjutnya Mba.
Hello againnnn Toni! Ini bukan komen perdana kamu lho by the waaay. Kita pernah bertukar sapa sebelumnya di sini, mungkin karena seperti yang kamu bilang, datang nggak bilang pulang langsung minggat jadi lupa yaa wkwkwk 😂
DeleteAihh, komentarnya Toni bikin aku nge-fly asliik. Jadi makin semangat untuk nulis cerita terusss di sini 😭 makasih banyak juga udah baca ceritaku ya! Kami di sini juga ekstra ketat dalam menjaga kesehatan. Kalo nggak penting banget kami di rumah aja. Makan masih bisa online dan ada mama yang masak, belanja juga untungnya bisa melalui online. Sebisa mungkin di rumah aja.
Tips supaya nggak merasa ribet banget adalah percaya aja semua akan baik-baik saja (lagi-lagi ngomong lebih mudah daripada praktik hahaha), tapi bener banget sih. Terus aku sounding ke Josh juga untuk bisa mandiri dan bantu aku, jadi puji syukur deh bisa melewati itu semua.
Salam sehat ya buat kamu dan keluarga!
aaahh Mbak Janeee kenapa aku ikutan deg-degan ya padahal bayangin doang
ReplyDeleteberuntunglah Mbak Jane dan anak-anak bisa menghirup udara segar di Bali dan legaa banget pastii si Josh yaa ketemu kakek neneknya hihi 😆
emang belakangan covid jadi makin femes mbak. temen-temenku pun banyak yang kena juga huhu sedih banget 😔
makin takut buat keluar-keluar. makanya adekku pun yang masih sd aku larang ke indomaret meski deket
ah, jadi kangen naik pesawat. moga pandemi cepet kelar dan kita bisa kemana-mana dnegan tenang dan amaaann 😊
Puji syukur sekaliii, Mba Deaa, kami bisa tiba dengan selamat di Bali ngumpul dengan keluarga di sinii. Hahaha bangett! Josh di sini main terusss dengan kakek nenek dan uncle-nya XD
DeleteDuh iya ya, makin ke sini yang kena covid kenalan kita sendiri ): semoga kita selalu dilindungi dan bisa jaga kesehatan dengan baik, yaa. Semoga pandemi cepat berlalu dan Mba Dea bisa naik pesawat lagi! Take care ya, Mbaa <3
Akhirnya Tulisan yang dinanti-nanti rilis juga Mba.
ReplyDeleteBtw mba, pesawat, Pandemi gini sepi banget nggak Mba? Dengar-dengar, pandemi gini jadwal pesawat sering banget di reschedule. Tapi bersyukur kalau Mba Jane bisa terbang tanpa hambatan meskipun saya nggak kebayang gimana ribetnya Bawa Anak 2 masih kecil-kecil tanpa pendamping. Untung Dek Krystal pengertian ya. Nggak rewel selama penerbangan padahal ini pengalaman pertama terbang.
Saya pernah tuh Mba punya experience duduk berdua sama Ibu yang bawa Bayi. Terus bayinya nangis mba, mungkin kurang nyaman karena tempat duduknya dekat sama mesin atau karena apa. Yang jelas Ibunya repot banget karena mereka cuma pergi berdua. Sambil terus2an bilang maaf ke penumpang lainnya. Saya yang disebelahnya nggak bisa bantu banyak selain nawarin bantuan butuh diambilkan apa dari tasnya. Mau bantu gendong bayinya, masih takut. 😅 *ntar tak les privat dlu sama si Bayu.
Terus saya agak kesal tuh Mba, masa ada satu bapak di seberang ngeluarin nada kaya orang kesal gitu. Dia ngecap2 mulut terus2an.
Ya Tuhan, saya ngelihatnya geram banget. I mean, Namanya juga Bayi kan ya. Nangis kan alaminya mereka. Masa kaya gitu aja nggak ngerti. Hehe. Lohh malah cerita. Wkwk
Sehat2 buat Mba Jane dan keluarga.. ditunggu tulisan selanjutnya ya.
Kok aku terharu bangett ada yang nungguin tulisan ini hihihi
DeleteNahh, sebelum booking tiket aku juga cari tahu dulu tentang penerbangan selama pandemi seperti apa. Aku sengaja pilih penerbangan yang hampir nggak pernah reschedule selama pandemi ini dan untungnya saat aku terbang memang nggak ada perubahan waktu. Dan di dalam pesawat rame-rame aja, Mas Andrew. Kata petugas check-in memang sengaja dipenuhin walau ada beberapa row dikosongkan, karena jumlah pesawat yang terbang dikurangi hampir berapa persen gitu sejak pandemi.
Wah, kalau waktu itu aku duduk di sebelah penumpang yang thoughtful seperti Mas Andre tentu aku nggak perlu kuatir yaa hahaha. Karena aku pernah lho mengalami seperti yang Mas Andre bilang pas terbang bersama Josh waktu dia masih berusia 5 bulan. Nangis terus nggak tau mau apa, terus ada bapak-bapak di sebelah terlihat kesal sambil komentar, "Lapar kali, Bu, mau susu." Dalam hatiku ingin menjawab, "BAPAK KIRA SAYA NGGAK TAU KALO DIA LAPAR?!" wkwkwk
Makasih, Mas Andrew! Salam sehat selalu untuk kita semua ya!
Tahun lalu kita stranded di Bali juga karena schedule pesawat pulang ke Belgia lewat Thailand ( yg udah lock down duluan ) berubah2, cancel forever pokoknya, sampe akhirnya terselamatkan dgn pesawat evakuasi pemerintah Prancis, gila bgt pokoknya.
ReplyDeleteSeindah2nya Bali buat liburan, kl musim begini rasanya ambyar ya, tapi kamu beda sih karena mudik ke rumah sendiri.
Semoga segera berkumpul dgn suami/papa tercinta, dan yg terpenting sehat selalu ya kalian...
Yaampun pasti bingung banget waktu itu yaa, Mba ): untung banget akhirnya bisa pulang dengan pesawat evakuasi. Aku juga sempat dengar pengalaman serupa turis-turis asing di Bali ini.
DeleteBanget, Mbaa. Sekarang mau ke pantai aja susah banget karena pertama, kitanya kuatir. Kedua, sejak PPKM ini beberapa pantai umum akhirnya ditutup huhu. Untungnya pas awal aku sampai sempat main ke pantai, sih.
Makasih banyak, Mbaa. Kalian juga sehat-sehat yaa di sana :D
Kangen ke bandara, kangen naik pesawat, kangen ambil bawaan dari bagasi pas baca tulisan ini. T__________T
ReplyDeleteSyukurlah terbang sama krucil-krucil ini lancarrrr, hebat Ci Jane! Semoga kondisi yang kayak gini lekas membaik biar papanya Josh dan Krystal bisa segera nyusul ke Bali juga.
Sehat-sehat di Bali Ci, btw di sini juga lagi adem banget hawanya akhir-akhir ini. Kayaknya kena hembusan angin winter dari Aussie juga. xD
Oh iyaaa, Malang sama Bali nggak jauh-jauh amat lah yaa. Masih dapet hembusan angin yang sama wkwkwk XD
DeleteApalah aku tanpa Yang Maha Kuasa, Ndahhh wkwkwk amin amin! Bocah sama papanya udah saling kangen berat!
Mari kita berdoaaa supaya pandemi cepat berlalu dan bisa berlibur dengan tenang tanpa harus ribet-ribet kayak sekarang yaa huhuhu
Akhirnya tayang juga perjalanan ke Baleeee!!
ReplyDeleteDan jujurly, pas baca ikut tegang, soalnya Bunda Jane bertugas mengawal Josh dan Krystal. Glad to know that you guys arrived safely!
Aku kalau deg-deg an kadang mules juga. Tapi akhir-akhir ini nggak muncul efek-efek mules, adanya pen kabur aja! XD
Well, aku menanti kisah selanjutnya, pingin tahu cerita kalian di Baleeee!!
Yuhuuuu thanks for reading ma pren! Selain makasih sama Tuhan, harus makasih juga sama koko Josh dan Krystal atas kerja samanya selama terbang hahahaha.
DeleteHAHAHAHA jangan dongggg. Kamu pasti bisa melalui semuanya! 😆 semangat bundooo Pipit!
Mbak Jane setrong sekaliiih ke Bali sendirian bawa Josh dan Krystal🙈 Aku bacanya ngeri-ngeri sedep, dan terharu tapi ada lucunya juga baca part-part tertentu😂 Kalau bisa digambarin, kayaknya ekspresi mbak pramugarinya cukup mewakili kerisauanku dari paragraf awal deh, wkwk. BUT, ikut senang denger mbak Jane dan si kecil Josh juga Krystal sampai dengan selamat😍 Puji syukur sekalii, fiuh *ikut lega beneran😆*
ReplyDeleteSeperti yg sudah bisa ditebak, aku ikutan nggak sabar pingin baca cerita di Baliiii wihiiiwww, enak nih kena semilir angin dari Aussie. Sembriwingg😍😆
Sesungguhnya aku nda sesetrong itu, Awlll. Ini sih namanya nekad wkwkwkw aku masih inget dengan ekspresinya sang pramugari waktu ngomong gitu. Syukurlah anak-anak anteng hihi
DeleteDitunggu cerita berikutnya, yaaa! Maacih udah baca, Awl 😘
Kebayang betapa deg-degan cici bawa anak-anak terbang ke Bali. Kalau aku di posisi cici jugaaa ketar ketir. Ngeri ada hal-hal yang tidak di harapkan namun terjadi. Untungnya semua aman terkendali yaaa ciii.
ReplyDeleteMemang di Jabodetabek lagi meningkat nih jumlahnya. Bener banget sekarang ini yang kena malah circle nya semakin dekeet. Belum lagi berita yang meninggal. Grup dan chat isinya kabar yang positif atau meninggal. Sedih banget kalau liat kabar saat ini.
Semogaaa cici dan keluarga sehat selalu yaaa.
Ditunggu kelanjutan kisahnya di Bali 😉
Bangettt, Dev. Bersyukur banget akhirnya perjalanan lancar dan aman. Tuhan lindungi banget dehh 😭
DeleteSelama aku di Bali ini juga sering banget denger kabar covid dari grup papa mamaku. Tiap hari ada aja deh beritanya. Makanya aku mengurangi banget konsumsi berita tv atau media manapun akhir-akhir ini, supaya nggak nambah-nambahin pikiran hiks
Makasih banyak, Devina! Kamu juga sehat-sehat selalu yaa bareng suami 😘
Janeee sedih banget siih bagian mau nangis ditahan-tahan :((( ga kebayang dadakan harus LDM dalam waktu yang cukup lama.. Kebayangnya Andreas pasti kesepian banget yaa soalnya anak-anak sama mamanya semua..
ReplyDeleteJadi inget pas bulan lalu sempat pulang ke Bogor, di kereta bener-bener ga buka masker, haus kayak gimana juga ditahan-tahan wkwkwk pas nyampai rumah langsung glegek sebotol aqua habiiiss 😂
Sehat-sehat selama di Bali Janeee.. Walaupun ga bisa jalan-jalan, yang penting ada di rumah sama orangtua, pasti tetap happy juga kaaan..
Papanya yang kasiannn huhuhu jarang banget aku liat dia mellow, sekali-kalinya mau ditinggal pergi sama istri dan anak-anak jadi berasa banget 😢 untunglah setelah sebulan akhirnya papanya lebih adaptasi sendirian di rumah hahaha
DeleteWkwkwk samaan banget, Yaaaa! Aku begitu dijemput di mobil langung tanya mama, "Ada air minum nggak, Ma? Haussss!" 🤣
Makasih banyak, Eya! Iya bener, bersyukur banget mood tetap terjaga karena ada keluarga di sini 😊 kamu juga sehat-sehat yaa *hugss*
uwooooo pergi naik pesawat sama 2 anak apalagi 1 nya masih bayik rempong abis ciiii... Ditambah lagi pandemi gini yang aturannya jadi makin ribet. Setrong sekali cici ini!! Untung petugas bandaranya pengertian ya.. Tapi setauku memang gitu sih, bakal dikasih duluan gitu untuk orang yang masuk prioritas (lansia, ibu hamil/bawa anak, sama yang disabilitas)
ReplyDeleteTerus ci, itu Krystal ga dipakein masker? Setauku bayi pun bisa terpapar covid ciii..
BTW sekarang cc masih di Bali?? Josh pasti happy ya dengan suasana baruuu... dan tentunya di sana kayanya masih lebih baik ya ci dibanding di sini penularan covidnya?
Disuruh ngulang ogah aku, Frisss mau sesetrong apa pun wkwkwk kapokkk, bikin deg-degan banget ini si koronce! Tapi iyaa aku beruntung ketemu orang-orang baik. Akutu nggak kepikiran juga sih bakal didahuluin gitu, nggak nyangka aja untuk ngantre sebelum masuk pesawat pun diduluin hihi
DeleteAnak di bawah 2 tahun tidak diperbolehkan pakai masker untuk keamanan, Friss. Jadi si dedek kalo bangun aku pakein face shield. Kebetulan di pesawat karena aku gendong terus dan aku kekep sambil nyusu juga, nggak kupakein karena kasian sih, terus akunya ribet mau gendong-gendong 😂
Iyaa aku masih di Bali nihh. Cah lanang sih hepi-hepi aja, biar dah puas-puasin sebelum dia masuk sekolah lagi minggu depan... mamanya juga harus ready wkwkwk di Bali juga meningkat lagi covidnya huhu cuma memang nggak separah di Jabodetabek, karena Bali kan ramai turis ya sebenarnya, jadi dengan PPKM ini membantu juga, sih.
Kamu sehat-sehat yaa di sana bareng suami dan keluarga. Take care always! ❤
Sekarang memang lagi parah daerah Jabodetabek. Bukan cuma Jabodetabek, daerah Jawa tengah juga parah, salah satu uwa ku kemarin ada yang pulang dan sedihnya aku ngga bisa pulang untuk jenguk karena tidak ada surat bukti sudah di vaksin.
ReplyDeleteDi Bali sepertinya kondisinya agak lumayan ya mbak?
Salut buat mbak Jane yang berani sendirian ke Bali, mana bawa anak kecil plus bayi pula, untungnya petugas bandara sama pramugari pengertian ya.
Halooo Mas Agus, gimana kabarnya? :D
DeleteIya betul, daerah Jawa juga lumayan tinggi ya angka covid-nya ): suami saya sempat rencana nyusul lewat jalur darat langsung saya tolak karena ngeriii sekali harus melalui jalur Jawa.
Turut berduka cita, Mas Agus 🙏🏻 sedih sekali memang rasanya ya tidak bisa mengunjungi keluarga sendiri di waktu seperti ini. Semoga Mas Agus dan keluarga sehat selalu ya!
Di Bali sejak PPKM berlangsung agak sepi, sih. Banyak sektor pariwisata tutup dan bahkan banyak hotel berbintang banting harga dan menembak target pengunjung lokal. Sedih sih, tapi ya mau bagaimana lagi. Mudah-mudahan dengan begini pandemi juga cepat selesai, ya.
Hahahaha saya juga modal nekad 😂 bersyukur dipertemukan dengan orang-orang baik ❤
Halo ci Jane salam. Rempong ya bawa baby dan balita naik pesawat. Tapi naik pesawat relatif lebih nyaman karena pramugari suka bantu-bantu. Ada teman yang bawa baby dan balita juga dari luar negeri ke Indonesia pramugarinya helpfull banget, sampai saat rewel dia yang gendong-gendong, kasih mainan dsb. Enggak tahu kalau masa pandemi treatmentnya bagaimana.😀
ReplyDeleteBtw. Naik pesawat kemarin prasyaratnya bagaimana?
Ceritanya seru ada bagian keduanya ya?
Halo Mba Sea (aku panggilnya Mba atau apa nih? :D), salam kenal juga yaa!
DeleteMayan rempong sih, cuma si kakak udah agak besar jadi lebih pengertian dan bisa dimintakan tolong. Nah betul, di pesawat nggak terlalu riweuh karena pramugari sigap banget untuk membantu dan menawarkan bantuan. Wahhh, pramugarinya thoughtful sekali bisa membantu sang teman ya. Mamaku juga sempat cerita waktu ke LN dia melihat bule traveling sendiri dengan TIGA anak, kuat sekali ibu itu 😂
Persyaratannya hanya tes antigen (sekarang harus PCR kalau ke Denpasar) dan mengisi aplikasi e-Hac itu aja, sih. Kemudian selama di pesawat disarankan tidak membuka masker untuk makan dan minum. Cuma karena kemarin varian delta belum ada, beberapa penumpang makan minum, aku sendiri nggak buka masker samsek di dalam pesawat. Kalo sekarang nggak tau deh ya gimana protokolnya.
Iya ini mau lanjut part one-nya (karena ini masih preambule) wkwkwk 😂
Pengen banget berkunjung ke Bali tetapi harus ditunda sih. Jangankan ke Bali, ke kota tetangga aja rasa-rasanya sekarang ga gampang. Untung mbak Jane sudah nyempetin pulang ke Bali ya.
ReplyDeleteJaneee, ceritamu selalu kutunggu-tunggu, deh. Dan pas baca moment paksu nganterin dirimu, sampe harus boarding, dan berpisah, duh jadi berkaca-kaca juga ngebayanginnya. :") Ditunggu cerita lanjutannya juga, yaaa! Aku gak sabar bacanya. Hihihi.
ReplyDeletePengin juga deh bisa tinggal lama di Bali. Suasananya itu lhooo <3
Halo mba Jane,..
ReplyDeleteAku baca cerita mba ini jadi haru biru,
Membuat perjalan dgn anak2 msh kecil ditengah pandemi tanpa paksu...
Puji Tuhan, atas penyertaannya, mba Jane serta anak2 tiba dgn selamat.
Ini mengingatkanku, tahun lalu, aku pun pernah berangkat dengan anak tanpa paksu. Bedanya, kami nyusul paksu ke tempat tugasnya.
Aku tunggu cerita lanjutannya iyaaa...
Sehat sll ya mba, anak n paksu.
JBUf
Yeay mbak Jane ternyata pulang ke Bali. 😀 Bagaimana kondisi Bali di lapangan sekarang mbak apakah sudah ada penurunan kasus korona?
ReplyDeleteSemoga mbak Jane sekeluarga diberi kesehatan selalu dan nanti bisa berkumpul lagi dengan suami. 😀
senengnya kalau si kecil sama kakak anteng begini, bisa diajak kerjasama yang baik.
ReplyDeletenggak ngerepotin mamanya juga :)
baideweiii, dari beberapa minggu lalu aku masuk ke blog mbak jane, baca sekilas, ehhh ga ninggalin komen. Biasa intip intip liat ada update apaan dulu :D
lanjuttt cerita balinya ahhh