Buat kalian yang suka baca novel romance, inget nggak ada masanya blurb novel terbitan Gagas Media selalu puitis, mellow dramatis, yang membuat kita hampir nggak bisa menebak isi cerita novelnya tuh seperti apa. Ini berlaku untuk setiap novel dengan penulis berbeda-beda, ya. Meski cover novelnya menggoda, mau nggak mau tetap harus cari summary-nya dulu di Google atau ngintip sinopsis dari penulisnya sendiri sebelum memutuskan untuk beli novelnya atau nggak.
Kayak gini maksudnyaaa... (diambil dari blurb novel Rhapsody)
Beberapa tahun lalu, aku pernah dikenalkan oleh seorang teman baik kepada seseorang yang bekerja di Gagas Media. Lupa banget dulu dia bekerja di bidang apa, yang pasti bukan editor, sepertinya yang handle event-event gitu, deh. Beberapa kali ngobrol eh nyambung, karena kami sama-sama pencinta buku.
Suatu hari, temanku ini ngabarin kalau dia mau main ke Bali dan ngajak ketemuan. Cuslah aku ke daerah Seminyak untuk bertemu dan ngobrol sejenak di sore hari.
Terus dia ngomong, "Eh, nanti gue kirimin lo novel-novel Gagas, ya."
Aku masih nggak paham. "Maksudnya?"
"Iya, gue kirimin lo bacaan. Beberapa di antaranya ada favorit gue. Nanti lo baca aja, ok?"
Dan setelah dia pulang ke Jakarta, beberapa minggu kemudian datanglah sebuah paket berukuran cukup besar, yang ketika dibuka isinya tentu saja buku. Dan nggak hanya satu atau dua, tapi DELAPAN buku!
Novel-novel ini kudapatkan cuma-cuma dari koleksi pribadi penerbit. Salah satu diantaranya bahkan disertai tanda tangan penulis.
Ada yang pernah kena baper baca novel Restart nggak?
Yang lupa kutanyakan adalah soal blurb buku itu, hahahaha. Dapet buku gratis lupa segala-galanya 😌
Mumpung masih di Bali, aku iseng membaca ulang beberapa judul novel pemberian sang teman lama yang kebetulan memang pernah jadi favoritku.
Terus muncul ide: eh, lucu juga, ya, kalau misalnya aku dan Lia ngebahas bareng koleksi buku pribadi kami yang udah lama nggak pernah disentuh atau dibaca. Puji Tuhan, ideku disambut baik oleh Peri Kecil, hihi.
Hence, berangkat dari ide tersebut, kupersembahkan rekomendasi dua judul novel yang menjadi judul favorit di antara koleksi dalam rak buku aku.
Rhapsody by Mahir Pradana
Bercerita tentang seorang pemuda bernama Abdul Latif atau biasa dipanggil Al, yang mendedikasikan masa mudanya mengelola sebuah hostel miliknya, Makassar Paradise. Sebagai owner penginapan, Al sangat disukai oleh para tamu yang menginap, karena kepribadiannya yang hangat, ramah dan pesona yang menawan.
Suatu hari, datanglah sosok pria misterius yang mengaku bahwa takdir mempertemukan mereka berdua di Makassar. Yang Al tidak tahu selanjutnya pria tersebut membawa keberuntungan satu per satu bagi Makassar Paradise dan juga pelajaran hidup berharga baginya.
Meskipun di novel kita bisa serasa diajak jalan-jalan ke beberapa tempat wisata terkenal di Makassar, juga mengenal beberapa bahasa asing, tema besar novel Rhapsody sepertinya bukan tentang traveling.
Sudut pandang novel ini diambil dari Al sendiri, yang berarti memang kita sengaja diajak untuk menyelam ke dalam kehidupannya sehari-hari; gimana Al mengelola bisnis hostelnya, saat dia bertemu masalah dan sebagainya.
Al ini contoh pemuda yang naif. Soal bisnis dia berani ambil risiko, tapi begitu dihadapkan dengan persoalan hati, malah bimbang nggak jelas. Yaaaa, kita semua pernah begitu pada masanya, bukannnn *nggak kokkk gue nggakkk*
Salah satu tokoh yang menurutku cukup mencuri perhatian, adalah Bebi si bencong sejati. Bebi yang aslinya bernama Bambang ini adalah salah satu staff juga teman baik Al yang bekerja di hostel. Bebi ini mood banget, deh. Lucu, kocak, ngomongnya campur aduk, tapi hatinya lembuuuuut sekali bak cairan Molto. Bisa dibilang Makassar Paradise tuh setengah kosong tanpa kehadiran Bebi, hahahaha.
Walau di tengah cerita muncul konflik yang sinetron banget, tapi aku sangat menikmati keseluruhan cerita. Melalui pengalaman Al yang bertemu dengan sosok yang dia sebut keajaiban karena apa yang dia perbuat di masa lalu, aku pun mengaminkan hukum tabur tuai yang selama ini sering disebutkan. Di saat kita menabur kebaikan tanpa agenda terselubung, kita pun akan menuai kebaikan yang sama—bahkan lebih—di kemudian hari.
Priceless Moment by Prisca Primasari
Sejak istrinya meninggal dunia karena kecelakaan, kehidupan Yanuar berubah drastis. Menjadi seorang single parent nggak mudah baginya, apalagi tahun-tahun sebelumnya dia jarang hadir di rumah menjadi ayah bagi kedua anaknya karena terlalu mendedikasikan dirinya pada pekerjaan.
Kejadian tragis tersebut membuat Yanuar memilih sebuah keputusan yang selama ini tidak pernah dia lakukan: menjadi seorang ayah.
Sewaktu membaca ulang novel ini, aku baru tahu bahwa novel ini dan Sabtu Bersama Bapak karya Aditya Mulya diterbitkan oleh Gagas Media dalam rangka serial Fatherhood. Bedanya, Sabtu Bersama Bapak ditulis oleh penulis laki-laki dan juga seorang ayah, sementara Priceless Moment ditulis oleh penulis perempuan.
As a family girl, cerita bertemakan keluarga selalu sukses bikin ambyar, nggak terkecuali untuk novel ini.
Secara gaya penulisan novel ini memang bukan cup of my tea. Tapi enak banget dibacanya. Nuansa yang dibawakan seperti cerita dongeng anak-anak. Sendu, hangat, namun juga cerah karena hadirnya sudut pandang yang "apa adanya" dari tokoh Hafsha dan Feru sebagai anak-anak Yanuar. Rasanya ikutan nyesss, mereka yang tadinya "asing" sampai nggak rela berpisah dengan ayah.
Jadi inget dulu Josh susaaaah banget deket sama papanya. Pagi-siang ditemani main sampai haha hihi, malamnya nangis ditenangin papa malah makin ngamuk. Sampai suami tuh bingung sendiri, "Kok Josh nggak mau sama aku, ya?".
Seiring berjalannya waktu dan Josh makin besar, figur papa sukses menjadi role model bagi Josh. Mau makan banyak biar besar dan kuat kayak papa. Mau berenang sama papa. Mau jalan-jalan makan es krim sama papa.
Suamiku pernah bilang, ibu bonding sama anak sejak dalam kandungan. Tapi kalau sama ayah, harus ada effort lebih yang dikeluarkan supaya anak merasa dekat.
Aku setuju, sih. Dan aku melihat sendiri usaha suami supaya lebih dekat dengan Josh. And I think he did a really great job.
***
Untuk episode kali ini, aku dan Lia ingin berbagi kebahagiaan dengan memberikan giveaway berupa dua novel yang kusebutkan di atas. Kami akan memberikan koleksi pribadi kami sendiri—alias preloved—kepada dua teman yang beruntung. Jadi novel yang akan kuberikan ini kondisinya tidak baru, yaa. Tolong dimaklumi kalau halamannya sudah berubah warna, sampulnya mungkin sedikit lecek. Tapi aku jamin, kalian tetap bisa merasakan keseruan dari isi kedua novel ini.
Caranya gampang banget. Cukup tuliskan komentar apa pun (boleh alasan kenapa ingin baca novel di atas, sedang baca buku apa, bebaaaas!), serta salah satu judul novel yang diinginkan. Dua pemenang akan mendapatkan dua buku yang berbeda, ya. Mudah-mudahan koleksi bukuku bisa bertemu dengan "jodoh" barunya, hihi.
Periode giveaway ini akan berjalan selama 30 hari, pemenang akan dipilih secara random dan diumumkan di episode JanexLia selanjutnya.
Terima kasih udah baca tulisan hari ini. Jangan lupa mampir ke lapaknya Peri Kecil Lia untuk mengintip rekomendasi bacaan dari rak buku pribadinya, ya! ✨
Jujur ci, aku bukan orang yang bacain novel dari GM wkwkwkw Kebanyakan novel yang kubaca dari penerbit Gramedia deh 🤔 Jadi aku ga ngeh kalo blurb dari GM tuh puitis wkwkwk Aku pun tipe orang yang baca novel harus baca sinopsisnya dulu ci. Ato bahkan direview orang. Makanya kemaren aku akhirnya beli Rumah Lebah pun setelah beberapa blogger koar-koar sudah baca itu (tentunya ci Jane juga) wkwkwk Terus sekarang lagi kepincut pengen beli novel Second Sister. Tapi tapi.... mahal euy 🙈 Hati lagi berdilema nih untuk ngeluarin kocek buat Second Sister ato engga wkwkwkw Terus gara-gara kemaren kak Hicha bahas-bahas soal Kesetiaan Mr. X, aku juga jadi kepo pengen beli dan baca juga 🤣 Aduh banyak racun buku bertebaraaan....🙈
ReplyDeleteKalo ditanya sekarang lagi baca apa, aku lagi baca novelnya Pierce Brown, kelanjutan dari Red Rising, yaitu Morning Star. Setelah sebelumnya akhirnya kelar baca Goldern Son (buku kedua dari trilogi Red Rising). Sama baca novelnya Ruwi Meita juga yang Belenggu Ilse. Uda baca 1/4 deh, eh tapi karena baca gratis di iPusnas, jadinya keburu abis masa berlaku dan sekarang harus ngantri buat bacanya... Huhuhu sedih....
BTW itu asik banget cii dapet kiriman 8 novel langsung dari koleksi penerbit... Dapet kata-kata dari penulisnya pula... UWooow precious sekali ci
I feel you Mba Fris.. udah pinjem di Ipusnas.. baca belom separo ehhh udah tenggat aja. 😭😭
DeleteSempet wonder knapa Ipusnas nggk bikin salinan banyak gtu ya.. kan bentuknya Softfile yak, I mean tinggal copy 🤭.
kata Ipusnas "yaelah bay, udah gratis nuntut banyak.. wkwk" 😅😅😑🙈
Nah iyaaaaa. Kenapa sih ga dibikin banyak aja biar waiting listnya ga panjang huhuhu
DeleteDasar ga bersyukur ya uda dapet gratis wkwkwkw
Second Sister dan Kesetiaan Mr. X baca di Gramedia Digital aja, Frisss! Untungnya ada dua: nggak usah keluar kocek lebih buat beli buku fisik, bacanya juga bisa kapan ajaaa dan karena ceritanya seruuu, aku yakin pasti cepat juga selesainya! Hahahaha
DeleteSoal iPusnas, embeeeer wkwkwk kalau udah harus ngantre lagi sih jujur aku males banget. Waktu ngantre Laut Bercerita aku kayak nunggu hujan di musim kemarau, lama banget! Akhirnya nggak sabar beli bukunya aja deh mumpung diskon kemarin di Gramedia 😂
Btw, Red Rising trilogy tuh semacan GoT ya, Friss?
Huhuhu iya precious banget! Makanya yang bertanda tangan penulis aku keep untuk kenang-kenangan diri sendiri hihi
@Bayu: Tuhhh sadar bahahahaha 🤣
Yaampuun... relate banget dengan masa pinjam iPusnas ini... :))
DeleteAku juga kemarin kentang banget, minjem buku Murakami 607 halaman, baru 1/6 masa pinjam udah abis. Mana antriannya lama pula... heuheuheu
Ciiii, how lucky you are dapat kiriman 8 buah buku + ada yang di ttd juga sama penulisnyaaa 😍. Rasanya dapat buku yang berTTD penulis tuh senang banget nggak sih? Karena kan langka ya, kayak 1 dari beberapa ratus atau ribu buku aja yang di pegang + ttd langsung sama penulis 🙈
ReplyDeleteAnyway, aku juga jarang banget baca buku dari Gagas. Bahkan belakangan ini aku jarang dengar novel terbitan dari Gagas sampai pas baca tulisan ini jadi bikin aku mikir apakah penerbit GM masih ada atau tidak 😂. Yang aku ingat dulu buku-bukunya Radit diterbitin oleh GM yaaa, dan beberapa buku yang bergenre sama juga ada~ nah, bisa dibilang buku-buku terbitan GM yang pernah aku baca ya buku-bukunya Radit aja wkwkwk 😂.
Kedua buku yang Cici bahas di atas, keduanya menarik banget 😍. Kalau sudah bahas soal keluarga, baik di buku/film pasti bikin mewek deh ya 😭
Kalau aku boleh ikut meramaikan, aku tertarik sama yang Rhapsody soalnya aku suka kalau diajak keliling-keliling lewat bacaan wkwkwk *jadi curhat*
Anyway, Salut sama Ko Andreas yang berusaha banget untuk bisa dekat sama Josh!! Mengingat banyak bapak-bapak yang cuek dan kurang dekat dengan anak, aku merasa Josh sangat beruntung bisa punya papa seperti Ko Andreas 😆. Semoga keluarga Cici bahagia selalu 💕💕
Psss. Terima kasih atas ide postingan bulan ini Ciii!! 😍🥰
Buku yang bertanda tangan penulis itu seolah-olah "menaikkan" derajat buku itu sendiri nggak, sih? Kayak tambah mahal nilainya 😂 aku juga kaget banget temenku sampai minta penulisnya sendiri untuk ttd buat aku huhuhu
DeleteLiii, Gagas masih eksiss! Dia sekarang banyak nerbitin karya non fiksi. Kisah Tanah Jawa terbitannya Gagas, terus sama buku ini kamu pernah baca nggak, kalau nggak salah judulnya yang "kalau kita nggak jadi apa-apa" gitu deh. Novel drama galau-galau seperti yang di atas kayaknya udah lewat zaman yaa hihi
Iyaaa, bukunya Bang Radit banyak yang diterbitin Gagas, hahahaha. Yang pernah kubaca cuma Kambing Jantan, sisanya aku nonton film adaptasinya aja 😁
Huhuhu ambyar dehhh kalau cerita keluarga tuh. Mungkin karena kita beruntung dekat sama keluarga ya, jadinya ngena banget di hati 😭 Rhapsody sebetulnya ada unsur kekeluargaannya juga sih, tapi lebih ke adik dan kakak hihi
Aku pun bangga sama doi! Dulu aku juga sempat sedih kenapa Josh nggak mau sama papanya ): ehhhh sekarang hopeng banget! Sekarang lagi jauhan begini tiap hari video call, mamanya nggak boleh lama-lama ngobrol sama papa, Josh mau ngobrol sama papa yang lama katanya wkwkwk
THANK YOU TOO LIIII MAU NULIS BARENG JUGAK! ✨😘
Betul sekaliii! Apalagi kalau dapat TTD dari penulis yang terkenal gitu, nilai bukunya langsung naik minimal 2x lipat nggak sih(?). Iya temen Cici niat + baik banget!! 🥺 You are so lucky!!
DeleteOalah!! Itu buku terbitan mereka!! Astaga, aku baru ngeh dong, Ci 😂. Dua-duanya aku tahu tapi belum pernah bacaa. Yang judulnya Kalau Kita Tidak Jadi Apa-apa juga berseri gitu kan yak kalau nggak salah.
Huaaa terharu baca interaksi Josh dan papanya 🥺 yaampun gemesss!! 🥺 Semoga bisa harmonis selalu sampai nanti Josh besar yaaa 🥺
Ya Tuhan jodohkanlah Buku Priceless Moment buat hamba .. 🙏 kalau nggak jodoh, buku Rhapsody juga nggak papa 🤣. Aminnn
ReplyDeleteWuhu janexLiaa hadir kembali.. always excited for this.
Aku lagi baca apa ya mba 🤔.. pengen baca Holy Mother. Belum ada si bukunya.. wkwk tapi pngen baca itu. Kata Mba Hicha sama Lia.. bukunya mantul..
Wahhh beruntung banget mba.. 8 buku.. dan setuju soal Hukum Tabur Tuai. Kan katanya berlomba2lah dalam hal kebaikan. Apalagi pandemi gini kan ya..
Btw, soal bonding antara anak dan ayah. Jadi inget, temenku pernah ada yg cerita nanyain ke aku caranya dketin anak kecil itu gimana. Katanya dia merasa kalau anaknya kurang dket sama dia.. jujur, aku nggk bisa jawab. Tapi ngedenger cerita dia, aku bisa tahu kalau dia lagi berusaha.. ya penting sih jangan menyerah ya Mba.. hehe
Aminnnn! Semoga doamu didengar oleh Tuhan, ya! 🤣
DeleteHoly Mother aku juga ingin baca nih! Tapi sepertinya harus beli buku fisiknya sementara aku inginnya kalau bisa baca digital aja wkwkwk
Itu aku benar-benar beruntung punya teman yang baik sekali! Definisi baik hati dan tidak pelit semuanya ada pada sang teman 😂
Wah, lucu juga temannya sampai nanya Mas Bayu. Mungkin karena Mas Bayu ini nempel banget ya sama anak kecil hihi aku dulu juga kaku sekali dengan anak kecil. Ternyata begitu punya anak sendiri luwes sendirinya. Untuk suami sendiri aku bersyukur banget dia mau terus berusaha deket sama anak-anak 😊
Ya ampun Janeee so nostalgic! Ada juga masanya aku baca dan koleksi novel-novel terbitan Gagasmedia. Selain blurb-nya puitis, covernya pun cantik-cantik yaa 😍
ReplyDeleteDan pernaaah baper gara-gara baca Restart hahahaha
Oiyaa Priceless Moment ini salah satu yang aku suka jugaa.. Tulisannya Prisca Primasari memang rata-rata aku suka juga siih.. Novel karangan dia yang aku suka banget itu Evergreen.
Dua buku ini aku juga punyaaa walaupun yang Rhapsody udah aku kasih ke temen yang suka banget sama ceritanya 😄
Nahhh, ketahuan banget kan umur kita kalau bacaan kita samaan gini wkwkwk aku suka banget sama cover Gagas Media di tahun 2010-an. Bagus-bagus semua desain typography-nya yaa ❤
DeleteEvergreen aku belum pernah baca, Yaaa. Tapi dulu tuh novel romance-nya Gagas termasuk bagus-bagus nggak, sih? Terus mereka suka bikin buku antologi kumpulan kisah beberapa penulis gitu hihi
Yang Rhapsody bagusss, yaaa. Makanya aku berharap buku ini bisa ketemu jodoh berikutnya di antara teman-teman blogger di sini :D
Alasan saya milih untuk beli buku ketimbang pinjam karena beberapa buku yang saya beli memang asik untuk dibaca ulang. Ada beberapa buku yang ingin saya baca kembali tapi masih membaca buku yang lain (sekarang lagi baca Belenggu Pascakolonial karya Faruk) kayak Raden Mandasia dan Cantik Itu Luka
ReplyDeleteKalo disuruh pilih, saya lebih tertarik dengan buku pertama. Selain karena latarnya yang di Sulawesi, saya juga tertarik dengan kehidupan bapak kosan (dalam hal ini konteksnya hostel).
Tema JaneXLia memang tak pernah gagal. Selalu fresh dan menarik 😁
Aduh, jadi diingatkan Mas Rahul aku mau baca Cantik Itu Luka lupa terus! Padahal setelah baca Seperti Dendam, jadi tertarik sekali ingin baca karya terbaik Eka Kurniawan lainnya.
DeleteDan setujuuu! Aku juga lebih memilih beli buku (kalau ada budgetnya) ketimbang meminjam. Tapi platform seperti iPusnas juga memudahkan untuk baca buku apa ajaaa tanpa harus merasa menyesal kalau ternyata bukunya kurang cocok :D
Terima kasih banyak Mas Rahul selalu setia menanti tulisan kami berdua! 🥺
Rhapsody yg aku pengen baca. Pas baca tokoh Bebi, udah fix aku lebih cocok dan masuk Ama ceritanya :D. Mungkin Krn temen2ku banyak yg banci, jadi kalo ketemu yg begini, bisa klik hahahahah. Kalo yg Priceless moment, kayaknya bakal banyak part bikin haru Yaa Jane:D? Aku memang ga terlalu suka buku2 yg bisa bikin mbrebes Mili, sad ending ATO yg mellow lah intinya :D. LBH suka Ama genre misteri, komedi, horror, happy romance,yang gitu-gitu :D.
ReplyDeleteAkupun kadang suka loh baca2 buku lama yg udh lumayan ga dibaca. Tapi pastinya itu buku2 yg memang aku suka, jadi ga keberatan dibaca ulang. Kalo buku2 yg ga aku suka, selalunya cukup baca sekali. Trus masuk ke rak buku paling bawah :p. Kalo buku favorit selalu rak tengah ke atas :p.
Tokoh Bebi di Rhapsody mood banget, Mba Fanny! Akutu nggak punya temen banci atau gay, tapi karena sahabatku lingkungannya seperti itu, ada satu masa aku juga mengenali mereka. Sumpah yaaa, temenan sama mereka itu seru banget. Julidnya lebih julid dari kita cewek wkwkwk hepi sekali deh ngomong sama mereka itu 😆
DeleteHmmm... dibilang haru nggak terlalu juga, sih, Mbaaa. Lebih haru Sabtu Bersama Bapak menurutku. Priceless Moment ini lebih gimana si ayah menemukan caranya supaya bisa dekat dengan anak-anak, di samping dia juga berduka atas kematian istrinya. Kalau aku sih yakinnn Mba Fanny bakal lebih senang baca Rhapsody XD
Wah, berarti rak bukunya Mba Fanny penuh juga dong yaaa? Aku sekarang mencoba untuk meminimalisir koleksi buku aku. Jadi berusaha menyimpan yang benar-benar aku suka (meski susah banget hahahaha).
Aku kok baru ngeh kalau blurb-nya buku2 Gagas Media ini puitis... Apa jangan2 aku belum pernah baca satu pun novel2nya GM, ya? XD
ReplyDeleteAku jadi tertarik sama Priceless Moment. Kayaknya kebanyakan para ayah tuh susah bonding sama anak kalau ga mau atau ga bisa menyediakan effort lebih, ya...
Yang kasihan ya golongan menengah ke bawah. Boro-boro mau effort dekat ke anak, bisa makan secara normal 3 kali sehari aja udah syukur :((
Mungkin pernah tapi Mba Hicha nggak ngeh? Hihihi
DeleteIya betul. Tapi tergantung bagaimana setiap orang sih. Ada yang punya kesempatan tapi nggak mau atau nggak bisa. Seperti yang Mba bilang juga, yang penting kebutuhan sehari-hari cukup. Karena kalau anak nggak makan, yang sedih orangtua juga yaa, Mba 😢