Edisi pulang Bali bulan Juni yang lalu, aku menyempatkan diri untuk mengunjungi ke beberapa tempat dan nyobain kuliner baru. Semua aku rangkum jadi satu dalam blog post ini, supaya nggak numpuk utang, LOL.
Places we've visited
1. Bali Safari Marine Park
Tebak siapa yang pingin banget ke sini?
Sebenarnya, akulah yang mencetuskan untuk mengunjungi Bali Safari dan tentu saja langsung disambut meriah oleh cah lanang. Dengar-dengar, Bali Safari ini bagus, tempatnya luas dan sangat tertata. Ayolah, kita coba jajal.
Menghindari terik panasnya matahari siang dan keramaian pengunjung, kami pun berangkat lebih pagi. Thanks to my mother, kami bisa mendapatkan tiket dengan mudah dan cepat melalui agen travel tempat beliau bekerja. Jadi, kami nggak usah repot-repot mengantre. Kalau trip bawa anak, sebisa mungkin meminimalkan untuk antre. Biar mood mereka tetap stabil (ortunya juga, sih...).
Lupa tepatnya pukul berapa tiba, pokoknya antrean loket lumayan ramai, lho. Keramaian pengunjung didominasi oleh wisatawan dari India. Apakah sedang terjadi sebuah fenomena yang belum kuketahui? *serius nanya*
Karena tiket sudah ada, aku hanya perlu mengantre di loket bagian agen untuk konfirmasi, kemudian kami diberikan tiket fisik berupa gelang yang wajib dipakai selama berada di dalam Bali Safari.
Kami menghabiskan hampir tiga jam di Bali Safari. Terbilang singkat, ya? Soalnya memang nggak ngejar atraksi apa pun. Setelah naik bus Safari Journey, bagian favorit kami sekeluarga, kami langsung menuju Uma Restaurant yang berkonsep food court untuk makan siang. Makanannya lumayan, walau overpriced.... ya, nggak heran, hahaha.
Meski cukup ramai, kami masih bisa menikmati keseluruhan area. Nggak yang padat banget sampai sesak nafas, hahaha. Beberapa area sedang direnovasi, jadi kosong, nggak ada binatangnya juga.
Tumben lho ini minta difotoin, hihi.
Yang agak disayangkan, kami melewatkan pertunjukan Bali Agung yang katanya menjadi andalan dari Bali Safari ini. Aku juga nggak ngeh, sih, saat melihat jadwal atraksi. Lagi pula, Krystal juga sudah super ngantuk pasca makan siang. Daripada anaknya keburu rewel, kami langsung cus kembali ke mobil dan pulang ke Denpasar.
Overall, our zoo trip was a success. Paramater suksesnya tentu saja anak-anak yang hepi!
2. Desa Penglipuran
Waktu Mama nanya mau jalan ke mana, Desa Penglipuran langsung terlintas di kepalaku. Bolak-balik Bali entah berapa kali, masa belum pernah menjajaki desa yang dinobatkan sebagai salah satu desa terbersih di dunia?
The sky tho 💙
Karena saat itu masih holiday season, tiba di lokasi sudah penuh oleh mobil-mobil pengunjung. Masuk ke area desa, aku langsung terpukau karena memang betul-betul bersih dan rapi. Saat perjalanan, aku sempat memberi tahu Josh, kalau tempat yang kami datangi nanti terkenal sebagai desa paling bersih di dunia. Terus, anake nggak percaya, "Masa? Really? In the world?". Alhasil, selama kami di tempat wisata, doi sibuk memperhatikan sisi kiri kanan jalan, apakah betul-betul bersih. Sampai akhirnya dia nemu sampah kecilllll di sisi jalan, protes dong doi, "Nihhhhh, ada sampah!". Tolong ini anaknya siapa, kok perfeksionis amat?!
With my pretty mama
Tapi aku senang lho, bisa mengajak Josh ke tempat wisata yang punya nilai budaya dan sejarah. Soalnya anaknya mulai tertarik dengan dunia (ciyehh). Bosen dong, masa ngikut mamanya makan atau ngafe mulu. Gendut iya, nambah wawasan kurang, kan.
Wisata Desa Penglipuran ini nggak terlalu besar. Kalau jalan sampai ujung, kita akan menemukan pura tempat penduduk beribadah. Kami juga sempat jajan kue tradisional di dalam salah satu area tempat tinggal penduduk.
"Yak, semuanya, buncisss..."
"Hai guys, tebak aku lagi di manaaa..."
Nggak penasaran lagi, deh, sama Desa Penglipuran 💜
3. Tegu Kopi, Kintamani
Jujur, aku di satu dekade yang lalu, menganggap Kintamani adalah destinasi yang agak membosankan setelah Bedugul. Definisi membosankan, nggak ada tempat nongkrong cakep dan kulinernya biasa. Maklum, waktu itu aku masih ada energi untuk nyobain tempat "kekinian" ini dan itu. Walau nggak bertahan lama karena tempat yang dilabeli "kekinian" sering padat pengunjung, alhasil kudu ngantre berjam-jam.
Waktu aku menunjukkan keengganan untuk pergi ke Kintamani, Mama langsung heboh, "Wah, jangan salah. Kintamani sekarang kece, lho!" Yes, she used the word "kece", ahahaha. Pinisirin, aku pun browsing dan... iya lho. Kok Kintamani jadi banyak kafe cakep begini? Walau temanya sama—'menjual' pemandangan Gunung Batur yang cakep banget, deretan kafe ini sukses menjadi tempat nongkrong dan tentu saja tempat wisata "selfie" para pengunjungnya.
Karena nggak gitu pengen ngafe, Mama ngajak ke sebuah tempat makan all you can eat yang cukup enak dan nggak mahal, sekalian makan siang setelah perjalanan kami dari Desa Penglipuran.
Sepuluh tahun yang lalu, saat main ke Kintamani dan mampir ke salah satu restoran prasmanan sejenis, agak kapok karena makanannya hambar dong, hiks. Mayoritas pengunjungnya memang untuk turis, jadi, mungkin masaknya seadanya gitu, ya.
Eits, tapi makan siang di Tegu Kopi ini sungguh menyenangkan. Kayaknya memang nggak boleh meragukan rekomendasi nyokap mulai dari sekarang, karena belio jauh lebih gaul dari eike, hahahaha.
Pilihan makanannya standar tumis sayur, ayam asam manis, sate, beberapa hidangan khas Bali, tapi rasanya decent. Bahkan satenya LEZAT pake banget. Aku sampai bolak-balik nambah beberapa tusuk karena nagih! Anak-anak juga makannya lahap, mungkin memang kelaperan kali, ya. Ditambah makannya dengan pemandangan cantik, lunch with a view gitu, kan, konsepnya, hihi.
Aslinya, aku makan di atas meja makan kok, gengs. Ngeri jatoh dong, yaa XD
Isi piring doi karbo semua plus ayam 😂
INI LHO SATENYA. Dimakannya sama sambal matah, ENAK BANGET 🤤
Oh ya, nggak lupa aku pesan es kopi susu gula aren khas Tegu Kopi. Lagi-lagi, rasanya sukses. Aku yang sebetulnya saat itu lagi mencoba menyeimbangi asupan makanan (diet maksutnya...), mencoba untuk menghibur diri: "Gapapa, Jane, lo lagi liburan..." 😅
4. Secret Garden Village
Lagi-lagi aku pasrah aja mengikuti itinerary Mama untuk datang ke tempat ini. Katanya, tempat ini bagus buat foto-foto, hahahaha. Emang tuh ya, mau ke mana pun agenda utamanya cuma satu: foto-foto.
Tapi bener, lho. Aku, sih, nggak bakal melewati kesempatan untuk bisa foto sebanyak mungkin ketika liburan. Apalagi tujuannya selain untuk memori. Cuaca hari itu pun sangat cerah. Saat pilih-pilih foto untuk ditaruh di sini, mau nggak mau jadi iri ingin kembali ke sana, mengingat warna langit di Bogor saat ini tidak secantik biasanya.
Nggak ada yang diedit, foto langitnya secerah itu 💙
Ngapain aja di SGV? Jadi, di dalamnya ada restoran, kafe, tempat belanja, serta spot foto seperti swing dan sawah. Kami ke sana untuk menikmati tea time di restoran Bali Timbungan. Kalau mau ngopi, bisa juga memesan dari Black Eye. Tea time set ini per pax, yaa. Seru, kan, tiap orang bisa menikmati hidangan cantik khas Bali yang lezat.
Too pretty to eat!
Papa mama 🥰
Buat penganut aliran kopi seperti aku, jelas harus minum kopi alih-alih teh. Aku pun memesan hot cappuccino dari Black Eye, yang dihidangkan dengan sekeping kukis yang membuatku bertanya kepada pelayannya, "Mbok, kukisnya dijual nggak, sih?", karena ENAK. Cucok banget sama kopinya.
Setelah tea coffee time cantik, aku bergegas ke area dalam untuk foto-foto. Kapan lagi bisa foto anak-anak dengan latar langit sebiru dan secantik itu. Karena hari itu nggak terlalu banyak pengunjung, kami bebas mengambil foto tanpa harus nunggu orang lewat. Pokoknya tema trip Bali kali ini: creating core memories sebanyak mungkin dengan foto!
5. Beachwalk Kuta
Tumben banget mau main ke Beachwalk?
Soalnya aku paling menghindari tempat ramai yang penuh turis seperti Kuta, salah satunya Beachwalk ini. Namun, di Sabtu siang itu aku memutuskan untuk main ke sana. Nggak ada agenda apa pun, mau jalan-jalan aja. Pengen aja ngerasain berbaur dengan turis mancanegara maupun lokal *tinju saja aku yang banyak gaya ini*
Sebenarnya, sekalian makan siang bareng anak-anak juga, sih. Kebetulan, pagi itu aku ada urusan, setelah itu Mama menawarkan diri untuk antar jalan-jalan. Nggak di Jakarta, nggak di Bali, tujuan mainstream sama anak-anak itu mall, ya!
Makan siangnya nggak kalah mainstream, di Genki Sushi, dong, huahahaha. Bogor juga adaaaa. Mau bagaimana lagi, karena ini pilihan tempat makan paling aman (dan nyaman) bareng anak-anak. Josh dan Krystal itu sama, nggak bisa nolak Japanese food. Me and hubby raise them well, LOL!
Abis makan siang, ngiderin mall aja, deh. Dari bawah ke atas, terus turun lagi. Mendadak haus, yaudah jajan Dum Dum (tuh, kan, anak ibu kota banget XD) ditraktir Mama. Baterai anak-anak masih penuh, lanjut sesi foto-foto.
Langitnyaaaaa ✨
Food/drinks we've tried
1. Komeda's Coffee
Lagi-lagi mendapatkan rekomendasi tempat kece dari Mama. Kali ini sebuah coffee shop asal Jepang, namanya Komeda's Coffee, yang berlokasi di Jalan Dewi Sri. Kata Mama, "Kamu pasti suka, deh, sama tempat ini." Yuklah, mari kita buktikan!
Komeda ini aslinya dari Nagoya, speciality-nya di kopi. Di sini, kita bisa menikmati sarapan, brunch sampai dessert. Karena aku anak pagi, wajib hukumnya untuk datang di waktu sarapan. Kebetulan, Komeda punya paket breakfast, pesan kopi apa aja free menu pilihan toast/onigiri, mulai pukul 7:00 sampai 11:00.
Kunjungan pertama, aku pesan Komeda's Coffee yang adalah speciality mereka, dengan Morning Toast.
The coffee tastes very great! Krimernya unik dan bikin rasa kopinya next level 🙏🏻
Toast pesananku dengan egg mayo, sementara punya suami dengan telur rebus
Untuk Josh, dia pesan Pork Katsu Sandwich.
Rasanya gurih dan nggak overbearing, masakan Jepang memang gitu nggak, sih <3
Porsinya cukup besar dan berakhir dibungkus setengahnya, hahaha.
Kunjungan berikutnya, aku ingin mencoba dessert mereka yang katanya nggak kalah enak. Will be seeing you again, Komeda!
2. Das Bistro by Mama's
Restoran pertama yang kami kunjungi begitu tiba di Bali.
Kalau ada yang tahu produk Mama's, pasti bisa nebak hidangan di Dasbistro. Yap, mereka non halal, ya, gaes 🙏🏼
Menu wajib Dasbistro adalah Pork Knuckle yang katanya super crunchy. Karena udah dapat cap approval dari seluruh anggota keluarga, jadi, aku yakin ini memang enak banget *dapet salam dari kolestrol*
Kelihatan crunchy-nya nggak? Dagingnya juga super lembut dan juicy <3
Kami juga memesan menu perorangan, aku pesan bratwurst something, disajikan bersama mashed potato dan gravy sauce yang mantap. Suami juga pesan yang serupa, Krystal makan pasta carbonara favoritnya, sementara Josh aku lupa dia makan apa, kayaknya, sih, schnitzel gitu, deh. Pokoknya semua makan enak dan kenyang. Laperrrr juga, sih.
3. Malaga Bali
Nah, yang ini udah lama bikin penasaran. Malaga Bali ini lokasinya dekat banget dari rumah, tempatnya di sebuah ruko mungil. Mereka menjual kopi dan kue yang harganya sangat sangat ramah di kantong. Kapan lagi makan cheese cake seharga 30 ribu "aja"??
Aku pesan iced latte seharga 27 ribu dan dua potong kue sebagai pendamping. Masih ada voucher diskon dari Grab, jadi total yang kubayarkan kurang lebih sama dengan beli langsung di tempat. Ntap!
Rasanya? Wuenakkkk. Kopinya, sih, juara. Body-nya bold, nggak pakai gula pun masih terasa manis dari susu. Akutu hepi kalau nemu kopi enak dan harganya sesuai. Sebagai yang suka sok soal kopi, suka sebel kalau beli iced latte tapi kopinya nggak terasa sama sekali dan encer. Iya, sih, komposisi latte itu memang didominasi oleh susu. But a perfect latte for me, komposisi susu dan espresso harus imbang dan Malaga menyajikannya dengan baik 🙏🏻
***
Bokkkk, capek jugha, ya, nulis dan pilih-pilih foto untuk satu blog post panjang begini. Semoga nggak nyedot kuota manteman sekalian, ya 😆
Terima kasih, Bali! Kamu selalu menjadi rumah yang nyaman dan menyenangkan untukku. I'll see you again soon!
Hahahaha Josh teliti banget survey sampah di Penglipuran, bener bener ingin membuktikan apa yang dibilang mbak Jane
ReplyDeleteDari berita yang aku baca, dulu aku agak ga yakin masa dapet penghargaan sebagai desa terbersih, liat foto foto orang ya memang terlihat bersih juga.
Kalau ke Bali belum sempet kesini, rasanya kok ya jauh hahaha
secret garden villagenya kayaknya asik juga nih mbak, alami banget viewnya. Keren juga nih tempatnya. Jadi keinget sama tempat yang serupa di Magelang sana, di tengah sawah dibikin ada gazebo kayak gini, kalau buat poto poto jadi cakep juga
Komeda's coffee ehmm menarik mbak, list dulu ah, ada rak bukunya juga, baidewei itu buku buku umum atau apa ya mba, seruu sih ini
Ahahahaha, maklum anake perfeksionis banget. Benaran diperhatiin ada sampah apa nggak dong.
DeleteAku pun awalnya agak mikir, masa iya bersih banget nih. Tapi karena ini di Bali, aku nggak heran juga, karena penduduknya sendiri pun sangat sayang dengan lingkungan mereka. Untungnya, turis pun juga ikut menjaga dan menghormati desa mereka. Boleh banget masukkin ke itinerary, Mba, kalau main ke Bali, biar tahu aja :D
SGV juga oke bangettt untuk dikunjungi. Kalau senang foto-foto, pasti puas deh main ke sini. Harus bawa teman atau fotografer pastinya, hahahaha.
Rak buku di Komeda itu untuk umum, Mba. Ada beberapa buku dan majalah yang bisa dibaca-baca sembari nunggu pesanan datang :D
nah ini dari dulu aku ngebayangin kalau pas pergi jalan-jalan misalnya, pengen bawa fotografer khusus wkwkwkwkwk.
DeleteUrusan jepret jepret diserahin ke fotografer, sedangkan aku tinggal jalan kesana kemari menikmari view :D
Ide bagus tuh, Mbaa. Temanku yang hobi solo traveling sering banget nyewa jasa fotografer untuk motoin dia, tiap liburan fotonya cakep-cakep XD
Deletembak Janeeee ini seru bangeeettt! foto-fotonya juga cakeeuuppp 😍
ReplyDeleteawalnya aku kira postingan ini bakalan berisi at least 3 tempat, ternyata buanyaaak haha. boleh nih jadi rekomendasi kalo aku ke Bali. eh, tp ini pada searah nggak ya? dan apakah solo travel friendly? apakah aku harus menyewa kendaraan pribadi (well, ini kyknya iya ya hehe)
aku tuh udah lama buanget pengen ke Desa Penglipuran. waktu kmrn ke sana nggak sempat mampir. trus pengen juga ke Bali Safari Marine Park. meski nggak seberapa suka hewan tp aku suka vibes kebun binatang LOL 🤣
foto makanannya semua bikin ngileerrr. rekomendasi dari mama Mbak Jane nih oke-oke semua yaa. enak nih kalo pergi Mbak Jane nggak bakalan kehabisan list tempat wisata dan makan hihi. 😆
Harus makasih banyak sama langit cerahnya Bali, Mba Deaa. Semua foto liburanku cantik-cantik XD
DeleteDari Desa Penglipuran bisa sekalian main ke Kintamani, Mba. Kemarin itu ruteku kayak gitu persisss. Jadi pagi main ke Penglipuran, siang ke Kintamani sekalian makan siang. Untuk kendaraan, yess harus sewa, sih, hahahaha. Aku minim info nih kalau untuk solo traveling, tapi banyak juga temanku yang travel ke Bali sendirian, aman banget :D
Bali Safari juga okelah, wisata keluarga banget memang, hahaha. Aku juga senang dengan vibe-nya yang ceria gitu, mungkin karena banyak anak-anak, ya 😄
Next time aku coba berbagi kuliner yang halal, yaaa. Siapa tahu bisa membantu mengisi wishlist-nya Mba Dea dan teman-teman lain yang membutuhkan :D
aaa seru sekali baca tulisan Ci Jane ❤️❤️❤️. paling suka baca blogpost Cici kalau lagi di Bali karena banyak rekomendasi tempat makan dan nongki yang kece 😆. langit di Bali biru sekaliii! aku rindu melihat langit biru karena belakangan ini di Jabodetabek seram sekali langitnya 😭.
ReplyDeletedulupun aku kira kintamani nggak ada apa-apa jadi waktu ke Bali nggak mampir ke sana, eh selang beberapa waktu kemudian kintamani malah jadi hitz karena banyak cafe yang viewnya cakep. kalau dilihat dari foto Cici, emang sih cakep betul pemandangannya! buat makan dan bengong di sana sih asik banget 🤣. sate ayamnya kelihatan menggiurkan sekali! itu bumbunya terlihat meresap sampai ke dalam-dalam. kebayang rasanya agak pedas, iya kah, Ci?
puas banget liburan kali ini ketemu minuman kopi yang endeus endeus ya!! kalau disuruh pilih juara nomor 1 dari semua kopi yang Cici sebutin di atas ada di cafe yang mana? 👀
Iya betul sekalii. Kintamani jadi banyak banget kafe hits, yang kata mamaku sebetulnya sama aja, cuma beda spot foto, wkwkwk. Bahkan ada Starbucks juga lho! *norak*
DeleteSATE AYAMNYA JUARAK MEMANG 😭 Kopi yaaa... aku bakal pilih Komeda, karena unik dan nggak ada di Jakarta/Bogor 😝
Mengingat Jakarta (dan Bogor) langitnya lagi kelabu terus sebulanan terakhir ini, liat foto-foto di Bali dengan langitt super cerah tuh segeeeerrrr dan happy banget liatnya 🥹🥹🥹 Kayak terharu gitu liat di belahan pulau lain masih bisa liat langit secantik itu 🥺🥺
ReplyDeleteDesa Penglipuran cantik banget deh bersih bangeeet (walau alhirnya Josh si perfeksionis nemu juga ada sampah) wkwkwk.. Itu yang jadi background foto emang tempat wisata atau rumah warga sana Jane? Ahaha.. 😂
Waktu ngubek foto untuk tulisan ini aku pun sambil membatin betapa indahnya langit Bali, hahaha. Tapi katanya angka polusi Denpasar termasuk yang paling rendah, yaa.
DeleteSemua rumah warga, Eyaa, hahahaha. Tapi memang mereka mengizinkan untuk foto-foto, asal nggak nyelonong masuk aja, hihi. Cuma rata-rata rumah mereka memang dijadikan tempat jualan gitu, entah makanan atau oleh-oleh.
Mbaaa selama baca posting ini selalu bilang "wah langitnyaaa cakep" trus "eh enak kayaknyaa" jadi beneran laper mata mulu pas baca ini. Selain makanannya yang menggugah banget ngeliatin alamnya bagus bangettt kayak adem aja ngeliatinnya...
ReplyDeleteSemuanya serba enak dilihat ya, Mbaa, hahaha. Aku juga jadi kangen Bali nih, demi mandangin langitnya yang cantik dan kulineran sampai begah 😂
DeleteJariku gateeelll mau komen crita kamuuu, itu Krystal, kenapa cantikkk sekaliii, seperti boneka hiduppp, aku senang baca crita perjalanan liburan kamu Jane. yang baca ikut bahagia juga, disuguhi photo2 yang cantik2. Thank youu sayang
ReplyDeleteIniii aku inget nihh story yang mana, hahahaha. Ah, terima kasih banyak udah baca, yaa. Btw, ini ci Shierly yang kukenal bukan, ya? :D
DeleteDesa panglipuran aku pun blm pernah datangin sampe Skr. 😅. Ntah kenapa jujurnya ga terlalu suka tempat yg udah terlalu viral Jane. Mau ditulis juga bingung, Krn udh banyak yg nulis 😄. Makanya kalo ke Bali aku suka trmpat2 yg masih sepi. Kec bawa anak2 ya, baru deh datangin yg udah mainstream.
ReplyDeleteKintamani dari dulu aku malah suka, Krn sejuuuk 😄😄😁. Pokoknya semua tempat sejuk di Bali pasti favoritku.
Trakhir kesana makannya di cafe baru, okuta Bali. Sama2 menghadap ke gunung nya itu juga. Kemarin lumayan enak sih kafenya, walopun makanan memang agak mahal, tapi porsinya gedee. Jadi termaafkan 😄
Mba Fannyyy, apa kabar dirimu? Lama nggak lihat di IG, kalau nggak salah baca di komentar blognya Lia, memang lagi hiatus, yaa? Semoga Mba sehat selalu, ya <3
DeleteBetulll, aku pun sebetulnya nggak terlalu suka tempat viral, tapi Desa Penglipuran ini menurutku worth to go, pengen tahu aja desa terbersih tuh kayak apa, hihi.
Mba Fanny banget lah yaa nyamperin tempat-tempat sejuk XD aku juga emoh diajak ke tempat panas, makanya agak mager kalau ke pantai tuh, kecuali pagi-pagi, deh, wkwkwk.
Berarti suka ke Bedugul juga dong, Mba?
fix pengen nyobain ke desa terbersih di dunia
ReplyDeleteCus segera berangkat!
DeleteKomeda's Coffee ini yang kita obrolin di IG kan ya, mba Jane? Ternyata kalau di Bali mereka jual menu pork, ya? Eh, apa di Indonesia baru masuk di Bali aja, ya?
ReplyDeleteDulu tuh image Bali di mataku always pantai, sampai beberapa tahun lalu ikut private tour, dibawa ke Ubud dan Kintamani, cakeep bangeeet. Foto di sana background-nya berasa editan saking bagusnya XD
Betul banget, Mba Hicha. Kalau di Jepang ada menu pork juga, kah? Yess, sepertinya memang baru di Bali aja :D
DeleteHahaha Bali tuh punya gunung dan danau juga yang cakep-cakep. Dulu aku males ke destinasi gunung, sekarang (makin tua?) malah pengennya yang adem-adem, ke pantai karena bawa anak-anak main aja, wkwkwk.