Aduduuu, ada yang lebih basi nggak, sih, dari ngelanjutin cerita road trip kemarin? Tetep mau dilanjutin kok biar archive-nya nggak bolong-bolong, hihi.
Hari Senin pagi, kami udah harus bersiap kembali melanjutkan perjalanan (pulang), tapi mampir dulu di kota Surabaya.
Pagi itu, rasanya beraaaat sekali harus ninggalin rumah orang tua. Selain karena durasinya singkat banget, kami harus rela nitipin Josh liburan sampai Natal di Bali.
Whaaaaaat.
Baik aku maupun suamik nggak menyiapkan hati sama sekali untuk ini. Semalam sebelum bobo, tiba-tiba anaknya ngomong dengan sedikit merengek, "Ma, boleh nggak, sih, aku tinggal di sini lamaan? Gapapa kok aku bisa sendiri, aku udah gede."
Sungguh, hatiku bergejolak sekali. Salah satu sisi, bangga dengan Josh yang udah lebih dewasa dan percaya diri untuk bisa menginap tanpa orang tuanya. Salah satu sisi, sedih banget harus melanjutkan road trip tanpa dirinya. Mobil pasti sepiii karena nggak ada yang komentarin jenis-jenis bus atau truk selama perjalanan. Setelah Surabaya, kami berencana mampir Solo juga. Josh udah menanti-nantikan kunjungan ke kota ini. Tapi sepertinya dia jauh lebih thrilled dengan rencananya sendiri untuk menghabiskan sisa liburan di Bali bersama kungkung popo serta para uncles-nya.
Sejujurnya, permintaan Josh ini kecil kemungkinan untuk ditolak, karena liburannya masih lumayan panjang, aku juga belum tahu plan aktivitas setelah balik Bogor gimana, sementara papanya sampai Bogor harus kembali bekerja. Udah pasti hiburan selama di Bali lebih menggiurkan buat Josh. Dia masih bisa ke pantai kapan pun, berenang atau sekadar main Nintendo Switch bareng uncle-nya (curiga ini yang paling dia inginkan lol).
Also, he could spend Christmas with the family. Sounds like a perfect fun plan, ya?
Fun for him, beratttt di papa mama T___T
Setelah rapat singkat di kamar, kami pun mengiyakan permintaan Josh untuk extend di Bali sendirian. Tentu aja sebagai pengalaman pertama, pesan yang kami—terutama mama—titipkan bejibun! Makannya harus pinter, bantu-bantu di rumah, screen time tetap ada batasan, dan lain-lain. Setelah itu, baru deh sesi nangis-nangisan... emaknya doang, sih, yang nangis bombay. Ini anaknya nggak mellow sama sekali, kok bisa??
Keesokan paginya, aku galau. Antara senang karena bakal main ke kota berikutnya, satu sisi sedih ninggalin cah lanang—yang nggak ada sedih-sedihnya—di Bali. Sebagai planner sejati, hal spontan gini tetap membuatku nggak nyaman. Walau Josh tinggalnya pun di rumah papa mama, nggak bakal kelaparan, malah jangan-jangan anaknya nggak mau pulang?!
Setelah cipika-cipiki berulang kali sama anake, akhirnya kami pun berangkat menuju Gilimanuk.
Ya atuh betah kalau begini liburannya mah XD
Perjalanan sampai ke Surabaya tuh rasanya luamaaaa banget. Selain emang jauh, anggota tim hore di belakang mobil berkurang satu, jadi sepi, hiks. Aku pun harus lebih ekstra menahan kantuk buat nemenin suamik ngobrol. Tidurnya tetep, tapi nggak sering, hahaha.
Aku juga menahan diri nggak video call sama Josh setiap jam. Aku, kan, harus jual mahal. Anaknya aja nggak nyari, HAHAHA. Tapi emang, sih. Katanya kalau memang niat nitipin anak sama kakek neneknya, sebisa mungkin nggak usah sering dicari. Biar anaknya belajar mandiri dan mamanya belajar mengatasi separation anxiety!
Siang itu matahari terik banget banget. Pas-pasan saat mobil kami masuk ferry, dapetnya di luar, jadi kepanasan dong.
Ini perjalanan sampai hotel di Surabaya nggak perlu diceritain kali, yaa. Selain nggak ada hal yang menarik, aku juga udah lupa total semuanya. Bahkan IG story pun nggak membantu 🤣
Ini akan menjadi kunjungan keempat atau kelima ke Surabaya. Kebetulan, kami punya beberapa teman semasa kuliah di sini. Kali ini pun, kami janjian ketemu dengan dua teman meski waktunya mepet banget. Untung aja dua teman ini saling kenal, walau kuyakin banget kalau ketemunya masing-masing, pasti sesi cerita pun makin panjang, huahaha. Salah satu teman yang kami temui pun udah tujuh tahun lamanya nggak ketemu. Nggak pernah WA-an, nggak pernah DM-an, tapi sekali ketemu dengan ucapan: "Eh, kalian tahu nggak, sih...", obrolan kami nggak berhenti sampai tiba waktunya harus ke kota lain. Kalau dipaksa, bisa banget si teman ini ngikut kami sampai Solo 🤣
Itulah kenapa Surabaya selalu terasa friendly. Walau kotanya sendiri sebelas dua belas dengan Jakarta, restoran dan coffee shop kekinian tersebar di kiri kanan jalan, it always feels great coming back here.
Yaampun ini kebanyakan cerita sampai lupa mention tempat kami menginap.
18 Desember 2023 - BeSS Mansion Hotel Surabaya
Seperti sebelumnya, kami booking hotel di hari keberangkatan. Ini random search aja, sih. Kami hanya mencari yang nggak jauh dari tol.
Begitu masuk Surabaya, aku sibuk cari makan malam di aplikasi Grabfood. Laper, bokkk. Kayaknya pengen makan yang udah pasti enak dan cepat aja. Pilihan pun jatuh di sebuah merchant semacam depot chinese food gitu. Aku pesan nasi goreng, capcay, dan ayam asam manis... tanpa tahu fakta bahwa porsinya GEDE BANGET 🤣
Astaga, aku syok banget saat terima makanannya. Cuma pesan tiga macam untuk dua orang dewasa, satu balita, yang datang cukup untuk makan 5-6 orang keknya.
Apakah ini di depot yang kupesan aja atau memang standarnya begini, ya? Aslik, nasi gorengnya sampai ada sisa buat besok pagi, padahal kami dapat sarapan hotel. Dari yang lapar banget sampai begah, huahaha.
Selesai makan malam, kami langsung istirahat, especially suamik yang nyetir 10 jam nonstop langsung tumbang. Besok siang masih harus lanjut nyetir ke Solo. Nggak jauh, sih, tapi tetap butuh energi ekstra.
Oh ya, sampai di hotel aku langsung video call Josh untuk room tour, hahahaha. Anaknya selalu excited lihat kamar hotel. We wished he was there with us. Miss him a lot! LDR sama suamik masih bisa ditahan-tahan, sama anak kenapa susyah sekaliiii T_T
The next morning
Sebelum turun ke bawah untuk sarapan, aku nyempetin untuk quick cardio 15 menit. Selama liburan ini badan kaku karena kebanyakan duduk di mobil. Belum lagi asupan makanan yang masuk terus-menerus. Lumayan bikin badan seger dan siap melanjutkan perjalanan.
Suasana sarapan pagi itu cukup ramai. Tempat sarapannya sendiri juga nggak begitu luas, jadi kesannya padat. Uniknya, tamu hotelnya beragam. Ada tamu dinas, keluarga yang berlibur seperti kami, sampai yang lagi girls trip juga ada lho. Kebetulan mereka duduk di meja sebelah kami. Seru amatt, hihi.
Menu sarapannya cukup beragam, tapi untuk rasa... so so banget. Masih lebih enak saat kami menginap di So Long, Banyuwangi.
On the plate: nasi, gado-gado (atau pecel?), ayam panggang, tempe orek, ikan goreng, and last but not least, kerupuk! Kurang Indonesia apa lagi tuh menu sarapanku 😂
Selesai sarapan, kami langsung balik ke kamar lagi untuk mandi. Iya, kami turun sarapan masih pakai baju tidur dan muka bantal 🤣 Coba tolong aku kepo. Kalau menginap di hotel, kalian tim sarapan dengan baju tidur dan belum mandi atau dalam keadaan udah wangi dan pakai OOTD? No judgement here 😜
Nggak berapa lama kemudian, kedua teman kami datang ke hotel dan kami ngobrol sebentar di kamar sebelum akhirnya check-out dan pergi makan siang.
Mumpung udah di Surabaya, boleh lah kita cobain kuliner lokal. Apalagi kalau bukan makan rawon! Kebetulan, dua teman kami ini cukup foodie. Jadi, kamus kuliner mereka lumayan bervariasi.
Rawon Pak Pangat
Lokasinya nggak jauh dari hotel. Aku lupa banget nama jalannya, karena tempat makan ini ada beberapa cabang. Kata temanku, sengaja dipilihin di sini, biar nanti bisa sekalian beli kopi di sekitar buat bekal perjalanan sampai Solo. How thoughtful!
Tebak-tebakan, yaaa. Abis ini kita ngopi apa kira-kira? :P
Rawon di sini ternyata unik sekali, karena kuah rawonnya dipisah dan disajikan dengan krengsengan sapi. Krengsengan itu isinya daging sapi yang disuwir, kuahnya kental, mirip semur, which I like! Suka, dehhh.
Penampakannya kayak gini. Looks good, right?
Dan emang enak banget rasanya!
Sebelum rawonnya datang, kami udah ngabisin entah berapa pcs otak-otak ini.
Mas-mas yang jualan bakarnya tepat di sebelah meja kami, gimana nggak pengen coba?!
Terima kasih kalian yang selalu ajak kami makan enak
dan puas ketawa cuma karena ngeghibah LOL 🤣
nggak basi, nggak basi, dimaafin kok 😝.
ReplyDeleteaku kadang kalau breakfast di hotel masih muka bantal dan pakai baju tidur, Ci 🤣 kadang minder juga lihat udah pada dandan cantik, eeh akunya masih muka bantal wkwkw tapi nggak apa, aku tau aku tidak sendirian(?)
yaampun, penampakan nasi temen rawonnya enak banget, Ci! Menggiurkan banget astagaa 😭, dan aku baru keinget udah lama banget aku nggak makan otak-otak 😭
Huahahaha ternyata ada yang samaan kayak aku. Tapi sebetulnya lihat hotelnya juga sih ya. Soalnya aku pernah saltum breakfast di hotel yang tamunya ekspat, mereka rapi kemejaan, aku masih piyamaan, yaowohh 🤣
DeleteGihhh, makan otak-otak, Lii. Biasanya aku makan otak-otak di tempat pempek, entah kenapa mereka pasti suguhin otak-otak juga. And yess, rawonnya enak sekaliii 😭
sumpaaah itu rawonnya memang kliatan enaaaaak jane ^o^.. ihhh penasaraaaaaan.
ReplyDeleteaku pun suka rawon.. sayang banget rawon nguling yg asalnya dari surabaya trus buka cab di kelapa gading malah tutup. pdhl rame, ga tau kenapa tutup. yg di surabaya ntahlah msh ada atau ga..
tp dr penampakan lebih mantep yg kamu makan ini..
surabaya termasuk yg aku sukaaa makanannya.. mungkin krn banyak pedas... jd cocok aja..nasi babat, paru, lidah, beuugh manteep.
kalo staycation di hotel, biasanya aku tipe yg pas sarapan memang ga mandi tp hrs rapi hahahahaha. yg pasti ttp gosok gigi, sisiran, eyeliner wajib dan lipbalm. suami tuh yg msh pake celana pendek ama kaos tidur ;p. aku ga bisa..
mandi baru setelah makan.. jadi ga kotor lagi hahahaha.kebiasaan aja sih, krn dari dulu di gojlok mama kayak begitu ;p
anak2 skr , bahkan kalo diinget aku juga gitu, seneng bgt kalo ada kesempatan bisa lepas dulu dari ortu hahahaha. apalagi tinggal ama saudara yg disukain . :D. semacam refreshing.
lah ini june kan aku mau ke KL dan penang.. nah krn papa mau sekalian berobat, jadi aku dan adik no 2 & 3 pulangnya tgl 2 juli, papa ama adik no 4 pulang tgl 4 juli.
pas anakku tahu dia minta pulang tgl 4 juga bareng angku uci nya. tapi bedanyaaa, aku hrs ikutt hahahaha. yg 1 ini wajib nempel ama emaknya ;p. lah akunya ga bisa.. akhirnya ttp tgl 2 ;p
Wah, kalau gitu Mba Fanny pasti suka deh sama rawon Pak Pangat ini. Masuk banget ke seleraku yang cenderung doyan manis, soalnya ini mirip semur. Waktu makan rawon nguling yang di Malang itu aku biasa aja, suamiku yang suka banget. Seneng juga bisa nemu rawon yang bener-bener bisa kunikmati :D
DeleteMbaaa, rajin amat udah eye-liner-an pagi-pagi 😆 yang penting sih proper, yaaa. Aku yang pasti udah sikat gigi dan cuci muka aja, terus pake deo dan parfum biar gak bau asem 🤣
Yang nempel sama Mba ini si kakak apa adik? Akhirnya malah nggak jadi sama keluarga Mba Fanny dong?
Btw, nanti review kulineran di Penang nggak, Mba? Penang sama Ipoh tuh WL traveling aku banget sejak entah kapan. Keinget papaku sebetulnya harus kontrol juga ke Penang, pengen main ke sana tapi belum nemu waktunya 🙈
"Aku, kan, harus jual mahal. Anaknya aja nggak nyari,"
ReplyDeletemaappp ini kocak amat 🤣🤣🤣 emang bener yaa, hubungan ibu-anak pun kadang nggak kalah intens dibanding pedekate 😎
what a fun trip and experience! dengan perjalanan yang sangat panjaang, apalagi josh juga belajar ditinggal (?) sendiri, bener-bener akan membekas di pengalaman pastinya 😆
HAHAHAHA ini tuh definisi dekat berantem, jauh kangen.. .tapi searah doang, Mbaaa. Kacian nggak tuh 🤣
DeleteSungguh road trip kemarin ini benar-benar jadi core memory bagi kami berempat. Capek, tapi nggak kapok. Suami udah nanyain mulu kapan bisa road trip lagi, huahaha.
Ciiii koook seruuu sihh trip nyaaa. Ga basiii kok iniii hhhaa. Hebaat sekaalii Josh uda berani begituu, pastinyaa dia happy dan bangga sama dirinyaa sendiri bisa mutusin begituuu.
ReplyDeleteRawonnya terlihat enakk sekali cii apalagi ada tempe goreng yang garing begituuu. Jadi ngiler mauuu cobain. Surabaya emang sihhh kulinernyaa banyaa, dlu pernah ke surabaya dan bisa coba beragam kuliner. Harganya juga termasuk murah2. Solo jugaa banyaak kulinernyaa tuh cii..
Pastinyaa liburan ini jadi pengalaman yang ga akan dilupakan oleh kalian ber-4 karena bisa dekat satu sama lain.
Semogaa ada rencana trip berikutnyaa entah ke kota lainnya yaa ci 😉
Sebuah milestone baru buat Josh, yeaaay! Bangga juga sih kami dia bisa mandiri tanpa kami berdua, inget dulu nggak bisa jauh dari mama, sekarang malah minta ditinggal 😂
DeleteAh iyaa, tempe gorengnya tuh kelihatan garing kriuk gitu, yaa. Tapi nggak garing banget loh, dalemnya masih agak lembut, enak pokoknya. Nambahin tekstur ke nasi dan dagingnya 🤤
Kalau soal kuliner, kayaknya aku masih lebih suka Solo, Devv. Rasanya lebih masuk di aku karena mungkin aku suka manis gurih kali, yaa. Surabaya lebih banyak pedesnya soalnya.
Yaaay, makasih udah baca yaa, Dev. Nanti pankapan kalau liburan bisa diceritain lagi di sini XD
Aku bacanya mundur, yang Solo duluan. Terus pas Josh gak ikut, aku bertanya-tanya. Langsung cusss ke postingan ini. Ya ampuuun Josh ternyata milih sendiri untuk nggak ikut papa mamanya pulang. Brave kids👏👏👏 Thank you Ci Janeee sudah menyelesaikan cerita travelingnya. I'm always here for your other posts! Anyway, aku tim udah mandi dan wangi kalo sarapan di hotel. Ga pede kalo belum mandi ketemu sama orang😆
ReplyDelete