Road Trip Tips with Kids (3 y.o and 7 y.o)

Friday, July 19, 2024


Belum beberapa lama ini, di Instagram lagi rame template stories yang berisikan pesan kalau bawa anak jalan-jalan itu capek, tapi kalau bukan kita siapa lagi yang mewarnai hidup mereka. 

Aku setuju banget kalau traveling bareng anak itu punya warna sendiri. Walau destinasi plesiran kami masih dalam negeri aja, karena belum sanggup (baik mental maupun tabungan) untuk bawa ke luar negeri. Mimpinya udah ada, semoga bisa segera terealisasikan, yaaa *amin*

Bagian capeknya pun udah pasti valid banget, deh. No kidding. Apalagi perjalanan darat berjam-jam cuma di dalam mobil itu cepet bikin suntuk. Belum lagi kalau kejebak macet sambil nahan kebelet.

Itulah sebabnya aku dapat ide buat bikin tips road trip bareng anak, updated version tentunya dari yang sebelumnya pernah kubuat setelah road trip pertama tahun 2019 lalu. Sejak road trip terakhir di bulan Desember pun, udah ada beberapa yang nanya di Instagram, "Gimana, sih, bawa anak-anak jalan jarak jauh gitu, howww?". Setelah tiga kali road trip ke Bogor-Bali, udah cukup kredibel kali, ya, untuk bikin tips ala-ala? :D

Also, this post sebenarnya terinspirasi juga dari Kak Laila yang pernah bikin tips serupa. Jadi, format blog post kali ini akan (banyak) niru dari belio, hihi. Punten, yaa, kakak sayang *sok ikrib* 😝

ON PLANNING


(1) Nggak perlu bikin itinerary yang terlalu heboh atau ambisius. 

Inget, ini judulnya jalan-jalan bareng anak, which means akan banyak kemungkinan terjadinya hal-hal nggak terduga. 

Cuma bikin itinerary ini nggak terlalu berlaku untuk kami saat pergi ke Bali, yang mana sebenarnya adalah "pulang kampung". Mau ke mana, mau ngapain, semua direncanakan ketika tiba di sana. Buat kami, yang penting ketemu keluarga dulu. 

But, if you really need too, like one of my friend yang kemarin ini abis babymoon sambilan bawa anak pertamanya yang masih di bawah 2 tahun, mau nggak mau butuh itinerary dan sempat minta masukan serta rekomendasi. 

Buatlah itinerary sewajar mungkin, kalau bisa jangan terlalu padat. Misalkan, hari pertama sampai di Bali langsung hajar Bali Safari, abis itu main ke Monkey Forest, terus belanja ke Pasar Sukawati. Yasalam, bapak emaknya pingsan duluan, sih, baru juga hari pertama, hahaha. Apalagi kalau bawa toodler, ya, mereka tuh gampang banget overstimulated. Bukannya hepi, ujung-ujungnya krengki, huhu. 

Coba bikin misalnya satu hari nggak usah ngapa-ngapain, sorenya lihat sunset aja di pantai. Anak bisa main pasir, ibu bapak bisa nyantai di bean bag. Sekalian dinner juga bisa lho. Win-win dan nggak terlalu melelahkan.

(2) Booking hotel transit saat di perjalanan saja.

Pilihan hotel transit ini bebas aja sebenarnya. Buatku yang penting lokasinya nggak jauh dari tol, hotelnya terang, AC kamar dingin (WAJIB), dan tersedia non smoking room.

Kenapa nggak reservasi sebelum berangkat? Sebetulnya karena kami nggak tahu prediksi kapan tiba di kota yang dituju. Kayak terakhir road trip ini, awalnya kami ingin bablas sampai Situbondo. Apa boleh buat ternyata kemalaman dan kami memilih untuk menginap di Pasuruan aja. Kalau kami keburu book di Situbondo, repot juga, bukan. 

ON PACKING


(3) Prinsip packing baju anak: go big or go home

Namanya juga anak-anak, ada aja kelakuan yang bikin sehari bisa ganti lebih dari dua helai baju. Apalagi toddler-ku cukup petakilan, sehingga nggak bisa deh aku bawa baju ala kadarnya. 

(4) Bawa baju yang mudah untuk mix and match. 

Ini biasa buat mamanya, yaa. Bapaknya, sih... kaos celana pendek, beres! 

Aku bukan yang modis-modis amat, tapi nggak mau terlihat ngasal juga saat pakai baju. Selain itu, pilihan baju harus bisa sesimpel mungkin karena harus sambil ngangonin bocah. Bahan baju pun cukup jadi concern, harus yang ademmmm dan nyerap keringat. Linen oke, tapi risiko kusut, hahaha. Jadi, katun atau rayon udah cukup banget.

Kira-kira begini tipsnya: 
- Celana pendek beda warna masing-masing 1 pc (kalau aku udah pasti hitam dan beige)
- Celana panjang 1 pc (just in case, harus mengunjungi tempat yang agak proper atau sekadar biar nggak kedinginan aja) 
- Atasan warna netral 5-6 pcs (tergantung durasi liburan, ya. Kebetulan di Bali aku pakai jasa laundry, jadi, jumlah segini masih aman)
- Inner top seperti tank top bawa aja 1-2 pcs. 
- Outer yang bisa dijadikan atasan juga seperti kemeja putih, minimal 2 pcs. 

Udah, deh. Dari situ bisa di mix and match aja sesuai kebutuhan. 

(5) Pisahkan tas khusus saat transit hotel. 

Tujuannya biar nggak rempong bongkar koper utama. Pisahkan aja baju ganti plus baju tidur (soalnya sering kelupaan) di tas terpisah. Pas tiba di hotel transit, tinggal dibawa turun aja, deh. Jangan lupa toiletries bag, ya!

(6) Isi toiletries bag apa aja, sih?

Speaking of which, aku sendiri cuma bawa yang esensial dan secukupnya, yang pasti ukuran produk travel size supaya praktis dan muat di dalam pouch bag yang sudah ada.

- Sikat gigi 4 orang (buat yang dewasa, aku punya yang bisa dilipat)
- Sabun mandi anak 2 in 1
- Body lotion anak
- Skincare mamake: sunscreen (wajib!), moisturizer, face wash, serum, dan toner.

Pocket tooth brush lengkap dengan odolnya. Ini aku beli di KKV, btw.

Ini opsional tapi buatku sangat berguna. Liquid dish soap buat cuci-cuci peralatan makan anak dan botol minum, sementara detergent ya buat cuci-cuci underwears dan baju anak-anak selama di penginapan. Ukurannya praktis dan nggak perlu takut tumpah. Belinya di Pureco andalanku <3

Pouch-nya lucu, kannn? Awet banget udah 3-4 tahunan, belinya di Miniso.

(7) Anak-anak bawa tas masing-masing.

Nah, karena Krystal masih toddler, aku tetap bawa ransel khusus yang isinya keperluan dia seorang. Semuanya barang esensial: baju ganti, mainan dan activity book, tisu kering dan basah (penting banget buat ngelap ini itu), pospak (Krystal udah potty-trained, tapi perjalanan jauh gini riskan, bok, kalau nggak pake pospak. Mana toilet umum seringnya kurang bersih dan layak buat toddler (cewek), belum lagi kalau toiletnya jongkok). 

Dia sendiri pun bawa tas khusus yang isinya mainan semua, hahaha. Josh pun aku minta bawa tas untuk bawa keperluannya sendiri. Nggak ada titip-titipan sama mamanya, biar anaknya juga belajar tanggung jawab. Isinya apa aja? Bebas, sih. Kalau sebelumnya dia masih bawa mainan mobil-mobilan, kemarin ini dia nggak bawa sama sekali. Eh, bawa, deh, sedikit. Tapi sampai di Bali pun nggak disentuh, malah dimainin adiknya, hahaha. Cuma bawa buku sketsa untuk gambar dan alat tulis. 

ON THE ROAD


Hal yang paling sering ditanyakan soal road trip: kok bisa jalan sama anak-anak? Mereka nggak bosan di jalan? Kalau tantrum gimana?

Jawabannya: ya, bisa-bisa aja, kenapa nggak bisa? :D

Cumaaa, kalau emang udah mutusin road trip sama bocahkhususnya toddler di bawah 5 tahun, mungkin harus punya beberapa ekspektasi seperti anaknya bakal bosan, banyak ngeluh, tantrum atau susah makan (atau mendadak picky). Soal makan ini akan kubahas lebih lanjut, yaa. 

Selama di perjalanan, terserah gimana mau entertain anaknya. Balik lagi, kebiasaan keluarga dan kepribadian anak beda-beda, senyamannya kalian aja. 

Kebetulan, dua anakku punya kepribadian yang bertolak belakang. Si koko lebih kalem dan santuy. Sementara si adik lebih heboh, lincah, dan mulutnya nggak berhenti ngoceh. Beruntungnya, usia mereka berdua terpaut cukup jauh, yaitu lima tahun. Alhasil, aku nggak terlalu rempong ngurusin Josh, dia bisa semua sendiri, bahkan bantuin aku untuk nemenin adiknya main, misalnya. Aku pun lebih fokus ngeladenin Krystal.

Bebaskan, dek!

Saat road trip terakhir, Krystal minta diputerin lagu favoritnya. Yaudah, deh, anake nyanyi-nyanyi aja terus sampai mamanya ketiduran sambil ngigoin ditemani lagu yang looping berjam-jam. Aku bisa lho ngafalin lirik lagu Tayo sealbum!

Selain itu, snack wajib tersedia biar anaknya nggak keburu hangry. Percayalah, kadang anak resek tuh sebetulnya butuh ngunyah aja. Camilan andalanku tentu saja susu UHT, biskuit-biskuitan macam regal atau oreo, dan seaweed crackers merk Krice (ini enak sumpah, aku aja doyan). 

Terakhir, selama perjalanan anake pada screen time nggak, bund? Tentu saja... IYA 😆

Seperti biasa, ini senjata terakhir kalau udah mentok nggak tahu mau ngapain lagi atau akunya butuh merem sejenak, sementara baterai anaknya masih ada sisa. Sepengalaman kami, mereka juga nggak betah lama-lama, sih. Mungkin nggak terlalu nyaman juga, ya. 

ON VACATION


Tentang Makan

(8) What to bring/prepare for a picky eater?

Sesungguhnya yang jadi kegelisahan para ibuk-ibuk di luar sana kalau bawa anaknya traveling, apalagi kalau bukan soal makan. Karena makan ini penunjang segalanya. Buat energi iya, buat pencernaan tetap lancar jaya juga penting banget.

Waktu road trip pertama kali di tahun 2019, Josh saat itu baru mau 3 tahun. Pola makannya masih angot-angotan banget. Di Bali masih aman, karena tinggal di rumah orang tua, aku masih bisa masak yang biasa dia makan di rumah. Begitu kami tiba di Jawa, jenggg... anaknya hampir nggak mau makan apa pun. Entah nggak cocok atau malas makan aja. Ujung-ujungnya, fast food atau mi instan Lemonilo, deh. 

Kalau situasinya kayak gini, yaudah gapapa, bund. Lemesin aja, shaay. Nanti pas pulang bisa dibenerin lagi kok. Abis, ya, gimana. Nggak makan sama sekali juga nggak mungkin. 

Sekarang gimana? Puji Tuhan anaknya udah doyan makan! Soto hayuk, sate hayuk, tinggal yang pedes-pedes aja, nih. Boleh kali, ya, diajarin dari sekarang, hihi.

Eh, jadi tipsnya apose soal makan ini? Beli makanan instan? Hahahaha. 

Mungkin kalau bunda mau repot, boleh kali tuh bawa panci listrik portable yang bisa masak nasi, kuah-kuahan atau bikin scramble eggs. Bisa juga ngakalin bawa topping makanan yang pasti nggak bakal ditolak, misal abon atau nori. Jadi, kalau kepepet susah nemu makanan yang cocok, taburin aja ke nasi anget. Gapapa kali, ya, mengabaikan nutrisi sesekali. We try our best! 😂

Road trip bulan Desember yang lalu, aku bawa beberapa botol susu Nutrinidrink ini. Ini bisa jadi pengganti sumber makanan utama. Kalau dirasa anaknya kurang asupan saat perjalanan, aku kasih minum ini. Pulang liburan, ya nggak minum lagi. Benar-benar cuma untuk tambahan nutrisi yang praktis aja selama liburan.

(9) Remember to eat your fruits and greens.

Sekarang di mini market pun banyak yang lho yang jualan buah potong. Nggak ada alasan sebenarnya malas makan buah atau ribet motongnya. 

Favorit kami sekeluarga buah pisang, pepaya dan melon. Pisang ini benar-benar praktis lah, kesukaan anak-anak juga. Kebetulan saat liburan kemarin, buah-buahan ini lagi musim, gampang banget belinya.

(10) Pilih hotel yang menyediakan sarapan.

Ini nyambung dari poin ke-8, ya. 

Sarapan ini nggak wajib hukumnya, tapi akan sangat membantu buat buibuk yang anaknya susah makan. Pilihan sarapan hotel biasa beragam. Jadi, bisa tuh anaknya pilih-pilih dari nasi, bubur, sereal, roti-rotian, dan tentunya ada buah. Setidaknya, perut udah aman di pagi hari, ya!

Tentang Menjaga Kewarasan

Walau judulnya liburan, drama itu pasti ada aja, hahaha. Entah itu bapak ibunya yang berantem tipis-tipis atau orang tua nggak sabaran ngadepin anak (ini kebanyakan mamanya, sih...). 

Jadiii, untuk tips yang ingin kuberikan kali ini adalah make time for yourself, baik untuk mama atau papa, bahkan kencan berdua pun sangat sangat kuanjurkan, dalam catatan jika memungkinkan. 

Lucky us, kami bisa nitipin anak-anak di rumah dan pergi kencan saat pulang ke Bali. Nggak perlu seharian kok, beberapa jam aja udah cukup banget. 

Me time juga begitu. Waktu di Bali, kami berdua punya jadwal me time masing-masing. Suami udah pergi nge-gym, sementara aku pergi ngafe, sambil bawa buku atau buku jurnal. 

Me time atau kencan ini benar-benar efektif buat kami supaya tetap waras ngurus anak selama liburan. Kebetulan, kebiasaan ini nggak cuma kami terapkan saat liburan aja, dalam kehidupan sehari-hari pun udah sering dilakukan. Pokoknya kalau suami udah lihat mukaku nekuk, suara udah mencapai oktaf lebih tinggi dari biasanya, doi pasti berujar, "Aku bawa anak-anak keluar dulu, ya. Kamu me time aja." Dan aku benar-benar me time. Nggak beberes rumah, nggak juga masak-masak, tapi melakukan hal yang bikin aku rileks. Saat liburan juga gitu. Goleran di kasur sambil main Project Makeover juga udah me time mewah kok buatku :P

Yuk bisa yuk, menormalisasikan me time (buat ayah dan ibu) saat liburan. 

***
Semoga postingan panjang ini bisa menjawab semua pertanyaan soal road trip kami, ya. Kalau ada yang mau nambahin atau sekadar nanya-nanya yang lain, hayuklah kita ngobrol di kolom komentar :D

5 comments:

  1. meskipun belum ada anak, ini tips-tipsnya semua bermanfaat dan applicable. bahkan iya berdua aja bisa memungkinkan terjadi berantem tipis-tipis wkwkwk (IKYK). also, that toiletries bag is neat--kelihatan kecil tapi muatannya banyak. definitely will look up about pureco karena kemasannya sangat ringkas!

    ReplyDelete
    Replies
    1. Jadi kapan kalian berangkat road trip? :D

      Ah, Pureco ini andalanku bangett untuk produk bebersihnya. Yang paling sering repurchase itu All Purpose Cleaning, bahannya aman banget untuk bersih2 perintilan anak 🙌🏻

      Delete
  2. Traveling sama anak emang bikin kita orang tuanya buat slow down dan gak greedy, no itinerary is the best itinerary kl sama anak tuh, but it Will just getting easier, malah bakalan ditagih tuh sama bocil kl udah lama ga traveling, kapan kita naik pesawat lagi mama? Ha ha ha belakangan ini malah dia yg udah ngasih ide, ngajak ke Maroko secara temen2nya banyak yg mudik ke Maroko kl libur musim panas ;-)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Exactly! Itu yang kami rasakan dari road trip kemarin, rasanya lebih slow, nggak rush kayak hari-hari biasa. Pulang road trip sama sekali nggak ngerasa capek batin, bener-bener refreshed! :D

      Ah, seru yaa kalau anak2 udah bisa minta jalan-jalan. Jadinya diiyakan nggak berangkat ke Maroko? Hihi

      Delete
  3. Me time saat traveling bareng anak-anak itu kayaknya salah satu hal yang sering terlupakan, Ci :') setelah baca blogpost ini, aku jadi tahu betapa pentingnya me time meski saat liburan. Dan memang pengalaman adalah guru yang terbaik ya! Melihat Cici yang udah pengalaman bolak-balik road trip sama anak-anak tuh bikin aku jadi tenang karena kelihatannya nggak seriweuh yng aku bayangkan(?) atau mungkin karena vibes tulisan Cici rasanya calm banget jadi bikin aku berpikir kalau traveling sama anak-anak tidak serepot yang dibayangkan wkwk

    ReplyDelete