Sebelum "otot-otot" menulis ini makin tumpul karena mulai jarang dipake, yukslah kita lanjutkan cerita trip yang tertinggal.
Yes, I'm talking about the last destination of our Java trip in July 2024. Nggak kurang lama tuh? 🤣
Jadi, sebelum pulang ke Bogor, kami melipir ke kota terakhir di Jawa Tengah, yaitu Semarang.
Kebetulan jaraknya cuma tiga jam aja nih dari Blora. Selain biar nggak terlalu capek harus bablas sampai Bogor, tentu aja kita nggak bisa ngelewatin kesempatan untuk reunited dengan keluarga yang ada di Semarang.
Fyi, kokonya suami tinggal di sana bersama keluarga. Josh dan Krystal juga udah nggak sabar mau main bareng dengan sepupu-sepupu mereka.
Satu jam sebelum tiba di hotel, koko ipar nelpon untuk kasih info kalau akses menuju hotel itu lagi macet parah dan akan ditutup karena ada acara ulang tahun Bhayangkara.
Wah, ketar-ketir dong. Kami juga nelpon hotel untuk konfirmasi dan memang benar. Namun, jalanan masih bisa dipakai, karena besok baru akan ditutup untuk acara parade.
Kami sampai muterin jalan yang sama dua kali karena nggak nemu pintu masuk hotel. Ditambah jalanan padaaaat banget. Suami yang udah nggak enak badan dari saat tiba di Blora, udah puyeng banget nyetir dan lihat jalanan yang ramai.
Sementara aku malah sibuk ngeliatin jalanan Semarang yang bagussss banget sekarang. Rapi dan enak aja diliat mata, hahaha. Maklum, ini baru kedua kalinya aku kemari dan nggak sempat explore kotanya.
Long story short, akhirnya kami tiba di Quest Prime Hotel di Jalan Pemuda.
Aku agak kaget karena akses masuk parkiran maupun lobby utamanya sempit banget. Kek mepet banget gitu lho. Udah was-was aja apa kabar dengan kamarnya nanti. Belum lagi ternyata mobil kami harus diparkir di luar gedung hotel karena penuh! Malamnya saat mau keluar, kami harus jalan kaki beberapa meter dari hotel, terus nungguin orang hotelnya ngambilin mobil kami yang diparkir entah di mana, wkwkwk.
Yaudalah, terserah gimana yang penting ini pengen masuk kamar bebenah dulu.
Lucky us, we got connecting rooms with my parents. Dan meski kamarnya nggak luas-luas amat, ranjangnya cukup besar. Kami nggak perlu nambah extra bed karena muat berempat.
Sorenya, anak-anak berenang heboh bareng geng sepupu sampe nggak mau udahan. Meanwhile, papa mamanya harus mikirin mau dinner apa abis ini.
Jujur, kami nggak punya banyak list mau ngunjungin apa, kuliner apa, dll. Karena kami cuma punya waktu sebentar dan biasanya kami pasrahkan soal destinasi kuliner ke koko dan cici ipar.
That night, we ended up having a seafood dinner at Nyoto Roso.
Sayangnya, aku nggak sempat foto apa pun. Selain sibuk nyuapin bocah, aku pengen menikmati makanan aja. Yang aku ingat, makanannya enak-enak kok. Laper juga, sih, mengingat makanan terakhir yang masuk ke perut adalah sate ayam dan soto klethuk di Blora.
Selesai makan, kami langsung pulang ke hotel—yang harus menempuh kemacetan (lagi). Oh, kami sempat mampir sebentar ke Semawis. Sedih bangett, karena ternyata Semawis udah nggak seramai dulu. Banyak toko yang tutup dan orang yang datang pun hampir nggak ada. Padahal itu di hari Minggu lho. Terakhir kali kami datang di tahun 2019 masih cukup ramai. Katanya, sih, efek pandemi lalu. Sedih, ya ):
Sampai di hotel, suami tumbang setelah aku bikinin air jahe untuk ngangetin badan.
But before he hit the sack, kami rapat kecil-kecilan dengan papa mama, debating should we extend for another night in Semarang or not. Mengingat suami yang belum fit, maupun anak-anak yang belum puas lepas kangen with the cousins.
Akhirnya palu diketuk dengan keputusan extend satu malam dan pindah hotel supaya lebih nyaman. Tok tok tok!
So, that's wrapped up our first night in Semarang.
🌼
Thank God, suamik udah segeran dan bisa bobo lelap, jadi bisa nemenin anak-anak yang udah turun berenang lagi.
Sementara itu, aku ngide ajakin papa mamaku jalan kaki ke Lawang Sewu, yang kebetulan tinggal nyebrang dari hotel. Awalnya, aku bener-bener nggak tahu kalau hotel yang kami pilih itu dekat banget dengan bangunan ikonik dan bersejarah ini. Daripada nggak ngapa-ngapain sampai jam checkout, yukslah kita main ala-ala turis aja ke sana.
Meski hari Senin dan masih pagi, tapi udah banyak banget orang-orang yang datang berkunjung. Yang datang rombongan ada, yang datang bareng keluarga ada, pasangan ada, yang datang khusus buat foto-foto pun juga adaaa.
Mungkin Lawang Sewu bagi warga lokal udah jadi tempat wisata yang biasa aja. Tapi buatku yang pertama kali datang, tentu aja cukup norak. But it's okay. You're allowed to be norak once in a while. Biar hidup tuh nggak gitu-gitu aja, kan? Hihi.
Bangunannya sendiri memang tua, tapi terawat. Area di sekitar bangunannya yang bikin aku kagum karena indah banget. Mana cuaca pagi itu cerah banget, sangat mendukung untuk sesi foto-foto. hahaha.
Oh ya, saat beli tiket masuk, mungkin kalian akan ditawari apakah mau beli paket dengan tour guide. Karena kami datang cuma ingin tahu dan foto-foto aja (ehm...), jadi kami nggak pakai guide. Saat memasuki beberapa ruangan di dalam, ada beberapa grup yang ditemani guide, jadi kami curi-curi dengar aja apa yang lagi dijelasin, huahaha.
Btw, Lawang Sewu ini tuh dulunya adalah kantor pusat perusahaan kereta api swasta milik Belanda, yang kemudian menjadi aset Kereta Api Indonesia (KAI). Nah, sekarang ini dijadikan museum yang menyimpan berbagai koleksi kereta api dari masa ke masa di Indonesia.
Koleksi foto saat revitalisasi Lawang Sewu di tahun 2009.
Sebel banget liat aura lorong gelap begini. Kalau kata papaku, "Itu mah tergantung mindset kamu aja." Baiklah👍🏻
Selain itu, ada satu sudut yang ramai dijadikan tempat foto oleh turis, yaitu ornamen kaca patri, yang menceritakan kemakmuran dan keindahan Jawa. Waktu di sana, kami sempat melihatnya sebentar, dan memang cantik betul. Sayangnya, lagi-lagi jadi lautan manusia untuk antre foto.
Ini ornamen kaca yang dimaksud.
Kami nggak menghabiskan waktu lama di dalam, karena mama papa udah capek jalan plus kepanasan. Untungnya, di dalam banyak yang jual jajanan lokal, termasuk es jeruk yang langsung bikin seger badan yang kepanasan ini.
Oh, lupaaa bilang harga tiket masuknya, ya. Tenang aja, murah banget! Tiket orang dewasa sekitar 20-30 ribu aja kok.
Aku minta tolong seorang kakak cantik yang lagi asik foto-foto juga pake tripod bareng pasangannya untuk fotoin kami bertiga. Harapannya, bisalah hasil fotonya bagusan. Eh, ternyata... blur 🥲
Fun fact: Lawang Sewu ini, kan, artinya seribu pintu. Dinamakan demikian karena banyaknya pintu dan jendela sebagai sistem sirkulasi udara. Seperti biasa, papaku iseng suruh aku ngitungin jumlah pintu, bener nggak ada seribu. Ya kali, paaa, aku kerajinan ngitung, wkwkwk. Tapi katanya memang nggak sampai seribu, lho. Ada yang pernah ngitungin langsung? 🤭
Ditinggal sendirian di sini takut banget kesasar... (sama takut lorong gelapnya, wkwkwk)
Like mother, like daughter. Pokoknya kudu jajan dulu :P
Pulang dari Lawang Sewu, kami ngadem sebentar di kamar dan bersiap untuk pindah hotel di Jalan Gajahmada. Kami pilih hotel ini karena dekat banget dengan toko milik koko ipar, jadi anak-anak bisa sekalian main-main aja di sana.
Tapi sebelumnya, makan siang dulu donggg.
Beberapa orang nanya, gimana aku ngulik kulineran selama road trip. Sungguh, aku tak punya tips apa pun, selain nanya orang dalam (maksudnya yang kebetulan tinggal di kotanya) atau nyari di Google maps.
Siang itu, entah kenapa aku pengen banget makan chinese food yang proper dan ada menu non halalnya. Setelah dapet izin dari suami—karena kudu merogoh kocek lebih—kami melipir ke Holliday Restaurant yang lokasinya di Jalan Pandanaran.
Kali ini, aku bangga banget dengan restoran pilihanku. Rasa masakannya enaaak dan cocok dengan selera papa mamaku, anak-anak juga lahap. Udah lama nggak makan chinese food senikmat ini.
Ayam kombinasinya juaraaaa <3
Hotel yang kami pilih adalah Hotel Chanti, yang masih satu management dengan Tentrem Hotel. Kesan pertama, masuk ke area parkirannya sempit banget, ya, hahaha. Tapi tidak dengan lobinya yang luas, dingin, dan wangi. Luas kamarnya, sih, biasa aja. Tapi ranjangnya guedeeee! Mana empuk pulak. Pokoknya ini ranjang hotel ter-best selama road trip kali ini.
Sampai di sini, udah nggak ada cerita apa-apa lagi, sih, hahaha. Karena kami sibuk ngerjain ini dan itu. Malam itu pun, aku jalan kaki berdua bareng mama untuk nyari makan malam. Yang aku suka di Semarang, trotoarnya bersih dan luas, jadi nyaman untuk jalan.
Blah, blah, blah... tidur, tau-tau udah keesokan harinya.
🌼
Agenda siang ini, kami akan pulang ke Bogor. Aku juga masih harus ke sebuah tempat bareng mama dulu, lalu mampir ke optik yang kebetulan cuma di sebelah hotel, karena mendadak pagi itu kacamataku rusak.
First thing first, let's have a breakfast.
Kami ngambil kamar dengan sarapan, supaya nggak ribet mikirin mau makan apa. Plus, anak-anak jadi gampang makannya, abis itu tinggal berenang... lagi. Hahahaha. Ada apa anak-anak dengan berenang, yaa.
Btw, breakfast di Chanti ini enak-enak, lho. Ada jajanan pasarnya, pastry-nya juga cukup enak. Boleh banget jadi referensi penginapan kalau main ke Semarang.
Siangnya, cici ipar beliin nasi ayam Bu Pini favorit akuuu untuk makan siang anak-anak. Selera nasi ayam orang beda-beda, yaa. Ada yang suka lebih gurih pedas, ada yang sukanya agak manis kayak aku. Desember kemarin pas ke Semarang lagi, aku sempet cobain nasi ayam Bu Nyoto, teteppp lebih suka Bu Pini :D
Udah, deh. Ceritanya selesai sampai di sini.
Perjalanan dari Semarang-Bogor cukup lancar. Kami tiba sekitar pukul tujuh malam. Sampai di rumah, kami disambut dengan air kotor! Hadeuuuuh. Mana badan lengket semua, pengen banget mandi. Entah kenapa air torennya bisa kotor. Mungkin ditinggal kelamaan? Pada akhirnya, mandi pakai air aqua, dah. Serasa sultan banget, hahaha. Kalau nggak mandi, mana bisa tidur, huhu.
Demikian cerita road trip edisi Juni-Juli 2024 selesai di sini!
Lama-lama blog ini isinya cerita road trip doang, wkwkwk. Jangan bosan bacanya, ya!😁
Mungkin memang tidak sampai seribu ya, sekedar hiperbola dari pintunya yang banyak sekali
ReplyDeleteHappy New year Jane and Family , gak apa-apa postingan lama, yg penting ada postingan hihihi Happy deh aku kl liat msh ada blogger yg nyuri2 kesempatan utk nulis di blog:)
ReplyDeleteBanyak banyak cerita road trip gapapa Mba Janeee berasa ikut liburan jugaaa hehehe
ReplyDeleteBtw ada apa Semarang dengan parkir hotel yaaa, kok bisa 2 hotel sama-sama sempit wkwkwk soalnya dulu aku pas ke Semarang juga gitu Mba dapet hotel yang parkirnya sempit banget mana jalan masuk keluarnya sama alhasil susah mau keluar.
Aku udah 2x ke Semarang tapi belom pernah ke Lawang Sewu, padahal ikonik kan ya tapi engga sempet terus. Sekarang itu jadi semacem museum gitu kah Mba? Atau cuma gedung-gedung gitu aja? Karena aku penasaran pengen banget kesana karena orang kok foto-foto di aesthetic banget wkwkwk tapi aura seremnya juga gak ketinggalan, makanya aku kepo banget
Nggak bosen Ciii, justru seruuu. Please keel writing🤗
ReplyDeleteSemarang ini kota yang nempel banget di ingatanku karena pernah jalan-jalan ke sini dadakan bareng temen. Ke Lawang Sewu juga. Dan aku pun takut dengan lorong-lorong gelapnya🙈 Secara umum emang kalo bangunan tua khas Belanda gitu aku takut sih, hahahaha.
Jendela ornamen yang warna-warni itu jadi spot menarik memang ya buat pengunjungnya. Harus antre kalo mau foto di sana. Berhubung males duluan dan masih pagi dan masih banyak destinasi lain, aku pun dulu skip spot itu Ci. Cuman akhirnya cari tau cerita-cerita yang tergambar di kacanya. Waktu itu masih semangat banget untuk nulis sejarah dari tempat yang dikunjungi. Entah kenapa kalo sekarang males...🤣
Anak-anak dan berenang...mungkin asik kali ya di pikiran mereka kalau main air. Based on pengalaman pribadi dan observasi ponakan juga, hahahaha. Habis mau main apa lago coba di hotel kalau bukan main air atau ke playgroundnya (kalau ada😆).
Mandi pakai aqua aku jadi inget sesepenyanyi Indonesia yang konon mandinya harus air galon kalo lagi show🤣🙈
Msh belum terlalu lama ini Jane. Apa kabar aku yg nulis tulisan 3 tahun sebelumnya 🤣🤣. Yg pe ting ditulis, drpd nganggur di draft 😁
ReplyDeleteAku belum sempet eksplor banyak semarang. Sekalinya nginep agak lama, eh pas pandemi . Mana bisa jalan2, di hotel aja mendekem 🤣. Waktu itu stay di gumaya hotel.
Makanya udh niat banget pengen stay lg dan beneran eksplor tempatnya trutama kuliner juga. Kemarin malah ga sempet mau berhenti di semarang .
Kalo ke lawang sewu, aku maunya pake guide, krn pengen bgt liat ruang bawah tanahnya yg katanya sereeem hahahahaha. Aku tuh penakut, tp ama yg horor begini sukaaa 😅